Saat ini Renjun sedang berada diruang tamu bercengkrama dengan Haechan yang sedang berkunjung dan mengantarkan sesuatu. Semenjak kejadian beberapa tahun silam, Haechan tak pernah berhenti berkunjung, hubungan persahabatan mereka makin berlanjut.
"Papiiii... eh ada uncle Echan?" pembicaraan keduanya terputus karena teriakan nyaring dari pintu masuk.
"Jie, kenapa teriak dan lari-larian begitu?" tegur Renjun pada sang buah hati, terlihat juga baju sang anak sedikit berantakan dengan peluh keringat, terlihat kelelahan sehabis banyak bermain. Dan hanya dibalas kekehan ringan oleh sang anak.
"Baby, abis dari Panti ya? Nih, uncle bawa hadiah" tunjuk Haechan pada paperbag dengan isi mainan robot yang dibeli saat jalan-jalan ke Jepang.
"Wuah, telima kasih, thankyou ya uncle. Papi, aku ke kamal dulu ya, ganti baju nanti kesini lagi makan kan?"
Renjun langsung tersenyum mengangguk, kemudian anak itu segera berlari ke kamar bersama pengasuhnya. Membuat Haechan semakin terheran, anak ini masih sangat kecil bahkan baru berusia tiga, namun sudah sangat pintar, membaca dan berhitung ringan saja sudah tau. Terlebih anak itu bijak dan terlihat mandiri, hanya sesekali terlihat manja, meskipun masih cadel dan bicara belum terlalu jelas, tapi banyak hal yang akan dicelotehkannya.
"Apa karena sering bermain di panti baby Eyen jadi sepintar itu?"
"Bisa jadi, disana dia melihat anak-anak bersikap mandiri karena tidak memiliki orangtua, juga dia belajar bersama dengan anak lain, bertemu banyak teman dan ceria bersama-"
"-aku tidak tau ini baik atau tidak, tapi aku disibukan dengan berbagai pekerjaan dan tidak mungkin membawanya kemana-mana daripada meninggalkan dirumah kesepian lebih baik ia bermain disana kan?"
Haechan maklum dengan keadaan sahabatnya ini, yang harus berjuang mencari uang untuk sang anak, bahkan untuk membantu panti juga. Jadi selagi masih ada yang bisa dikerjakan pasti akan dilakukannya. Saat pergi Renjun titipkan anaknya di Panti, lalu pengasuhnya akan menjemput lagi saat Renjun sudah pulang kerumah. Setahun belakangan memang Renjun sudah tidak tingal di panti lagi, karena sudah ada rezeki untuk membeli rumah lain yang tak jauh darisana.
Jieren, kandungan Renjun yang dulu tidak diakui oleh siapapun kini tumbuh menjadi anak yang tampan dan cerdas. Eyen atau baby Eyen, begitu panggilan gemas dari beberapa orang karena anak itu sedikit cadel dan namanya sulit diucapkan, namun Renjun lebih suka memanggilnya Jie.
"Ohiya Ren, aku dengar kemarin kau menerima tawarab endorse dari SJ group?" bahas Haechan pada topik laik yang sudah ia pertanyakan beberapa waktu lalu, saat mendapat cerita ini dari Mark yang memang masih bekerja diperusahaan itu.
"Iya, bahkan aku bertemu dengannya"
"Hah serius?! terus kalian gimana? Aku dengar dia memutuskan untuk stay disini beberapa waktu lho"
"Ya gak gimanapun. Aku take video seperti biasa, dan mereka tidak terima jadi tidak jadi dipost. Setelah itu tidak ada respon apapun dari pihak sana, selesai begitu saja"
"Tapi gimana kalo Jaehyun tahu soal Jieren?"
"Dari awal dia tau aku hamil dan tidak mau mengakui kan? jadi dia tidak punya hak apapun. Aku akan menjauhkan Jie dari orang seperti 'dia'. Orang hanya perlu tau aku adalah ayah dan ibu dari Jie."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUANTUM (us) | JaeRen
Fanfic!Jangan Lupa Vote & Comment ya~ "" Bertahun-tahun Jaehyun membenci Renjun. Bertahun-tahun Renjun membenci Jaehyun Namun 'Again and Again' mereka bertemu dalam rasa ingin membalas kebencian yang sama. "" Warn!! BxB | Boys Luv Mpreg MATURE Content beb...