Are You A Sasaeng? #8

479 70 24
                                    

Btw, setelah aku rasa-rasain. Ternyata nulis cerita ini sama banget kaya awal aku nulis Fanfic sebelumnya (Min Yoongi Book 1). Sepi banget. Sampai hampir mau nyerah nulisnya. Tapi ternyata setelah tamat pembacanya membludak banget. Semoga kisah satu ini juga sama :)

~~~

MIN YOONGI

"Dia pingsan. Haruskah kami menolongnya?"

Kupukul stir dengan begitu keras. Setelah menerima telpon dari Moonbin—Bodyguard yang kuminta untuk memata-matai Youra—aku bergegas kembali ke tempat di mana aku menurunkannya.

Bukan ini tujuanku. Caraku mungkin salah. Tapi aku hanya ingin membuatnya sadar, bahwa tidak semua hal selalu bisa ditukar dengan uang. Dan dia harusnya bisa berpikir, di mana batasan bicara seorang wanita.

Gadis ini—yang duduk tersandar pada kursi mobilku. Dia tak sadarkan diri dengan baju yang basah kuyup. Dia adalah gadis yang sangat kubenci. Dia juga gadis yang selalu menganggap uang adalah segalanya. Dan aku sangat tidak menyukai cara berpikirnya.

"Sial!" Aku memaki diri sendiri. Tidak bisa kupungkiri, aku menyesal melakukannya. "Maaf," lirihku sambil melihat Youra yang masih belum sadar jua.

Sesampainya di apartemen, kuminta beberapa bantuan penjaga untuk membawanya sampai ke dalam kamar. Sementara aku sibuk menelpon seorang Dokter kenalan yang sering menangani sakit bahuku. Dia bilang, akan datang dalam waktu dua puluh menit.

"Apa ada hal yang harus kulakukan untuk pertolongan pertama sebelum kau tiba?" Tanyaku dengan serius.

"Hangatkan tubuhnya. Efek dingin membuat asmanya kambuh." Setelah mendengarkannya, aku mematikan ponsel.

Aku memandangi Youra. Gadis itu sudah berbaring di tempat tidurnya.

"Terima kasih," kataku pada dua orang penjaga yang membantu. Belum ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan siuman. Dan jujur saja. Aku sangat takut.

Aku tidak mungkin membunuhnya kan?

Ayahku akan benar-benar mencekikku jika dia tahu tentang hal ini.

Dengan perasaan canggung sekaligus gugup, aku berjalan pelan ke arahnya. Memandanginya dengan seksama. Wajah pucat dengan jari-jari yang keriput karna kedinginan. Kaos putih polos yang basah kuyup menampilkan jelas Tank top hitam yang dia kenakan.

Aku mengacak rambut dengan frustasi. "Apa aku harus menggantikan bajunya?"

🍊

LEE YOURA

Satu-satunya hal yang kulihat ketika membuka mata adalah langit-langit nuansa putih dengan lampu terang yang menyilaukan kornea.

Aroma terapi dengan sedikit wangi citrus menyeruak di seluruh penjuru ruangan. Rasa hangat dari selimut yang menutupi tubuh membuatku rasanya enggan bergerak.

Nafasku lega. Rasanya seperti habis menghirup oksigen segar. Aku memalingkan wajah, di nakas dekat lampu hias, ada segelas susu yang nampaknya masih hangat. Juga dua potong roti selai kacang kesukaanku.

Apakah aku di Syurga?

Lalu, aku mengalihkan pandangan pada sisi kiri. Dan mendapati pria pucat tengah duduk di ujung tempat tidurku. Saking pucatnya, sia terlihat seperti mayat hidup. Ternyata aku di neraka!

Are You A Sasaeng?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang