Surrender !

2.5K 192 14
                                    


Hari ini Renjun kembali dipanggil ke ruangan HRD untuk diberika Surat Teguran akibat kesalahannya tempo lalu. Kemudian mereka juga kembali memberikan peringatan keras terkait hutangnya pada perusahaan untuk segera dilunasi. Nasib Renjun diperusahaan itu semakin terancam, entah apa statusnya saat ini masih bisa dianggap karyawan, atau dipertahankan hanya karena menunggu hutang dilunasi kemudian ia akan dipecat, entahlah otaknya tak mampu memikirkan ini semua. Tabungannya tidaklah cukup, bahkan itu pas-pasan untuk kebutuhan bulan ini saja.
 
 
 
Jika mengulur waktu berlama-lamapun mungkin saja ia akan didepak secara tidak hormat yang menyebabkan namanya akan tercoreng, dan sulit mencari pekerjaan lain akibat pengalaman kerja yang buruk. Atau lebih parahnya perusahaan akan menuntut dan melaporkan kepada pihak berwajib.
Seharian penuh ia memikirkan tawaran atau bisa dikatakan bisikan setan dari sosok itu, sangat menarik tapi apa harus ia menjual diri seperti ini.
 
 
"Aku harus... ya aku harus melakukannya... jika hutang itu lunas, maka uang milikku bisa untuk dibelikan yang lain"
 
 
'God please, maafkan aku' hanya ini yang bisa Renjun ucapkan untuk keputusannya kali ini.




Lembur hingga jam malam sudahlah menjadi kebiasaan Jaehyun, kesuksesan dan segala hal yang diraihnya saat ini tidak akan pernah didapat tanpa ada kerjakeras. Bahkan disaat karyawan lain sudah pulang sejak tadi sore dan beberapa lampu sudah mulai dimatikan, ia masih bertahan diruangan kebesarannya tanpa terganggu. Baru saja mendapat notifikasi dari assitantnya bahwa keuntungan perusahaan dari dua project mereka terdahulu sudah rilis membuatnya cukup tersenyum puas. Saat merenggangkan badan barulah ia melirik jam sudah menunjukan pukul sembilan lewat, tubuhnya memang sudah sedikit penat. Sudah waktunya bergegas untuk pulang, atau mungkin mencari opsi lain untuk melepas penat bersama temannya yang lain pikirnya.
 
  
Jaehyun keluar dari ruangannya melihat sekeliling sudah sedikit gelap karena jika malam beberapa lampu akan dimatikan. Dari balkon lantai ruangannya ia bisa melihat kebawah semua meja karyawan sudah terlihat kosong. Tapi ada satu meja paling ujung terlihat ada seseorang disana, lampu diatasnya juga tidak mati dan masih menyinari area itu. Jaehyun turun untuk memastikan.

 

"Apa kau tidak punya rumah untuk tidur?" suara tegas Jaehyun langsung mendengung dan menyadarkan Renjun. Ketika mendekat ia melihat karyawan itu meletakan kepalanya dimeja, pipinya menempel diatas lembaran kertas menghadap arah datangnya Jaehyun, jadi ia bisa melihat jelas wajah si karyawan.
 
 
"Ya-ya maafkan saya pak" kaget membuat suara Renjun terbata, sambil ia mengusap pipinya menyadarkan diri dan memastikan tidak ada jejak tertidur. "Saya menunggu Pak Jaehyun"
 
 
"Untuk?"
 
 
"S-saya.. mau.. itu.. jadi.. te-'teman' tid.."
 
  
Jaehyun mengangkat alisnya melihat seseorang yang dibencinya terlihat gugup dan ragu, ohh ia tau apa maksud dari seseorang didepannya ini. Sepertinya Renjun sudah termakan tawarannya tadi malam, lihat bagaimana uang bekerja didunia ini. Ketika miskin tak sekalipun sosok yang dulu dikagumi ini mau menemuinya duluan, bahkan ketika ia mengajak bertemu si primadona ini selalu memasang wajah tak ada respon. Sekarang seketika berubah, Renjun menunggunya bahkan menawarkan dirinya seperti ini. Terlihat yang lebih kecil hanya mampu menunduk sambil meremat kedua tangan sambil memainkan jari-jari. Jaehyun yakin itu hanya ekspresi palsu, agar terlihat seperti polos, ketakutan, dan bimbang. Bisa ia terka dalam hati Renjun pastinya bersorak senang karena dapat pelanggan yang mampu membayarnya dengan nilai besar.
 
 
"Ikut aku"

Tanpa banyak basa-basi Jaehyun melangkah lebih dahulu ke lift untuk turun ke tempat parkir, dengan Renjun mengikuti dari belakang. Pria itu langsung masuk kedalam mobil mewah miliknya yang diparkirkan di area khusus pimpunan perusahaan. Melihat Renjun hanya berdiri disamping pintu mobilnya tak kunjung masuk membuat Jaehyun heran kemudian menurunkan kaca mobil sebelah sana.
 
 
Renjun menunduk untuk berbicara pada Jaehyun melalui jendela mobil, "a-apa kita melakukannya.. malam ini?"
 
 
Mendengar pertanyaan itu membuat Jaehyun hanya mendengus, pikirnya padahal biasa jam segini pun kau akan pergi ke club, berpakaian seksi kemudian tersenyum dan menggoda para lelaki, kenapa sekarang malah bertanya, harusnya kau sudah terbiasa dengan pekerjaan ini kan. "Menurutmu? Masuk atau aku tinggal"
 

QUANTUM (us) | JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang