Are You A Sasaeng? #11

448 61 30
                                    

Hay, maaf membuat kalian semua menunggu lama:)
Terimakasih juga karna selalu setia nunggu update-an aku yg gak pasti ini.

Sejujurnya, aku buka apk Wattpad ini tuh tiap hari. Baca2in komentar2 kalian dan liat notif2. Dari 99+ pemberitahuan, 80% masih stuck di cerita Min Yoongi Book 1-2. Aku seneng banget! Dan semoga cerita ini juga bisa nyusul suksesnya cerita sebelumnya.

Dan tentunya, semua itu berkat kalian, Readers! Bisa menulis sebuah karya yg disukai banyak org adalah impianku sejak kecil. Gak nyangka kalo Yoongi bisa ngebantu aku banget dalam mewujudkan semua ini :)

I'm so proud of Myself, with this fandom and also (Y)ou.

Y for Yoongi 🥺🖤

Y for Yoongi 🥺🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

"Dia sudah sering melakukan hal ini sebelumnya," kata Jin. Lelaki itu memandangi Suga yang terbaring tak sadarkan diri di atas sofa. "Itulah sebabnya aku sering memarahinya."

Aku tak bergeming. Duduk diam dengan kedua tangan saling meremas satu sama lain. Dadaku masih cukup menegang. Aku berkeringat dingin. Kejadian antara aku dan Suga beberapa menit lalu membuatku terguncang. Kesal, marah dan benci. Rasanya, aku ingin melayangkan pukulan keras di wajahnya. Sungguh!

"Aku sangat kaget ketika kau menelpon dan memberitahukan keadaan Suga tadi. Dia tidak macam-macam denganmu kan? Maksudku, sebelum dia pingsan?"

Aku menggigit bibir bawah. Manusia bodoh mana yang akan jujur disaat seperti ini? "Tidak. Ketika aku sampai dia sudah sangat mabuk."

Jin mengangguk. Tarikan nafasnya terdengar begitu jelas. "Dia selalu saja membahayakan dirinya sendiri. Lalu ketika ada yang memarahi, dia akan selalu bilang bahwa semua manusia akan mati. lalu kenapa aku harus takut dengan kematian?" Dia meniru persis suara Suga.

Lelaki dengan piama tidur motif Alpaca itu lalu berdiri dan beralih menuju Suga. Lelaki itu membungkuk ketika melepas sepatu Suga dan memakaikan selimut padanya. "Dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Jadi biarkan saja. Ini sudah sangat larut. Kau harus tidur. Aku juga harus istirahat."

Kuusap wajah dengan kedua tangan. "Baiklah," kataku.

Aku berdiri dengan kaki yang masih terasa gemetar tak karuan. Seokjin masih duduk di samping Suga dan memperhatikanku sampai kakiku menyentuh tangga. Pandangan yang teramat membuatku tak nyaman.

Apa yang tengah lelaki itu pikirkan terhadapku?

🍊

Aku sudah berusaha keras. Tapi semakin aku berusaha menutup kedua mata, semakin rasa kantuk itu hilang entah ke mana. Aku melihat ke arah jam dinding klasik dengan lonceng kecil yang bergerak teratur di bawahnya. Sudah pukul tiga pagi. Dan aku belum tidur sedetikpun.

Are You A Sasaeng?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang