CHAPTER 26 : Persiapan Pertandingan Persahabatan

176 27 1
                                    

Di hari terakhir musim panas yang mendung, langit seolah berkabung saat Alexis memakamkan sahabatnya, Michael, yang terbunuh atas fitnah yang dibuat oleh Isaac. Setiap gumpalan awan kelabu mencerminkan kesedihan yang menghampiri, dan tanah kuburan meresap rasa kehilangan.

Dalam keheningan yang menyayat hati, Alexis bersujud di hadapan pusara Michael, memohon maaf dan menangisi keterlambatannya dalam menyelamatkan sahabatnya. Dalam sumpahnya kepada langit, Alexis berjanji untuk menjaga Michael dengan lebih baik di kehidupan selanjutnya, berharap tak ada lagi tragedi serupa yang mungkin terulang.

Langit bergemuruh seolah menjawab doanya, bersamaan dengan kedatangan Isaac yang tiba-tiba menekan sihir gelap yang tertanam di jantung Alexis sehingga si Magenta itu menjerit kesakitan. Bulir kristal bening di pelupuk matanya itu mengalir tanpa beban melihat pandangan kosong Isaac, tetapi juga memerah seolah Ia baru saja menangis.

"I-saac ..." Kata terakhir yang diucapkan Alexis dengan linangan air mata serta senyuman hangat untuk menyampaikan rasa terima kasih pada sosok yang mau membunuhnya.

Isaac, yang pada awalnya tidak berniat membunuh Alexis, menatap dingin jasad sahabatnya di pangkuannya. Kegelapannya sudah terlanjur merayap hingga tidak ada tanda kesedihan atau penyesalan di matanya.

Ia membawa jasad Alexis ke paviliunnya, Isaac memutuskan untuk mengawetkannya di sana, agar kenangan mereka tetap hidup. Di hadapan peti Alexis, terkadang Isaac menangis tanpa alasan yang jelas, mungkin karena kehilangan atau mungkin karena sesuatu yang lebih dalam.

Terluka oleh perbuatannya, Isaac meracau dalam penyesalan. Meminta maaf kepada Alexis, ia mencoba membayar dosa dengan melakukan percobaan bunuh diri, membiarkan sihir gelap melahap dirinya.

Akibatnya, sihir gelap yang telah menguasai tubuh Isaac meluapkan kekacauan di seluruh Kekaisaran, meninggalkan jejak kelam dalam sejarah.

°^°^^°^°

Setelah berlayar melalui kisah masa lalu yang rumit; Kaiser, Alexis, dan Yoichi terbangun bersamaan dari mimpi mereka, membawa beban kenangan dan rasa sakit yang tergantung di benak mereka. Masa lalu menjadi bayang-bayang dalam hidup mereka yang baru, di mana mereka harus memahami dan menghadapi konsekuensi dari keputusan-keputusan yang telah membentuk takdir mereka.

Mereka lahir di kehidupan kedua, tanpa mampu mengingat yang terjadi di masa lampaunya. Namun, Kaiser dan Yoichi sedikit merasa Dejavu dengan beberapa ingatan di mimpinya.

"Itu hanya bunga tidur dan cuma kebetulan saja," kata Kaiser ketika Ness menceritakan mimpinya barusan. Terbilang sangat aneh bagi mereka karena memimpikan hal yang sama. "Bisa saja itu lucid dream seperti yang pernah lewat di sosial media."

Mereka berdua setuju, tetapi rasanya mimpi itu bukan seperti lucid dream, melainkan jiwa dan raga mereka benar-benar nyata didalam mimpi itu. Perasaan sakit yang sama dapat mereka rasakan, bahkan Ness dan Yoichi ditemukan sembap kedua matanya.

"Bagaimana jika ..." Yoichi angkat bicara, isi kepalanya sedikit rumit untuk mengungkapkan apa yang mau dia katakan. "Bagaimana jika mimpi kita itu adalah pesan untuk kita dari masa lalu?"

Ness tertarik dengan pembahasan itu, sementara Kaiser yang tidak mudah percaya; masih mencoba untuk menyangkalnya. "Yoichi, apa maksudmu kita ini pernah hidup sebelumnya seperti yang ada didalam mimpi?"

Yoichi mengangguk semangat. "Kita memiliki kesempatan 3 kali untuk hidup, jika dikehidupan pertama dan kedua gagal, maka yang ketiga adalah kesempatan terakhir kita untuk hidup. Biasanya kebanyakan manusia akan melakukan kehidupan yang ketiga ini sebaik mungkin agar kelak di akhirat tidak sengsara dengan penyesalan yang sama seperti di 2 kehidupan sebelumnya."

"Itu omong kosong, Yoichi," sahut Kaiser dengan tegas. "Kita tidak hidup selama itu hanya untuk memperbaiki kesalahan masa lalu. Reinkarnasi. Itu hanya ada di genre sebuah cerita fantasi yang konyol. Di dalam sebuah cerita fantasi, seharusnya orang yang bereinkarnasi masih memiliki ingatan kehidupan pertamanya. Sementara kita—"

Dia memberikan jeda sejenak untuk memerhatikan satu per satu wajah polos 2 orang kawan didepannya. "Kita sama sekali tidak mengingat apapun—"

Yoichi memotong ucapan Kaiser, "Bisa saja malah kita yang ingin melupakan kejadian di masa lalu karena terlalu kelam." Kaiser mengernyit tak suka ucapannya dipotong begitu saja. Dia juga tidak suka dengan Yoichi yang masih kekeuh bahwa mimpi mereka adalah ingatan dari kehidupan pertama yang terlupakan.

"Sudahlah, membuatku tambah pusing saja." Kaiser kembali menyelimuti dirinya dibalik selimut. Berdebat panjang soal reinkarnasi hanya akan semakin membuat pikirannya berbelit, meskipun dari lubuk hatinya yang terdalam dia juga masih penasaran. Dia pernah mendapatkan sekilas memori tentang dia dibunuh oleh Pengawal Istana dan di malam ini dirinya telah mendapatkan cerita lengkap dari mimpinya asal-muasal penyebab dia dibunuh.

Jika benar yang dikatakan Yoichi, maka apa yang harus aku lakukan di kehidupanku yang sekarang ini? Apa Ness akan bernasib sama seperti di mimpiku? Tapi, Yoichi yang sekarang tidak seperti Isaac di mimpiku, kan?

Aku sangat bimbang sekali. Yang dikatakan oleh Peramal dan tukang tato itu ... aku jadi lebih penasaran. Apalagi orang itu bilang kalau aku, " ... adalah yang terburuk diantara berbagai macam alasan yang membuat dia terpuruk."

Apa maksudnya itu? Siapa yang dia maksud? Mengapa aku yang terburuk? Ya ampun, pusing sekali aku.

Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari, setelah sedikit berdebat tentang mimpi aneh mereka, Yoichi dan Ness melanjutkan tidurnya sebelum pagi menyambut untuk membangunkan mereka.

°^°^^°^°

Sejak semalam Yoichi menginap di Asrama Akademi BM setelah memberikan berkas dan dokumen untuk menjadi penerima Beasiswa yang layak di Akademi. Setelahnya, pagi ini dia akan memulai tes fisik bersama dengan 4 calon penerima Beasiswa lainnya juga, kemudian kembali ke Saitama untuk menunggu informasi keikutsertaan dalam ujian kelayakan.

"Kita juga harus mempersiapkan diri, Ness," ujar Kaiser setelah mengantar Yoichi hingga ke luar gerbang Akademi. "Sebelum liburan musim panas, kita akan mengikuti pertandingan persahabatan antar Akademi bukan dari sekolah negeri biasa."

Ness mengangguk. Pengumuman pertandingan persahabatan antar Akademi baru saja diumumkan melalui grup chat. Ada 4 Akademi elit dari cabang beberapa negara selain Jerman, juga ada di Jepang, diantaranya adalah MC Academy, Ü-Academy, Barcha Academy, dan PXG Academy. 

Pertandingan persahabatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun ajaran baru sebelun liburan musim panas. Ini merupakan debut pertama Ness untuk bertanding di lapangan yang lebih luas dan PressTV juga ada untuk menyiarkan pertandingan, sehingga kemungkinan besar orang tuanya menonton permainannya.

Tangannya terkepal erat menonjolkan uratnya, perasaan menggebu-gebu di dada tidak bisa dia kendalikan dengan mudah. Mengingat keluarganya yang tak pernah memedulikan kegiatannya, kini mereka akan melihat aksinya di lapangan hijau dan Ness akan menunjukkan pada mereka bahwa dia bisa diandalkan.

Aku datang kemari bukan untuk mencari perhatian publik, aku kemari untuk Kaiser. Menjadi partner terbaiknya adalah impianku.

Dia terus mengulangi kalimat itu didalam hatinya. Semakin kuat tekadnya, semakin berdebar tak keruan jantungnya sampai dia sendiri keheranan. Dari benaknya seolah ada yang berbisik-bisik seperti angin yang berembus menusuk pendengarannya lalu lenyap begitu saja.

°^°^^°^°

Bersambung ...

TATTOO || KAISER NESS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang