Kulangkahkan kaki dengan anggun. Kaca mata hitam, dress berwarna cream di atas paha. Tas bermerk serta make up tipis namun terkesan elegan.
Beberapa pengunjung Mall melihatku dengan tatapan kagum. Aku yakin mereka mengira bahwa aku lahir dari keluarga konglomerat atau pemilik sebuah perusahaan tertentu.
Aku tertawa dalam hati. Nyatanya, aku hanyalah seorang gadis pemburu informasi. Lalu, menjualnya dengan harga mahal. Akulah sang pelaku utama dibalik layar sandiwara itu. Aku yang sering mereka juluki sebagai Paparazi? Sasaeng? Entahlah.
(A/n: sasaeng itu gak harus jadi fans ya! Gak semua sasaeng itu adalah fans. Contohnya si gadis mata-mata ini. Dia bukan fansnya Suga.)
Terserah apapun itu. Yang jelas, kukantongi uang dua puluh juta won dalam setiap satu flashdisk yang diterima Tuan Nam.
Aku hampir gila memikirkan bagaimana informasi-informasi pribadi pria bernama Min Yoongi itu sangat laku di pasaran. Artikel terakhir pagi ini bahkan menembus angka sepuluh juta pembaca. Terbayang sudah berapa pundi uang yang masuk dalam rekening pria tua itu.
Artikel mengenai skandalnya menjadi trending dalam sekejap. Bahkan kudengar, keadaan Agensi Hybe—yang menaungi Rapper itu diburu oleh media masa. Beberapa fans bahkan berkumpul hanya demi menunggu konfirmasi pihak Agensi.
Malang sekali nasihnya.
Lagi pula, setelah kupikir, manusia bodoh mana yang mau hidup dalam kekangan? Tak bisa berkencan? Selalu terlihat sempurna, menawan dan bahagia. Sungguh drama industri yang luar biasa.
Seharusnya, Min Yoongi itu berani melawan. Maksudku, dia berhak menentukan hidupnya tanpa harus tunduk dengan peraturan gila di Agensinya atau hanya demi menjaga perasaan para fansnya.
Terdengar begitu naif.
"Maafkan aku Min Yoongi. Tapi sungguh aku harus berterimakasih padamu. Semua kemewahan ini kudapat dari hasil memata-mataimu." Sambil berjalan, aku terus berceloteh. Tak peduli jika mungkin saja ada yang mendengarya.
"Jujur saja lubuk hatiku terpaksa melakukannya. Aku tak sejahat itu. Tapi aku sangat membutuhkan ini." Kupandangi dompet yang isinya hanya beberapa uang kertas dan sisanya hanyalah kartu rekening. Jangan tanya nominalnya jika kalian punya riwayat sakit jantung.
Aku meraba perut yang mendadak lapar. Ketika akan memasuki sebuah restoran makanan Jepang, tiba-tiba ponselku berdering.
Ji An yang menelepon. Lalu, aku mengangkatnya.
"Apa lagi kali ini gadis gila?" tanyaku dengan malas.
Gadis dengan rambut merah menyala dan Piercing pada bibir dan pelipis itu tertawa. "Sialan kau!" makinya.
"Kau di Mall?" tanyanya dan aku hanya bergumam sebagai jawaban.
Sudah pasti dia tengah melacak ponselku.
Beberapa pelayan datang dan memberikanku buku menu. Kupilih beberapa makanan dan minuman lalu meletakkan tas di atas meja. "Katakan apa maumu?"
"Jadi kau belum tahu, ya?"
Alisku berkerut. Antara bingung dan kesal. "Ji An, katakan!"
Helaan nafas gadis itu terdengar jelas meski hanya lewat panggilan yang tersambung. "Artikel mengenai skandal Suga BTS yang dirilis tadi pagi baru saja dihapus dari akun Brave Entertainment."
Dudukku berubah tegap. Apa-apaan itu? Kenapa mereka mengapusnya?
Tanpa memperdulikan Ji An, kumatikan sambungan panggilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Sasaeng?
Fiksi PenggemarFANFICTION OF BTS SUGA ~ Dua puluh juta won dalam satu Flashdisk yang hanya berisi beberapa foto dan rekaman video. Bagiku, itu adalah tawaran yang teramat menggiurkan. Bodoh sekali jika aku menyia-nyiakannya. Hal-hal bersifat privasi mengenai Akto...