Part 15

312 35 4
                                    


Tak terasa jam menunjukkan pukul 17.00, berarti jam pulang kantor sudah selesai. Rasanya sudah saatnya Kiya dan Rulla kembali ke kantor untuk mengambil tas Kiya yg tertinggal.

Rulla mengambil handphonenya dan menelpon Alma.

Alma mematikan telpon dari Rulla tanpa menjawab ucapan terakhir Rulla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alma mematikan telpon dari Rulla tanpa menjawab ucapan terakhir Rulla.

Rulla melirik Kiya yg menatapnya saat sedang menelpon Alma, saat tahu soal rasa yg tersimpan dihati Rulla, perasaan sakit mendadak muncul didada Kiya.

"Maaf." Ucap Rulla kepada Kiya yg mencoba bersikap tenang.

"Aman kan disana, Bang?" Tanya Kiya.

"Aman, Kiya. Yuk kita ke kantor, buat ambil tas kamu. Abis itu aku anter kamu pulang ya." Ucap Rulla.Kiya mengangguk pelan dan berjalan mendahului Rulla.

Rulla paham betul, ada rasa kecewa dihati Kiya. Beda dengannya yg sejak awal tahu bahwa hati Kiya terbagi untuknya dan Bani. Pada saat Evan munculpun, ada rasa ingin mengakhiri segala rasanya untuk Kiya. Namun, Rulla memilih tetap maju, entah demi apa? Rasanya atau Egonya?

"Kiya, kecewa?" Tanya Rulla saat mereka sampai diparkiran motor.

"Kiya kaget aja Bang. Kiya....." Kiya terdiam tak berani meneruskan ucapannya.

"Maaf Kiya, aku jahat ya?" Tanya Rulla.

"Kiya lebih jahat. Udah ya, kita balik ke kantor." Ucap Kiya lemah.

Rulla menatap gadis dihadapannya, dia sudah menyakiti Kiya tanpa sadar. Walaupun bukan inginnya menyakiti Kiya. Bisa saja tadi dia berbohong soal Alma, cuma Rulla tak mau. Dia mau hubungannya diawali dengan kejujuran, apapun itu.

Mereka sampai di kantor setengah jam kemudian, dan disambut tatapan sebal dari Alma.

"Kak Alma, Maaf." Ucap Kiya menghampiri Alma.

"It's okay Kiya, kamu ga salah." Jawab Alma tersenyum.

Kemudian dia beralih kepada Rulla.

"Heh, berang-berang! Lu mah tega sihh, gua nonton jam 6. Ini jam berapaaaaaa, aahh." Rengek Alma kepada Rulla.

Kiya menatap adegan itu, menurutnya sangat manis. Karena saat Alma memukul pelan bahu depan Rulla, Rulla menangkap tangan Alma dan menggenggamnya sebentar.

"Maaf sih Ma, gua tadinya mau kesini setengah 5. Tapi takut keamprok anak atas." Jawab Rulla pelan dan lembut.

Alma cemberut dan membalikkan badannya, lalu masuk ke ruangannya.

LabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang