they separated

1.9K 249 17
                                    

"Hyung! apa-apaan ini? Kenapa kau pecat Renjun?!"

Mark datang sambil membuka pintu ruangan Jaehyun dengan sedikit kasar, mencurahkan emosinya sebab salah satu orang terdekatnya diperlakukan secara tidak hormat. Beberapa bulan kebelakang memang Mark jarang berinteraksi dengan Renjun, terlebih anak itu selalu disibukan dengan banyak pekerjaan dan selalu berkutat disekitar Jaehyun. Pernah suatu kali iya bertanya mengapa selalu masuk keruangan si pimpinan, tidak ada jawaban pasti hanya 'aku punya pekerjaan tambahan hyung'.
 
  
  
Dan sejauh yang Mark lihat keduanya juga bekerja secara profesional meskipun banyak desas desus beredar. Hingga Mark mendapat kabar bahwa ia sudah tidak menjadi penjamin pinjaman Renjun dikantor ini. Entah hutang itu sudah lunas ataupun ia mendapat penjamin lain Mark tidak tau, atau mungkin kerena Renjun sudah bisa dekat dengan pimpinan baru dikantor jadi naik jabatan. Mark memang bukan orang yang terlalu penasaran dengan alasan pribadi orang lain, yang ditahunya Renjun butuh pinjaman lalu menjadi penjamin, untuk apa uang sebanyak itupun Mark mencoba tidak terlalu ingin tahu walau ia pun khawatir.
 
  
"Apa kau bisa masuk dengan sopan santun?" balas Jaehyun dengan wajah datar, semakin yakin jika ada sesuatu antara mark dengan pria itu, buktinya sepupu satu ini langsung menyambangi ruangannya walau sepulang dari perjalanan dinas luar kota.
 
 
"Maaf, aku hanya heran, bukankah Renjun bekerja dengan baik? bahkan dia jadi assitantmu?"
 
  
"Itu keputusan mutlak dariku, dia lalai terhadap tanggungjawabnya, dan melakukan pengkhianatan"
  
  
  
   
Mark masih bertekuk karena menurutnya Renjun bekerja sangat baik, bahkan banyak pencapaian yang berhasil didapat bersama timnya. Berbagai pembelaan Mark coba utarakan pada Jaehyun, bagaimana Renjun yang selalu bersikap ramah dan baik pada semua orang. Bak tidak rela jika Renjun dipecat segala hal yang baik coba pria asal kanada itu jelaskan, bahkan tenggorakannya sedikit terasa sakit akibat menahan emosinya.
  
 
"Mark, kenapa kau membela dia sampai seperti ini? apa dia 'juga' memberikan tubuhnya padamu?"

Tutup telinga Jaehyun akan semua perkataan sepupunya ini, keputusan sudah bulat. Justru pertanyaan balik Jaehyun membuat mark heran.
  
  
"what?!"

"Mark sadarlah, kau sudah memiliki kekasih bagaimana bisa kau bermain dibelakang? terlebih dia sahabat kekasih mu? Cih"
 
  
"Wait. Juga? apa maksudmu?"

"Dia menjual diri pada banyak pria dan sekarang dia hamil, lalu dia berpura-pura jika itu anaku.."
  
  
  
"Cukup hyung.." potong Mark tak mau Jaehyun mengatakan hal buruk mengenai Renjun lagi, sepertinya ia mulai mengerti situasinya disini. Arti dari ucapan Jaehyun, arti dari kedekatan keduanya, dan arti dari notifikasi jika Renjun tidak berhutang lagi. Mark membuang nafasnya kasar sambil mengusap wajahnya, gumamnya dalam hati, 'oh my God Renjun... kenapa kau melakukan sampai segininya'
 
  
Mark segera melangkah pergi dari ruangan itu bahkan dari gedung itu, untuk mencari keberadaan kekasihnya. Ponsel pun segera ia genggam untuk menghubungi.

"Haechana... apa kau tahu dimana keberadaan Renjun? Dia dipecat dari kantor.."

'apa?! kenapa bisa hyung?'

"Nanti akan kuceritakan, sekarang kau dimana? kita harus cari Renjun, karena dia sedang hamil.."

'APA?!'

Lagi dan lagi Haechan dibuat terkejut dengan ucapan kekasihnya disambungan telepon itu. Beberapa bulan kebelakang, Haechan memang jarang bertemu bahkan berkomunikasi dengan sahabatnya itu. Renjun lebih sering berbincang dengan Yang-yang dibandingkan dengan dirinya, mungkin karena mereka sempat bekerja di bar yang sama. Bahkan Renjun terkesan lebih tertutup belakangan ini, seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUANTUM (us) | JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang