Mari lebih mengenal sosok Junkyu. Pemuda manis yang baru saja merampungkan masa sekolah menengahnya dengan begitu mulus. Mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik, sama sekali tak mengundang keheranan siapapun. Semua orang mengamini bahwa dirinya memanglah layak untuk menempati posisi tersebut.
Anak dari pasangan Kim Junmyeon dan Kim Jisoo, pengusaha ternama dan juga aktris papan atas Korea Selatan. Sejatinya semua orang mengenal siapa orang tua Kim Junkyu, pengecualian bagi mereka yang tidak memiliki televisi atau inisiatif untuk mencari berita di internet.
Namun, meskipun begitu, kehidupan pribadi Junkyu tidak terlalu terekspos di hadapan khalayak. Bukan tanpa sebab, hal itu memang permintaannya sendiri, selain tidak suka, Junkyu juga mengidap serangan panik yang bisa sewaktu-waktu mengambil alih kendali dirinya.
Junkyu menjalani kehidupan sekolah seperti murid pada umumnya, tidak ada perlakuan khusus yang ia dapat hanya karena merupakan anak dari tokoh publik. Bahkan Junkyu beberapa kali mewakili sekolahnya di ajang perlombaan dan tak sedikit pula menjuarainya. Ah, dan, tentu saja tidak ada yang berani merundungnya.
Ayolah, tidak semua murid pintar itu berpenampilan culun atau layak untuk diperlakukan tidak adil seperti serial drama yang kalian tonton. Junkyu berbeda, ia sangat lucu. Selain itu, ia juga begitu manis dan menggemaskan. Tidak heran banyak perhatian tertuju padanya, tapi sayang, Junkyu tidak cukup pintar untuk menyadari hal-hal semacam itu. Ah, benar, ia sangat-sangat polos!
Junkyu tidak terlalu banyak mempunyai teman di sekolah. Dibanding pendiam atau angkuh, lebih pas jika memanggilnya sebagai seorang pemalu. Tapi meskipun begitu, ia cukup ramah dan juga murah senyum. Setidaknya itu lebih dari cukup, mengingat betapa terlihat mahal dan spesialnya senyuman itu. Senyum yang bisa membuat siapapun menjatuhkan hati kepadanya.
Pada intinya, kehidupan Junkyu berjalan normal dan baik-baik saja sejauh ini. Namun, bak mantra yang sekali ucap apapun dapat terjadi, kini semuanya telah berubah berbanding terbalik. Roda kendaraan yang Junkyu tumpangi untuk mengelilingi dunianya berputar 180 derajat dengan kecepatan penuh. Bahkan hanya membutuhkan waktu semalam saja untuk mengantarkannya sampai ke titik terendah dalam dirinya. Berdestinasi keterpurukan dan keputusasaan.
Berkat malam itu juga, Junkyu sampai ke tempat ini malam ini. Tempat yang belum pernah ia injakkan kaki sebelumnya. Terlihat asing, bahkan sampai atmosfer yang tercipta di sekelilingnya, begitu menyeramkan!
Ya, sungguh lucu kehidupannya sekarang. Baru pertama kali kakinya menyentuh tanah tempat pelariannya saja kesialan sudah menghampiri. Sang lembaran baru yang ia idamkan juga seolah tak sudi untuk sekadar menyambut dan mengucapkan selamat datang kepadanya, bahkan yang menjemputnya pertama kali ialah sebuah permasalahan.
Udara malam yang berhembus perlahan tak bisa menginterupsi keheningan yang dua manusia itu ciptakan. Tidak aneh, karena sejatinya keduanya hanyalah sepasang orang asing yang belum mengenal satu sama lain. Wajar hal canggung ini terjadi, tentu saja Junkyu tidak memiliki keberanian lebih untuk sekadar mengobrol bersama pemuda jangkung yang telah menyelamatkannya barusan.
Tapi mau bagaimanapun, ia harus melakukan itu. Ya, setidaknya ucapan terima kasih yang lebih tulus. Hei, ayolah, Junkyu sudah ditolong mati-matian tadi. Ah, rupanya ia masih memiliki sedikit trauma terhadap lelaki asing, ya?
"Tidakkah ada yang ingin kau katakan?"
"...."
"Kalau begitu, aku pamit," putus Junghwan yang mulai beranjak dari duduknya.
"Tunggu sebentar!" cegah Junkyu cepat sembari tanpa sadar memegang lengan pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah menengah tersebut.
Manik tajam Junghwan mengikuti ke arah lengannya yang kini sedang digenggam oleh pria bertopi baret hitam itu. Junkyu yang menyadari aksi konyolnya seketika melepas genggaman tersebut. "Ah, m-maaf," lirihnya kemudian. Kim Junkyu sangat malu!

KAMU SEDANG MEMBACA
EXILE (JeongKyuHwan vers.)
Fiksi Penggemar[Jeongwoo x Junkyu x Junghwan] Highest rank: 🥇1st on #Jeongkyu - Nov 30 Kim Junkyu harus merelakan masa mudanya untuk mengurus anak di luar nikah yang sedang ia kandung. Junkyu pun terpaksa mengasingkan diri, ia harus hidup dan menghidupi anaknya...