right things to do this?

2K 191 5
                                    

Renjun hanya bisa menulikan telinganya dari omongan-omongan pedas orang dikantornya, pikirannya bergelut kusut tak tentu. Bagaimana ia melunasi hutang perusahaan, dalam waktu secepat itu. Setelah resign dia akan bekerja dimana, bisa saja sih melamar diperusahaan lain, tapi mungkin gajinya tidak sebesar ini, dan mungkin ada space waktu kosong dimana Renjun mengganggur. Ditambah lagi tadi pagi ia menerima tagihan yang cukup besar nilainya.

"Kak Ren maafkan aku, karena ku kamu harus dikeluarkan" Ning-ning merasa sangat bersalah akibat ulahnya orang lain kena imbas

"Nini it's ok. Kamu dilecehkan orang itu, bagaimanapun kami tidak akan diam, apa aku perlu melaporkan ke polisi?" hibur Renjun pada rekan timnya, semua merasa bersalah karena pimpinan tim mereka harus menanggung kesalahan satu tim.

"Aku akan menemui pimpinan Jung, dan mengakui kesalahanku" tegas Eunseok yang memang pada saat meeting kemarin kurang persiapan

"Iya, aku juga" Ryujin juga akan melayangkan protesnya pada perusahaan.

"Hey, hey, tidak perlu. Aku takut jika kalian melakukan itu akan terkena masalah juga. Cukup aku saja, kalian masih baru disini jangan merusak karir kalian. Dan jangan berbuat kesalahan lagi nanti yaa saat kalian pindah ke tim lain, ingatt"
petuah Renjun, di hari-hari terakhirnya sebelum berpisah dengan rekan kerjanya. Ia bersyukur diberikan tim yang solid dan bersahabat seperi mereka.

Daripada berlama-lama dikantor lebih baik Renjun segera pergi ke club milik Yang-yang. Siapa tau dengan menerima banyak tamu, pundi-pundinya semakin cepat terkumpul. Bahkan baru jam pulang kantor saya bar itu sudah cukup ramai, padahal jelas disana harga-harganya sangat mahal. Disini benar-benar terlihat orang yang hidupnya santai dan bersenang-senang namun uang tetap mengalir.

"Hey Ren, udah ada yang cari temen minum tuh. Mereka pake ruang VIP yang ramean, tapi kau cuma perlu sama satu orang aja kok, karena mereka minta masing-masing satu" sapa Yang-yang saat Renjun telah sampai di bar. Ia langsung menjelaskan pekerjaan Renjun untuk hari ini. Perlu dijelaskan ulang Yang-yang selalu memilih tamu yang jelas dan tidak macam-macam untuk sahabatnya, karena itu meski sudah beberapa bulan bekerja disini Renjun selalu amankan.

"Hi hallo, Renjun-ssi?"
Seorang pria datang menghampiri keduanya yang sedang berbicara. Yang-yang memberi kode bahwa orang ini yang akan mengajaknya.







Jaehyun hanya melihat-lihat temannya yang lain bermain-main sambil menikmati minuman beralkohol dan sajian lain. Ada pula yang bergoyang tak tentu sambil menikmati dentuman musik. Jaehyun harus bergabung disini karena diseret paksa oleh Yuta tadi sore. Pria Jepang itu berkata wajah Jaehyun sangat penuh amarah beberapa hari ini. Jadi mereka mencari kesenangan ditempat ini.

Hingga sorakan terdengar kembali, ketika salah seorang teman mereka masuk keruangan itu juga.

"Weew Leon dapet yang mulus cuyy"

"Gile-gile bisa lanjut inimah"

"Hey boleh kenalan gak?"

Banyak ucapan lain ketika salah satu rekan Jaehyun itu membawa seseorang yang ia gandeng untuk menemani minum.

Jaehyun hanya menatap datar pada kedua orang itu, tanpa mau mempedulikan apapun meskipun ia mengenal siapa pria manis yang dibawa Leon itu. Kedua orang itupun belum menyadari keberadaan Jaehyun karena ruangan itu cukup ramai dengan pencahayaan minim.

Teman Jaehyun satu ini merupakan keturunan barat yang lahir dan besar di USA kemudian bekerja di Korea. Ia terbiasa dengan budaya luar yang bisa saja dengan mudah berhubungan intim dengan teman minum. Bagi mereka berciuman, skinship, bahkan ONS dengan orang baru dikenal sudah biasa. Maka itu juga yang dilakukan Leon pada teman minumnya, tak segan memegang tangan kemudian bahu, pinggul, bahkan paha mulus pria manis itu. Apalagi si manis hanya menggunakan kemeja tipis dan celana pendek diatas lutut yang mungkin akan menambah nafsu orang lain.

QUANTUM (us) | JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang