Part 6

241 22 1
                                    


Esok pagi menjadi pagi paling cerah buat Kiya. Bagaimana tidak, kalian kalau abis ketemu crush kalian rasanya gimana? Susah kan buat dilupain, apalagi AOSnya Rulla ugal-ugalan. Padahal emang Rulla anaknya semanis itu, soalnya dia sayang banget sama Mamanya.

Kiya berjalan ke kantor dengan senang, diiringi lagunya Sherina semakin menambah semangat Kiya untuk hari ini.

Dia menaiki anak tangga kantornya dengan semangat pagi itu, tak sadar dibelakangnya ada Rulla yg juga baru saja sampai.

Kiya melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, namun ternyata anak tangganya baru saja dipel oleh Boim (OB Kantor), kaki Kiya terpeleset sedikit, tubuhnya agak sedikit oleng namun tangannya sigap memegang pegangan tangga.

Tangan Rulla di belakang Kiya dengan sigap berada beberapa centi di punggung Kiya namun tak menyentuh.

Kiya menoleh, hatinya sudah GR ada Rulla disana.

"Eh Bang Rulla." Ucap Kiya.

"Ati-ati." Hanya itu yg Rulla ucapkan, kemudian dia berlari kecil mendahului Kiya keatas untuk absen.

Kiya menatap Rulla aneh, kembali lagi seperti semula. Datar, angkuh, diam, no life, cuek, segala rupa yg menyebalkan.

Kiya berjalan kearah mesin absensi dan masih melihat Rulla disana, dia berdiri dibelakang Rulla tanpa suara menunggu giliran absen.

"Eiittss." Ucap Rulla kaget saat membalikkan badan ada Kiya disana.

Kiya membuang mukanya, ada rasa kecewa disana. Dia turun lagi kebawah dengan perasaan sebal, sementara Rulla naik ke lantai 4 dan sempat memandang Kiya yg sedang absen dari atas anak tangga.

"Sorry Kiy, gua masih pada pendirian gua untuk ga memgambil punya oranglain." Batin Rulla dan lanjut keatas untuk briefing.

Kiya turun dengan perasaan kecewa dan kesal.

"Kaakk Almaaaaaaa." Teriak Kiya manja.

"Apaan sih?" Tanya Alma didalam ruangannya, dia bersama Serly.

Kiya menatap sinis Serly, suasana hati Kiya sedang tak baik. Ditambah ada Serly anak baru yg dia anggap sebagai saingannya, entah dengan Bani atau Rulla.

"Ga jadi." Jawab Kiya judes dan berjalan kearah mejanya.

"Anak kok labil banget, heran." Gumam Alma.

Dia melanjutkan pembicaraannya dengan Serly, Alma sedang mengajari Serly beberapa jobdesk yg akan Serly kerjakan.

"Kiy, lu kenapa?" Tanya Alma 10 menit kemudian menghampiri Kiya.

"Gapapa, laper aja belom sarapan." Ucap Kiya.

"Yakin? Lu ga diapa-apain kan sama Rulla?" Tanya Alma.

"Ck, gak aahh." Jawab Kiya sebal mendengar nama Rulla.

"Kok lu bete sih Kiy? Bukannya harusnya seneng ya kan semalem abis jalan-jalan sama Mas Rulla sayang." Ledek Alma.

"Ah males ah Kak, ga usah sebut nama dia bisa?" Tanya Kiya malas.

"Dih?? Kesan pertamanya jelek banget Kiy? Emang dia se-ga asyik itu?" Tanya Alma.

"Aduh, masalahnya kesan pertamanya itu bikin aku sampe ke angkasa Kak. Kesan keduanya bikin aku muaalll." Sahut Kiya.

"Kenapa sih?" Tanya Alma.

Tapi saat Kiya mau cerita, Serly dibelakang menghampiri mereka.

"Mbak Alma, aku udah selesai." Ucap Serly.

Kiya melirik sekilas dan kembali memanyunkan bibirnya.

"Nih kenalan dulu sama Serly, ga boleh yaa manyun-manyun pagi-pagi. Ga baik." Ucap Alma.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang