Junghwan memandangi punggung lebar seorang pria yang saat ini terlihat sedang mengantre untuk mendapatkan se-cup eskrim. Junkyu sudah lama tidak memakan salah satu camilan favoritnya itu, maka dikala netranya melihat truk penjual eskrim yang terparkir di serambi kanan gedung olahraga kota ini, saat itu juga ia memutuskan untuk membelinya.
Ulasan senyum kecil terpatri di bibir pemuda sekolah menengah itu, gemas menyaksikan seorang yang sedang hamil bertingkah tak jauh berbeda dari anak usia sepuluh tahun.
Saat ini keduanya sedang berada di stadion untuk menyaksikan turnamen basket antarsekolah yang sedang digelar. Lebih tepatnya untuk memberi dukungan kepada salah satu pemainnya yaitu Park Jeongwoo. Tim basket sekolahnya berhasil masuk ke babak semi-final, jika hari ini mereka menang, maka akan kembali berjuang pada babak grand-final bulan depan.
Banyak stan makanan yang dijajakan di sepanjang pelataran luar stadion berkapasitas lima ribu lebih kursi penonton ini. Seolah lupa dengan kehamilannya, hal tersebut tak luput dari antusias Junkyu untuk mencicipi atau sekadar melihat-lihat ke beberapa stan.
Tak hanya makanan, kini manik Junghwan tertuju pada stan yang menawarkan jasa photo-booth. Tidak lama setelah itu Junkyu kembali dengan membawa dua kap eskrim rasa vanila dan cokelat di kedua genggaman tangannya. Ia menyodorkan eskrim rasa cokelat kepada Junghwan karena vanila ialah perisa favoritnya.
"Kau membelinya untukku?"
Junkyu mengangguk. "Tentu, karena kamu sudah sabar menungguku dari tadi," jawabnya kemudian.
Tanpa berpikir panjang Junghwan langsung menerima kap eskrim cokelat itu dan segera memakannya dengan lahap. Tak lupa dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada lelaki yang jauh lebih tua darinya itu sebelum kembali melanjutkan perjalanan mereka mengelilingi seluruh stan yang berada di tempat ini.
Jam masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Masih tersisa banyak waktu sebelum pertandingan yang akan dimulai pada pukul 12 siang nanti. Cuaca yang sedang bersahabat dengan sukarela mengantarkan suasana baik kepada keduanya. Terpaan halus sang taufan menyejukkan hati mereka di tengah teriknya matahari.
"Junkyu-hyung, ayo ikuti aku!"
Junkyu yang sedari tadi masih sibuk dengan acara memakan eskrimnya itu pasrah digandeng Junghwan yang ternyata berjalan menuju ke arah stan yang menawarkan jasa photo-booth. Tidak buruk, pikirnya. Dengan berfoto, mereka akan memiliki bahan untuk mengenang momen ini di kemudian hari. Ya, momen yang belum tentu akan terulang kembali.
Tidak banyak antrean, setelah satu grup yang berisikan empat orang wanita dengan pakaian nyentrik itu selesai dengan sesi fotonya, kini tiba giliran Junghwan dan Junkyu.
Kedua manusia dengan status hubungan yang tidak bisa dideskripsikan itu terlihat sangat menikmati beberapa jepretan kamera yang memotret gaya-gaya absurd yang mereka perlihatkan secara natural. Ah, benar, jangan lupakan se-cup eskrim yang masih bertengger manis di genggaman tangan mereka masing-masing itu, ikut hadir dalam beberapa potret.
Setelah membayar dan mendapatkan beberapa lembar foto, Junghwan dan Junkyu keluar dari stan photo-booth dengan senyuman merekah berseri di paras wajah keduanya. Lengan kokoh Junghwan melingkar sempurna di pinggang Junkyu, sedikit membantunya untuk berjalan ke luar, melewati beberapa tanaman dan garis antrean yang sedikit menghalangi.
Detik berikutnya manik tajam Junghwan melihat penampakan salah satu teman perempuannya di sekolah. Itu adalah Asa, perempuan tomboi berdarah Jepang yang handal dalam bela diri. Asa menyadari kehadiran Junghwan, maka dari itu tanpa banyak pertimbangan ia langsung menghampirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXILE (JeongKyuHwan vers.)
Fanfic[Jeongwoo x Junkyu x Junghwan] Highest rank: 🥇1st on #Jeongkyu - Nov 30 Kim Junkyu harus merelakan masa mudanya untuk mengurus anak di luar nikah yang sedang ia kandung. Junkyu pun terpaksa mengasingkan diri, ia harus hidup dan menghidupi anaknya...