Are You A Sasaeng? #16

592 71 35
                                    

*Lee Youra

Aku tengah menonton televisi bersama Holly ketika tiba-tiba pintu dibuka. Aku lantas beranjak dan menghampiri Suga. Lelaki itu tampak kesusahan mengatur nafas. Sebelah tangannya berada pada dinding—menjadikannya tumpuan.

"Hey, kau kenapa? Kenapa tiba-tiba kembali? Ini masih jam sepuluh. Kau meninggalkan sesuatu?" tanyaku.

Dia menggeleng. Baru saja dia akan buka mulut, ponselku berdering. Sebuah nomer asing tertera jelas di layar.

Aku dan Suga saling menukar pandangan ketika akhirnya kuputuskan menerima panggilan itu.

"Yeoboseo?"

Aku tak pernah mengira, bahwa panggilan itu memberi kabar yang sungguh tak pernah kuharapkan untuk di dengar.

Kakiku melemas. Ponselku jatuh, bersamaan dengan itu tubuhku juga kehilangan kekuatannya. Begitu akan menyentuh ubin, tubuhku di tahan oleh seseorang.

Aku memandangi Suga dalam diam. Benar-benar kehabisan kata-kata. Aku menangis sejadi-jadinya. Mencengkram kuat lengan jaketnya.

Dia benar-benar datang disaat aku membutuhkan seseorang untuk meluapkan segalanya.

🍊

"DASAR PEREMPUAN GILA!"

"YA! AKU MEMANG GILA! GILA KARNA TELAH MENIKAH DENGAN PRIA SEPERTIMU!"

"LALU KENAPA KAU MENIKAHIKU?"

"KARNA KAU MENGHAMILIKU WAKTU ITU!"

"Kita melakukannya atas dasar mau dan mau! Kau menyangkalnya?"

"Kau membuatku mabuk malam itu. Kau lupa? Aku bahkan membayangkan kekasihku saat bercinta denganmu."

"YU-SYN!!!"

PLAK!

Aku memejamkan mata. Menggigit bibir bawah sambil kedua tangan mencengkram ujung selimut yang menutupi tubuh demam Yeongsan. Tubuhku bergetar hebat. Sementara adikku hanya bisa mengerang dengan suara menggigilnya. Bibirnya pucat. Sementara tubuhnya berkeringat dingin.

Aku menangis sejadi-jadinya, tapi tak berani mengeluarkan suara sedikitpun. Lagi dan lagi, Ibu dan Ayahku bertengkar hebat. Aku menunduk, menahan isakan sekuat tenaga.

Jadi, segala ejekan teman-temanku waktu itu adalah kebenaran? Bahwa aku adalah anak yang mereka dapatkan saat belum menikah? Aku? Lee Youra?

Tiba-tiba, bayangan keluarga harmonis setahun lalu tergambar jelas dalam keremangan.

"Yeongsan, berikan aku satu permenmu!"

"Tidak! Ayah membelikan ini untukku!"

"Yeongsan-ah! Tidak boleh begitu. Berikan pada kakakmu sedikit."

Yeongsan yang cemberut sementara aku menyeringai puas. Kala itu, dia baru saja fasih bicara diusia tiga tahun "Mmm... Baiklah Ayah."

Lalu, Ibu datang dengan sepanci sup kepiting kesukaan Ayah. Senyum yang begitu cerah. Sentuhan hangat seorang Ibu. Masakan terenak meskipun dengan bumbu paling sederhana sekalipun.

"Nanti saja makan permennya. Ayo kita makan dulu."

Dulu, yang ada di rumah hanyalah tawa dan sesekali tangisan manja Yeongsan. Waktu begitu cepat berlalu sampai tiba masa di mana seseorang hadir kembali dalam kehidupan Ibu. Mantan kekasihnya kembali setelah sekian lama.

Are You A Sasaeng?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang