Part 23

444 45 4
                                    


"Kiya! Alma ke Makassar?" Tanya Aru tiba-tiba saat Rulla dan Kiya sedang asik berdua.

"Si bangsat! Hidup lu dipake buat ganggu orang terus hah?????" Protes Rulla.

"Minggir lu." Ucap Aru yg menggeser Rulla dan duduk ditengah-tengah.

"Aannjj, jangan lu macem-macem sama Kiya." Ucap Rulla sewot.

"Lu bisa diem ga??? Cewek gua kabur, Nyet. Gua butuh informasi dari cewek lu." Sahut Aru kesal.

"Hemm tololnya diternak ya begini. Cewek lu dinas ke Makassar sama si Jeffri, lu kemana aja??" Teriak Rulla ditelinga Aru.

Aru menoleh kasar kearah Rulla.

"Kok lu tau?" Tanya Aru heran.

"Lu doang yg ga tau, masalahnya." Jawab Rulla sambil meminum es nutrisarinya.

"Kenapa gua doang yg ga tau? Lu ga ada main sama Alma kan?" Ucap Aru sambil mengambil gelas Rulla dan ikut menenggaknya.

"Gila lu, minuman gua diembat lagi. Lu ga liat samping lu siapa? Gua udah punya pacar Arungi Samudera! Ga usah sakit jiwadeh lu." Sahut Rulla emosi.

Aru menoleh kearah Kiya yg daritadi hanya memasang wajah bingung.

"Sorry Kiy, abis gua sensitif aja bawaannya kalo si Rulla tau soal Alma." Sahut Aru tersenyum paksa.

"Otak dipake, Aru!" Celetuk Rulla.

"Jadi Alma ke Makassar?" Tanyanya lagi.

"Iya, dinas disana 2 minggu, Kak." Jawab Kiya.

"Haaahhh?? Dua minggu????!!" Teriak Aru sangat keras.

"Gua ga tau deh nih rumah tangga lu bakal gimana sama Alma kalo kalian jodoh. Hobby banget teriak-teriak." Ucap Rulla memegang telinganya.

Sementara Kiya menutup kedua telinganya dengan tangannya dan tertawa.

"Kiyyy, jangan ketawa. Buka dulu kupingnya, gua mau nanya." Rengek Aru sambil menurunkan tangan Kiya yg berada ditelinga.

"Jangan sentuh pacar gua!" Protes Rulla.

"Cott! Ga usah protes yg ga penting." Ucap Aru galak.

"Hahaha, makan tuh adat lu! Udah tau si Alma lagi butuh penjelasan. Malah lu beneran tinggalin, lu diemin berhari-hari pula. Kan gobloknya dikali 10." Sahut Rulla sambil membakar rokoknya.

"Matiin rokoknya." Protes Kiya sambil setengah melotot.

"Iya maaf ga jadi." Ucap Rulla sambil mematahkan rokoknya dan membuangnya.

"Ehh ini apa sihh. Aaarrggggghhh!" Teriak Aru.

Kiya mengerutkan keningnya, menahan pengang ditelinganya.

"Kiya fokus dulu sama aku bisa ga? Dan lu diem, saatt!" Ucap Aru kepada Kiya dan Rulla sambil berjongkok didepan keduanya.

Rulla menahan tawanya dengan mengatupkan bibirnya rapat dan membuang wajahnya. Kiya menatap Aru bingung.

"Kak Aru mau nanya apa?" Tanya Kiya pelan.

"Alma kemana?" Tanya Aru lagi.

"Allahuakbar..." Gumam Rulla.

"Diem lu!" Ucap Aru kepada Rulla. Rulla tertawa tak bersuara.

"Kak Alma ke Makasar, dinas disana sama Pak Jeffri, Kak." Jawab Kiya pelan.

"Haahhh, sama si Jeffri. Ohh Tuhaaann, masalah apalagi ini." Keluh Aru.

"Kak Aru, suara Kiya udah Kiya pelanin loh. Kak Aru bisa ga santai dikit, ga usah teriak-teriak." Protes Kiya.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang