Teman Baik

53 10 0
                                    

"Sahabat yang baik tidak akan mencelakai. Sebaliknya menasehati, melindungi dan tulus mengasihi.”

#puputmput

Setelah selesai dengan dosen kedua, aisyah mulai merapihkan bukunya dan menyimpannya di dalam tas. Ia segera pulang tapi seperti biasa, aisyah akan mampir terlebih dahulu ke taman untuk membaca novel dan akan bertemu dengan seseorang karena mereka sudah janjian terlebih dahulu.

"Aku pamit dluan ya han fat, asalamualaikum"pamit aisyah yang masih menyapa kedua sahabatnya walaupun sudah di cueki.

"Waalaikumsalam"balas mereka berdua.

Aisyah mulai berjalan meninggalkan kelas dan segera mengambil motornya dan meninggalkan kampus. Setelah hampir 10 menit perjalanan, akhirnya aisyah sampai ditaman dan memakirkan motornya. Setelah motor terparkir, aisyah menghampiri seseorang yang tengah menunggunya sedari tadi.

"Assalamualaikum, maaf ya mba udah nunggu lama"ucap aisyah tak enak hati yang tak lupa menyalami tangan gadis tersebut.

"Waalaikumsalam, gapapa ka"jawabnya.

Yang bertemu dengan aisyah sekarang adalah mbak fatin yang ada di part awal orangnya, sang gadis bercadar itu loh. Inget kan?

"Udah duduk dulu, kamu pasti cape"titahnya.

"Iya mba"ujarnya dan segera duduk bersebelahan dengan mbak fatin.

"Oh iya gimana hijrahnya, aman? Sekarang kamu tinggal dimana?"Tanyanya.

Ya mbak fatin tau apa yang sedang menimpa aisyah, karena ia membaca berita itu dan ia sudah tau kebenarannya dari aisyah. Yang mana aisyah di usir dengan teganya dengan alasan yang menurutnya sepele. Akan tetapi, mbak fatin tidak tahu aisyah tinggal dimana sekarang.

"Aman gak aman sih mbak. Sebenernya sakit hati ketika keluarga tega mengusir dengan alasan yang menurut aku sepele ya, dan tadi di tambah lagi dengan sahabat sahabat aku yang mulai menjauhi dan dengan berita itu mereka makin membenci ku mba. Rasanya gak kuat, tapi mau gimana lagi, ini keputusan awalku waktu itu"ujarnya yang menceritakan semuanya.

"Ka, dengerin ya. Itu ujian buat kakak karena Allah ingin tau niat hijrah kakak itu benar atau hanya main main saja. Allah menguji kakak dengan ujian seperti itu, bukan karena Allah gak sayang sama kita. Tapi karena itulah Allah memberi ujian itu sebagai tanda Allah sangat menyayangi kita. Tak perlu dengarkan omongan orang lain di luar sana, bukankah sudah jelaskan kemarin? Bahwa ketika kita mengambil keputusan karena Allah lantas kenapa takut kepada manusia? Kenapa kakak sakit hati ketika di tinggalkan sahabat, tetapi ketika kakak meninggalkan Allah. Kakak tidak merasakan sakit"ucapnya panjang lebar.

Seketika itu aisyah tertampar dengan jawaban yang mba fatin ujarkan, dan hanya bisa menundukan kepalanya.

"Begitulah kita, takut di tinggalkan manusia tetapi tidak takut ketika kita meninggalkan Allah. Padahal sejatinya, di dunia ini tidak ada yang abadi. Harta, tahta, keluarga, semua tidak berguna. Semua akan meninggalkan kita dan isemua hanyalah titipan semata yang sewaktu waktu kapan saja bisa Allah ambil tanpa menunggu persetujuan kita. Jangan takut memulai niat baik karena Allah, tanamkan dalam hati kakak iman yang kuat, dan jadikan semua ujian yang datang menghampiri kakak sebagai tanda Allah sayang ke kita. Allah ingin kita curhat, dan berkeluh kesah meminta pertolongannya"ujarnya lagi yang kembali memberi nasihat nasihatnya kepada aisyah.

Aisyah mulai menitikan air matanya, sungguh mendengar jawaban mba fatin membuatnya merasa sedikit lega. Karena sedari tadi aisyah hanya mampu menahan rasa sakit ketika sahabatnya mulai meninggalkannya. Tetapi ketika mendengar ucapan itu, aisyah kembali di kuatkan untuk terus menempuh jalan ini.

"Terus berdoa ya ka, kakak harus semangat. Perjalanan kakak masih panjang, dan setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Begitupula setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan ke depannya"tambahnya lagi.

"Makasi ya mba, mba selalu setia memberiku nasihat. Padahal awalnya aku gak kenal sama mba, tapi mba baik banget sama aku"ujarnya.

"Sama sama ka, sudah tugas saya membantu kakak"jawabnya.

Aisyah menganggukan kepalanya dan mereka pun kembali berbincang-bincang dengan lama, karena aisyah banyak mempertanyakan tentang selanjutnya harus bagaimana dan seperti apa. Mba fatin menjawabnya dengan senang hati, karena aisyah sudah sangat antusias sekali. Sehingga mereka pun harus berpamitan karena waktu sudah menjelang sore dan mbak fatin ada urusan yang mengharuskannya cepat pulang.

"Mba pamit dulu ya, mba ada urusan yang tidak bisa di tinggal. Jika kamu mau bertemu lagi dengan mbak, hubungi saja ya"ucapnya seraya memeluk aisyah dan mengusap kepala aisyah dengan lembut.

"Mba hati hati ya"jawab aisyah yang membalas pelukan itu.

"Yaudah kalo gitu mbak pamit, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"pamitnya yang melepas pelukan hangat itu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah kepergian mbak fatin. Aisyah pun segera pergi meninggalkan taman dan segera pulang ke kosan, karena hari semakin sore dan sebentar lagi menjelang waktu magrib. Ia mengendarai sepeda motornya seperti biasa sambil di kelilingi dengan segelincir angin yang menerpanya.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang