Part-nya panjang, semoga betah bacanya^^
°^°^^°^°
Gemuruh sorak sorai suporter dan penonton memenuhi seluruh stadion, menggetarkan lapangan dengan kegembiraan yang luar biasa. Kemenangan pertama bagi Kaiser dan Ness di Akademi BM memicu gelombang reaksi serentak dari para pendukung setia. Di laga persahabatan antara Ü-Academy dan BM Academy, mereka keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 3-1, menciptakan momen epik.
Setelah pertandingan, kedua tim berbaris rapi, saling berhadapan, dan berjabat tangan dengan sikap sportif yang memperkuat semangat persaudaraan. Beberapa reporter turun lapangan untuk mewawancarai Kapten Tim, Michael Kaiser. Dengan tubuh berkeringat, rambut lepek, dan napas terengah-engah, Kaiser tetap menjawab pertanyaan dengan sikap profesional yang mengagumkan.
Sementara itu, dari tempat istirahat tim, Ness memperhatikan dengan bangga sahabatnya yang tengah diwawancarai oleh reporter. Meskipun merasa sedikit malu saat Kaiser dengan rendah hati menyatakan, "Ini juga berkat permainan luar biasa sahabatku." Seiring dengan itu, reporter beralih ke tempat istirahat Ness, menanyakan pengalaman uniknya selama pertandingan.
Ness tidak menyangka bahwa pertanyaan dari reporter tidak hanya berkutat pada permainannya, melainkan juga membahas keluarganya. Awalnya, dia yakin dapat menjawab sebagian, namun seiring berjalannya waktu, tekanan dari pertanyaan yang semakin rumit mulai dirasakannya. Dari kejauhan, anggota keluarganya memperhatikannya, menangkap gelagat kepanikannya.
"Muncul berita tentang Anda di media sosial karena Anda adalah anak dari keluarga selebritis terkenal di Jerman yang tidak pernah dikenal publik. Siapa sangka Anda memilih jalur sepak bola bersama sahabat Anda? Bagaimana Anda meyakinkan Tuan Albert untuk memberikan izin?" tanya reporter dengan nada penasaran.
Bibir Ness terbuka dan tertutup, ragu untuk memberikan jawaban. Sesekali, matanya melirik ke tempat keluarganya yang duduk di kursi penonton, memperhatikan setiap gerakannya. Dengan tarikan nafas panjang, Ness akhirnya menjawab perlahan.
"Sepak bola adalah hobiku sejak kecil, lalu datanglah Kaiser yang mengajakku mengejar impian ini. Ayahku selalu mendukung kami dengan pikiran terbuka. Saya sangat berterima kasih padanya atas izin dan dukungan untuk mengejar impian ini."
Reporter terharu mendengar jawaban Ness, namun Kaiser diam-diam merasa kesal. Baginya, jawaban Ness terlalu berlebihan dalam melindungi reputasi keluarganya, meskipun di balik kamera tidak sebaik yang mereka kira. Sementara Keluarga Alexis tersenyum puas melihat Ness berhasil menjaga nama baik keluarga.
Kemudian, pertanyaan selanjutnya dilontarkan, "Apakah Anda memiliki harapan untuk impian Anda?" Ness berpikir sejenak sebelum menjawab dan tersenyum dengan bentuknya yang aneh, "Tentu saja, saya berharap dapat terus bermain dengan Kaiser sebagai mitra terbaik."
Senyumannya membuat para reporter terpaku, sementara Sanchez, menghela napas panjang, merasa adiknya itu tak seharusnya menunjukkan senyumannya yang aneh. Baru saja Ness menjaga nama baik keluarganya, sekarang dia menjadi sorotan hanya karena senyumannya.
"Baiklah, terima kasih atas waktu yang Anda berikan untuk menjawab pertanyaan kami," ucap reporter sambil berbalik, kembali fokus pada penyiapan berita yang akan disiarkan.
Mereka meninggalkan tempat itu, dan Ness langsung memalingkan wajahnya, menyembunyikan ekspresinya di bahu Kaiser. "Mungkin aku tak seharusnya tersenyum tadi. Aku khawatir itu akan menjadi pembicaraan di media sosial."
KAMU SEDANG MEMBACA
TATTOO || KAISER NESS ✅
Fiksi Penggemarᴡʀɪᴛᴇ : sᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 2023 ᴇɴᴅ : ғᴇʙʀᴜᴀʀɪ 2024 Garis takdir menyerupai tato mawar biru muncul dengan misterius membawa rasa sakit seperti disayat perlahan-lahan. Ness tidak tahu bagaimana tato ini bisa muncul di punggungnya tanpa sebab. Dia menjadi kere...