Part 20

667 60 11
                                    


Rulla dan Kiya sampai di satu rumah. Entah rumah siapa, Kiya tak tahu.

"Kita dimana?" Tanya Kiya.

"Ini? Rumah Papa." Sahut Rulla.

"Ohh ini rumah kamu?" Tanya Kiya, karena menurut Kiya kalau seseorang bilang rumah Papa ya berarti rumah mereka.

"Bukan, ini rumah Papa." Sahut Rulla lagi.

Rulla berjalan kearah pintu depan utama rumah tersebut.

"Ini bukan rumah aku Kiya, aku ga pernah tinggal disini." Ucap Rulla.

"Aku ga ngerti." Jawab Kiya.

"Nanti kamu ngerti." Sahut Rulla, kemudian dia mengetuk pintu rumah tersebut.

"Assalamualaikum." Ucap Rulla dari luar.

Kiya memamdang Rulla dan pintu rumah tersebut. Rumah tersebut cukup besar walau tak dibilang terlalu mewah. Namun untuk ukuran rumah di daerah Jakarta yaa bekisar diharga 3 - 4M cash keras, kalau KPR mungkin bisa menembus angka 5M lebih, DP 10%..  lupa! Malah jualan.

"Wa'alaikumsalam." Pintu rumah terbuka dan ada seorang wanita tua berdiri disana.

"Ohh Mas Rulla." Ucap wanita itu.

"Buk, ILa ada kan?" Tanya Rulla.

"Ada Mas, kan tadi abis Mas anter pulang, Mbak ILa masih dikamarnya." Jawab Buk Odah.

Buk Odah adalah pembantu rumah tangga yg bekerja di rumah Papa Rulla.

"ILa?" Tanya Kiya.

"Kembaran aku." Sahut Rulla.

Kiya membelalakkan matanya dan menatap Rulla tak percaya.

"Yuk masuk, nanti kita cerita didalem." Ucap Rulla.

Rulla dan Kiya masuk ke dalam ruang keluarga yg berada ditengah rumah tersebut.

"Minum apa nih Mbaknya?" Tanya Buk Odah.

"Hemm air putih aja, Buk." Sahut Kiya.

"Mas Rulla?" Tanyanya kepada Rulla.

"Samain ajalah." Ucap Rulla masih berdiri.

Buk Odah pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk Kiya dan Rulla.

"Kiya tunggu sini ya sayang, aku keatas dulu." Pamit Rulla, yg kemudian dia berjalan kearah anak tangga dan menaikinya.

Minum Kiya dan Rulla sudah datang, namun Rulla tak kunjung turun.

"Buk Odah, emang Rulla ga tinggal disini?" Tanya Kiya penasaran.

"Mas Rulla sejak waktu itu ga pernah tinggal disini Mbak, dulu disini cuma Pak Oga yg tinggal disini. Mbak iLa juga baru kok tinggal disini." Sahut Buk Odah kemudian dia pergi ke dapur lagi.

"Waktu itu? ILa juga baru tinggal disini? Maksudnya apa sih?" Kiya bertanya sendiri.

Tak lama terdengar derap langkah kaki dari anak tangga, terlihat Rulla dan seorang wanita cantik turun dari sana.

"Kiy, kenalin ini iLa. ILa kembaran aku, dia adek aku. Ini alasan aku suka ngilang dari kamu." Ucap Rulla kepada Kiya.

Kiya menatap Ila, mirip seperti Rulla hanya saja terlihat agak bengis diwajahnya.

"Dia emang gitu, anaknya sinis sama orang baru." Ucap Rulla saat Kiya menatap takut Ila.

"Haii, Mbak Ila. Kenalin aku Kiya, temennya Rulla." Ucap Kiya pelan dan ragu.

"Pacarkan? Kok temen?" Sahut Ila datar dan menatap Kiya tajam.

Kiya memandang Rulla heran.

"Aku selalu cerita sama dia soal apapun, termasuk kamu. Makanya kamu ga usah boong." Ledek Rulla.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang