19

381 46 6
                                    

"Berikan aku segelas Wine!"

Seorang pemuda dengan setelan long-coat berwarna cokelat muda menarik pelan kursi yang terdapat di depan meja bartender salah satu kelab malam. Kaus abu-abu bergaya turtle-neck yang ia kenakan menambah kesan elegan tubuhnya yang ideal.

Sedangkan pria di sampingnya yang telah berhadapan dengan empat gelas kosong Whiskey berjenis Scotch itu telah memperhatikan semua gerak-geriknya sedari awal dirinya menampakkan diri sembari menyunggingkan senyum tanpa arti.

"Kau juga meminum minuman beralkohol?" tanya pria itu saat melihat pemuda di sampingnya telah duduk dengan manis di kursinya.

Sementara sang bartender masih sibuk meracik minumannya, pemuda yang tampak sedikit tertarik dengan ucapan pria di sebelahnya itu pun sudi untuk menimpali. "Anggur merah mengandung senyawa polifenol, semacam resveratol, itu bagus untuk kesehatan jantungmu."

Mata pria itu tidak bisa menyembunyikan binar kagumnya, dia terus menatap pemuda penuh kharisma tersebut dengan tatapan mendamba.

"Mengkonsumsi Wine dengan porsi yang secukupnya bisa menjaga fungsi pembuluh darah. Itu akan mengurangi risiko penyakit jantung," tambah pemuda itu seraya menerima segelas Wine dari bartender dengan mengulas senyum manisnya. "Terima kasih, ya."

Rentetan penjelasan yang terdengar begitu ilmiah di telinganya itu mengundang decak kagum pria tersebut. Dengan mengangguk-nganggukkan kepala, ia turut memberikan tepukan tangan kecil, berniat mengapresiasi keluasan pengetahuan pemuda di sebelahnya ini. "Kau akan menjadi dokter yang hebat," ujarnya.

Sembari sedikit terkekeh, ia melanjutkan, "bukankah pembisnis yang sangat sibuk sepertiku, yang tidak pandai merawat diri, memerlukan sentuhan seorang dokter pribadi setiap harinya?"

Pemuda yang merasa sedang disanjung itu memecahkan tawanya. "Tidak adakah lowongan pekerjaan yang lain, Tuan?"


"Pekerjaan seperti apa yang kau mau?"


"Menjadi istrimu? Misalnya," canda pemuda itu diiringi seutas senyum menggoda penuh arti.


Hyunsuk turut menggelakkan tawanya mendengar perkataan Jihoon yang terdengar lebih seperti sebuah gombalan tersebut. Pikirannya yang sebelumnya berceceran entah kemana perlahan mulai terangkai kembali.

"Hahaha, kau berhasil menemukanku."

Jihoon memandang pria matang di hadapannya itu dari atas hingga bawah. Kemeja garis-garis yang digunakannya sudah tampak sedikit lusuh karena telah dikenakan seharian penuh.

Namun, hal tersebut tak semata-mata dapat menutupi paras tampan tuan muda Choi dengan mudah. Hyunsuk masih terlihat tampan, dan, yah, bau duitnya masih terasa.

"Aku sudah susah payah mencarimu kemana-mana seharian ini," kesal Jihoon sebelum meneguk satu tegukan Wine di tangannya.

Pria kaya raya yang mengaku sebagai seorang pembisnis itu mengusap lembut permukaan kulit Jihoon pada bagian paha kanannya, yang sedari tadi telah bergesekkan dengan paha kiri Hyunsuk. "Terima kasih karena telah mencari dan mengkhawatirkanku, Dok."

Setelah berpamitan dengan Junkyu dan mengganti pakaiannya, Jihoon memang benar-benar berusaha mencari batang hidung Hyunsuk di segala penjuru kota.

Langkah jenjangnya telah membawanya mengitari pusat keramaian dan tempat-tempat yang kiranya akan menjadi tujuan orang asing saat mengunjungi kota kecil ini.

Namun, nihil. Jihoon tak kunjung menemukan keberadaan Hyunsuk. Sampai malam tiba, akhirnya ia putuskan untuk memasuki kelab malam Escape dengan harapan dapat bertemu sepupu sahabatnya itu di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EXILE (JeongKyuHwan vers.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang