Jam 06.50 Kiya sudah rapi dan siap berangkat kerja. Namun saat sedang bercermin, mama Kiya masuk ke dalam kamar Kiya.
"Kiya, ada temen kamu kayaknya didepan." Ucap Mama Kiya.
"Temen Kiya? Siapa Ma?" Tanya Kiya.
"Ga tau, Mama baru liat soalnya." Jawab Mama Kiya.
"Udah Mama suruh masuk?" Tanya Kiya.
"Ga mau katanya dia, nunggu diluar aja." Jawab Mama.
"Mama tanya namanya?" Tanya Kiya.
"Gak, Mama lupa. Hehe." Jawab Mama Kiya.
"Bukan Evan kan Ma?" Tanya Kiya was was.
"Bukan, kalo Evan mah mama kenal Kiy. Ini mama ga kenal, baru liat Mama juga." Jawab Mama.
"Oh yaudah, bentar lagi Kiya keluar." Jawab Kiya.
Mama keluar kamar Kiya dan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan buat Kiya. Mereka tinggal berdua, karena Papa Kiya bekerja diluar kota, sementara Abang Kiya ikut kerja bersama Papanya.
Kiya berjalan pelan kearah pintu depan rumahnya, dan terlihat seseorang sedang menunggunya didepan rumahnya.
"Bang Rulla, ngapain dia." Gumam Kiya.
Dia memperhatikan Rulla dari dalam, dan menatapnya heran.
"Siapa Kiy?" Mama Kiya tiba-tiba sudah dibelakang Kiya.
"Mamaa, jangan kebiasaan gitu aahh." Protes Kiya.
"Ya lagian kenapa diintip? Samperin lah, dia udah daritadi tuh di depan. Dari setengah 7." Ucap Mama.
Kiya melihat jam ditangannya, pukul 07.15. 45menit sudah Rulla disana, dan hanya berdiam.
"Biarin deh Ma, Kiya sarapan dulu." Jawab Kiya.
"Ehh ga sopan, suruh masuk terus ajak sarapan bareng." Ucap Mama Kiya.
Kiya menarik nafasnya, masalahnya dia tak berani menemui Rulla. Kejadian kemarin cukup memalukan untuk Kiya, apalagi Rulla yg membantunya walaupun akhirnya dia melemparnya kepada Bani.
"Bang Rulla, ngapain disitu?" Tanya Kiya dari dalam rumah.
"Eh Kiya udah rapi?" Tanya Rulla.
"Udah Bang, Bang Rulla ngapain?" Kiya bertanya lagi.
"Lagi jualan sayur nih, mau? Ada bayem, kangkung, toge, wortel, mau ga? Yg ga ada si Mursidi doang, udah peyot soalnya." Jawab Rulla becanda.
Kiya menahan senyumnya.
"Tukang sayur gantebg banget, mau beli abangnya boleh?" Ledek Kiya.
"Ga dijual, tapi kalo kamu mau, boleh deh. Mau potong berapa?" Jawab Rulla.
"Hahaha kayak ayam ya dipotong." Sahut Kiya tersenyum.
"Iya, ayam falling in love with you." Celetuk Rulla.