"Hahh..."
Berapa kali aku menghela napas saat pelajaran bahasa Jepang dimulai? Hari pertamaku di kelas ini sudah membuatku frustrasi. Bagaimana Kaiser bisa menjalani hari-harinya? Pasti sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang-orang di sini. Tanpa earphone terjemahan ini, bagaimana dia bisa bertahan? Dia benar-benar hebat.
"Jadi, cukup sampai di sini saja pelajaran kita. Pastikan besok kamu sudah bisa menghapal cara memperkenalkan diri dan beberapa kosakata yang sudah kita pelajari. Sampai ketemu besok."
Setelah dua jam belajar, akhirnya aku bisa menghirup udara segar dari jendela kelas. Pandanganku melayang ke pohon sakura yang masih hijau. Musim semi akan segera datang di pertengahan bulan Maret.
Cantiknya bunga-bunga kecil berwarna pink, yang kuduga hanya bisa kulihat dari Anime, sekarang bisa kulihat dan kusentuh secara langsung.
"Aku tidak sabar menunggu bulan depan." Tak pernah aku merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya, hingga aku lupa untuk berhenti tersenyum.
Namun, aku tidak bisa berlama-lama di kelas. Aku sudah berjanji pada Kaiser untuk pergi ke tempat pembuatan tato. Saat aku memikirkannya, aku merasa tidak enak karena membuat sahabatku melakukan sesuatu yang buruk untuk tubuhnya. Tetapi, saat melihat dia mengabaikanku, aku pun menuruti kemauannya yang ingin ditato.
Aku sudah mencari tempat pembuatan tato di Jepang melalui internet dan menemukannya di Shibuya. Untuk sesaat aku mengingat kembali omongan Peramal, aku tak bisa berhenti memikirkan kata-katanya, tapi di sisi lain, aku tidak mau mempercayai ramalan. Aku harus bagaimana?
'...jangan pernah mendekati peramal itu. Mereka hanya penipu ulung yang suka mencari uang dengan membuat ramalan palsu.' Kata-kata Kaiser memang benar. Zaman sekarang bukan saatnya lagi mempercayai ramalan nasib.
Ramalan cuaca yang sudah diperkirakan oleh ahli saja masih tidak akurat, apalagi ramalan nasib. Pikirkan saja pelajaran tadi, Ness, itu prioritas saat ini.
"Apa kelasnya susah?" tanya Kaiser melirikku.
"Lumayan," jawabku. "Bagaimana kau bisa menjalani hari-harimu di negara orang, Kai? Aku baru sehari di sini, tapi sudah sangat kesusahan."
Dia tertawa dan aku bingung. "Itu wajar karena kita orang asing di sini. Jalani saja dan nikmati kehidupan di sini demi mimpi kita."
Aku pun tersenyum. "Tentu saja, aku sudah jauh-jauh datang kemari demi bisa menjadi partner terbaikmu."
"Itu saja? Kau bilang mau menjadi Midfielder terbaik juga," tambahnya dalam raut wajah yang sedikit kecewa.
Menjadi Midfielder hanyalah elakanku saja saat ada yang menghina diriku. Aku tidak pernah memikirkan satu keinginan lain selain menjadi partnernya saja dan aku merasa sudah cukup dengan itu. Kemungkinan menjadi Midfielder; aku belum tentu bisa mewujudkannya, apalagi menjadi yang terbaik.
"Kau tidak percaya diri, ya?" Sesuatu seperti telah menusuk hatiku. Apa Kaiser bisa membaca pikiranku?
Dia membuang napas dengan kasar, seraya merangkul bahuku cukup erat. "Mau sampai kapan kau merasa tidak percaya diri? Sesekali lihatlah kemampuanmu dan akui bahwa kau bisa menjadi Midfielder terbaik. Bukan hanya aku, Master Noa juga bisa melihat kemampuanmu yang melampaui anggota lainnya. Kau juga tidak sendirian, 'kan ada aku. Jika kita bisa bekerjasama, menjadi partner terbaik hanya tinggal membuka tabir saja."
Tangannya terlepas dari bahuku, dia berjalan mundur dengan merentangkan kedua tangannya di udara, cahaya senja sore ini menjadi latar belakang eksotis untuknya.
"Kita buktikan pada dunia!"
Hatiku memang masih ragu untuk menjadi Midfielder, tetapi debaran hebat di sini telah memacu semangatku. Mungkin, aku bisa menjadi Midfielder seperti yang dipercaya oleh Kaiser.
KAMU SEDANG MEMBACA
TATTOO || KAISER NESS ✅
Fanfictionᴡʀɪᴛᴇ : sᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 2023 ᴇɴᴅ : ғᴇʙʀᴜᴀʀɪ 2024 Garis takdir menyerupai tato mawar biru muncul dengan misterius membawa rasa sakit seperti disayat perlahan-lahan. Ness tidak tahu bagaimana tato ini bisa muncul di punggungnya tanpa sebab. Dia menjadi kere...