Alma lebih banyak diam, sampai akhirnya Aru datang dan langsung masuk ke dalam ruangan Alma.
"Al, kamu kenapa sih?" Tanya Aru dengan nafas terengah.
"Ketok pintu dulu bisa kan? Ga sopan." Sahut Alma datar.
"Cckkk, sejak kapan aku masuk sini pake ketok?" Ucap Aru tak mempedulikan dan menghampiri Alma.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa sih siang-siang ngaco?" Tanya Aru frustasi.
"Ssstt, berisik Ru. Aku lagi kerja." Jawab Alma tajam.
Kiya memperhatikan keduanya, rasanya tak enak dia berada disana. Bisa saja Alma malu karena ada Kiya saat ingin meluapkan emosinya.
"Kak Alma, aku ke tempat Serly dulu ya." Ucap Kiya, dia pun mengangkat laptopnya.
"Disini aja Kiy, harusnya orang ini yg keluar." Jawab Àlma menegang.
"Sayang? Aku sampe ga pake rem loh kesini biar bisa ketemu kamu. Biar kamu bisa jelasin." Protes Aru.
"Kak Alma, baiknya diomongin ya Kak. Kak Aru berhak kasih penjelasan Kak." Ucap Kiya. Alma menatap Kiya dan melihat Kiya meninggalkannya.
Aru menarik kursi Kiya, dan mendekatkannya pada Alma.
"Jauhan, ada cctv. Nanti diliat HRD ga enak, Ru." Ucap Alma, dia masih terlihat marah.
"Ga peduli." Jawab Aru semakin mendekatkan duduknya.
"Ru, nanti salah satu dari kita bisa dipecat!" Alma memperingatkan.
"Aku ga peduli sayang, aku aja yg dipecat kalo gitu. Aku ga suka ya pacar aku salah paham gini. Jadi apapun konsekuensinya, aku terima sekalipun harus dipecat." Sahut Aru serius.
Alma menoleh dan menatap Aru.
"Ru, jangan sinting!" Ucap Alma tajam.
"Jelasin sayang?" Tanya Aru pelan.
"Telpon Aura sekarang." Ucap Alma, dia menatap Aru lekat.
"Haahh, biar apa??" Aru bingung.
"Ga usah tanya, telpon sekarang!" Ucap Alma tegas.
"Gak, biar apa sih?" Tolak Aru tak kalah tegas.
Bagi Aru, untuk apa menghubungi seseorang yg justru hanya akan menambah masalah mereka.
"Takut?" Tantang Alma.
"Takut apa sih? Aku ga takut sayang. Aku cuma takut kehilangan kamu." Ucap Aru pelan namun sangat dalam.
"Cihh." Alma membuang muka.
"Aaaall, jangan bikin aku putus asa gini dong sayaaaangg." Ucap Aru lemah.
"Telpon Aura sekarang!" Pinta Alma sekali lagi.
"Aarrgghhh, okeh." Jawab Aru setengah marah.
"Kok emosi?" Alma berusaha tenang.
"Aku ga suka Ay kayak gini-gini." Jawab Aru lemah.
"Kenapa?" Tanya Alma.
"Ngapain sih bawa-bawa orang, kamu aja ga jelasin ada apa. Please Aalll." Ucap Aru.
"Ya udah ga usah hubungin Aura kalo gitu." Jawab Alma kemudian.
"Naah gitu dong." Nada suara Aru terdengar lega.
"Tapi kita putus." Jawab Alma singkat dan datar.
"Haaaahhhhh?!!!!" Teriak Aru kaget.
"Ga usah teriak, sakit kuping aku." Keluh Alma.