Part 14

382 60 40
                                    

Sudah dua bulan Kongpob mendiamkan singto, awalnya singto berpikir jika Kongpob hanya lelah namun sudah dua bulan semua terjadi, kong bukan lagi lelah sekarang.

Singto berjalan menghampiri arthit yang tengah membersihkan daun kering di pinggir kolam. Ia memang mencari arthit sejak tadi, ingin bertanya sesuatu pada Arthit.

"Arthit" ucap singto, membuat arthit menatap ke arah singto.

"Ya, sing?" Ucap arthit.

"Aku ingin bicara dengan mu" ucap singto.

"Kamu bisa bicara sekarang" ucap arthit.

"Akhir-akhir ini kamu selalu bersama phi kong. Apa kamu tahu alasan kenapa phi kong mendiamkan ku? Mungkin dia menceritakan alasannya pada mu" ucap singto.

"Sing... Aku tak tahu" ucap arthit sembari terus mengerjakan pekerjaannya.

"Tolong..." Ucap singto, membuat arthit berhenti.

"Tuan kong tahu hubungan mu dengan tuan krist" ucap arthit.

*Deg... Singto sangat terkejut mendengar itu, ia pikir selama ini kongpob tak tahu.

"S-sejak kapan?" Tanya singto.

"Sejak tuan kong pulang dari luar kota. Tuan kong mengatakan jika dia melihat tuan krist tidur dengan mu di kamar mu" ucap arthit.

*Tesss... Setetes air mata mengalir membasahi pipi singto.

"Sing... Kamu tahu sendiri jika tuan kong sangat mencintai tuan krist, bukankah aku sudah memperingati mu sebelumnya, kamu pria baik, kamu mungkin bisa mendapatkan pria yang lebih baik lagi dari tuan krist" ucap arthit.

Singto hanya mengangguk dan memilih untuk pergi dari sana tanpa menjawab ucapan arthit. Langkah kaki singto membawanya ke kamar Kongpob, saat dia membuka pintu kamar Kongpob, singto terkejut melihat Kongpob dan krist yang tengah adu mulut.

"Apa kamu pikir aku bodoh, krist. Aku tahu kamu selingkuh dengan adik ku sendiri dan sekarang apa? Kenapa kamu bisa mengatakan itu dengan mudah! Kamu memutuskan pertunangan kita!? Apa karna jalang kecil itu!!" Ucap Kongpob marah.

"Kong, tolong. Jangan panggil singto jalang, dia adik mu" ucap krist.

"Bukan! Dia bukan adik ku!! Mamanya menjadi jalang untuk papa ku hingga lahir jalang kecil itu! Mamanya istri kedua papa!! Aku dan dia tak lahir dari rahim yang sama!! Dia bukan adik ku, dulu memang benar aku sangat menyayanginya sebagai adik ku, tapi sekarang tidak! Aku membenci jalang kecil itu!! Mamanya merebut papa ku dari mama ku dan sekarang dia juga merebut tunangan ku dari ku! Wow, benar-benar anak yang tak tahu di untung" ucap Kongpob sinis.

Singto menangis saat mendengar Kongpob mengatakan itu, dia bahkan tak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari bibir Kongpob.  Ya, mama singto memang istri kedua tuan Edward, singto tahu itu tapi Kongpob tak pernah membahas tentang itu sebelumnya, kong sangat menjaga ucapannya tapi sekarang kong bahkan dengan lantang memanggil dirinya jalang.

"Phi kong..." lirih singto sambil menangis.

"Apa kamu puas sekarang sing!?" Ucap Kongpob.

"Phi, maafkan aku" ucap singto sembari bersimpuh di lantai, air mata terus menetes membasahi pipi bulatnya.

"Apa yang harus ku maafkan, kamu berhasil merebut krist dari ku, kamu berhasil merusak hubungan ku dengannya, kamu bahkan berhasil membuat krist jatuh cinta pada mu!! Kamu tahu sendiri jika aku sangat mencintai pria brengsek ini!! Kenapa kamu tega pada ku, sing!!" Teriak Kongpob penuh emosi.

Singto hanya diam dan terus menangis, tubuhnya bergetar karna takut, jujur ini kali pertama singto melihat Kongpob semarah ini.

"Kong,. cukup. Ini bukan salah singto" ucap krist.

"Kamu membela jalang mu, krist?" Ucap Kongpob sambil tertawa terbahak-bahak.

"Phi maafkan aku, hikss... Hikss" lirih singto.

"Memaafkan mu?" Ucap Kongpob sinis sembari menghampiri singto.

Kong menarik kerah baju singto memaksa singto agar berdiri lalu memukul pipi singto dengan sangat kuat.

"Aku membenci mu!!"

*Bugghhh....

"Aku menyesal telah menyayangi mu"

*Bugghhh....

"Aku menyesal menganggap kamu adik ku!!"

*Bughh... Kongpob memukul singto dengan brutal dan tanpa ampun, tak peduli jika krist berusaha menghentikan Kongpob sedangkan singto, dia bahkan tak mempunyai tenaga untuk melarikan diri, ingat singto adalah pria lemah dan rapuh, sekarang ia memuntahkan darah dari bibirnya karna mendapatkan banyak pukulan di perutnya.

Bahkan krist tak bisa menghentikan Kongpob.

"Tuan, berhenti" ucap arthit yang baru saja datang.

Arthit mendengar gosip dari maid lainnya yang mengatakan ada keributan di kamar Kongpob apa lagi pintu kamar terbuka lebar sehingga suara keributan itu terdengar keluar kamar.

Arthit memegang tangan Kongpob yang terus meninju singto sedangkan krist langsung memeluk singto yang sudah tak sadarkan diri dengan banyak luka lebam di tubuhnya.

Arthit memeluk Kongpob erat sehingga membuat kong berhenti.

"Apa tuan puas sekarang!! Emosi tak akan menyelesaikan segalanya!! Lihat singto, tuan!! Tuan tahu sendiri jika dia pria yang lemah dan tuan tega memukulnya hingga seperti ini!! " Teriak arthit, dia sangat benci pada Kongpob sekarang, apa lagi saat melihat singto tak sadarkan diri.

Arthit melepas pelukannya di tubuh Kongpob lalu meninggalkan Kongpob sendiri di kamar, ia menyusul krist yang berlari menggendong singto.

"Tuan krist, aku ikut" ucap arthit, saat melihat krist memasukan singto ke dalam mobilnya.

"Kamu menyetir" ucap krist.

Arthit masuk ke kursi pengemudi dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sedangkan krist menangis sambil memeluk singto, berusaha membangunkan singto namun singto tetap tak sadarkan diri. Apa lagi darah segar terus mengalir dari mulut singto sejak tadi.

"Cepat arthit" ucap krist

















Tbc.

Pewaris TahtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang