"Maaf terlambat memperkenalkan diri, nak nama saya Albert, saya pemimpin pangkalan di kota C, saya disini untuk membeli banyak benda dari tokomu, bisakah?" Tanpa sadar suara tuan Albert melembut, seperti membujuk anak kecil.
"Tentu saja tuan Albert, selagi ada uang pasti ada barangnya, saya akan mencatat keperluan apa saja yang anda butuhkan, saya juga akan menyiapkannya," Ren menepuk dadanya pelan dengan wajah serius.
"Baiklah pertama saya ingin beras apakah saya bisa beli satu ton beras?"
"Tentu anda bisa beli ber ton-ton beras ditoko saya tuan" ucap Ren dengan percaya diri.
"Hahahaha, baiklah, saya beli 1 ton beras, satu ton tepung, sepuluh ribu bungkus roti kering, sepuluh ribu air mineral, dagingnya satu ton, dan sepuluh ribu campur bumbu dapur. Kalau untuk peralatan dapur untuk sekarang kami belum membutuhkannya!"
Dengan mata berbinar Ren mencatat pesanan sultan yang datang entah dari mana, barang yang dibelinya banyak banget coy, membayangkan dirinya bisa langsung updated toko melewati beberapa level keatas.
"Baik saya akan menyiapkannya, dikarenakan banyak barang anda bisa mengambil barang keesokan harinya tuan Albert"
"Baiklah apakah kau butuh bantuan?"
Ren menggelengkan kepalanya enggak mungkin kan dia membeberkan rahasia sistemnya, bahaya itu mah.
"Tidak perlu tuan Albert, saya jamin besok anda langsung bisa membawa pesanan anda" Ren tersenyum profesional.
"Hahahaha baiklah, kalau begitu besok kami akan kembali"
Tanpa diduga tuan Albert yang kelihatannya garang bisa diajak berbicara santai, beda sekali dengan dinding es berjalan disebelahnya, Ren sedikit melirik kearah Sean yang juga sedang menatapnya, langsung saja Ren kembali membuang muka, merinding cuy.
"Ren...kami ingin membeli ini" Leo dan Adam sedang membawa banyak barang menghampiri meja kasirnya, Dengan penuh semangat Ren menghitung keseluruhan barang yang dibeli mereka untuk makanan mereka seharian.
"Selamat tinggal, silahkan datang lagi." Ren melambaikan satu tangannya pada segerombolan orang yang akan keluar dari tokonya.
Toko yang tadinya ramai seketika langsung sunyi, tak ayal dia merasa kesepian, yah daripada mellow lebih baik menyiapkan pesanan mereka yang banyak itu.
"Ayo sistem semangat!"
"Baiklah tuan rumah"
Ren beserta sistem tentunya menyiapkan pesanan yang banyaknya diluar nalar, menyimpan barang-barang yang sejenis disatu kotak yang besar ukurannya setelah itu meletakkannya ditempat kosong dalam toko itu, kotak-kotak yang terbuat dari kayu ukurannya setinggi manusia, menumpuk tinggi sampai hampir menyentuh langit-langit toko.
Yang menyusun kotak-kotak besar itu tentu bukan Ren, mana kuat dia-nya, sistem lah yang menyusun kotak-kotak sampai berbaris rapi, dengan begini pekerjaan mereka siap, walaupun pinggang Ren agak sakit, tapi itu sepadan dengan banyaknya inti kristal yang akan didapatnya.
Membayangkan inti kristal sebanyak gunung anak-an besok membuat mood-nya bahagia, ahhh...hari ini bakalan mimpi indah, Ren menutup tokonya dengan senyuman bahagia.
~~~~~~~~~~~~
Disisi lain tim Sean dan tiga orang tambahan mencari tempat istirahat tepat didepan toko Ren berada, mereka membersihkan lantai, dan sebagian mereka memasak.
Aroma nasi hangat dan daging menyebar ke seluruh ruangan membuat perut yang lapar semakin keroncongan, mereka berkumpul mengelilingi makanan yang bahkan belum sepenuhnya matang.
Berbeda dengan dua orang yang mirip hanya berbeda umur saja, dipinggiran mereka sedang mendiskusikan sesuatu tampaknya sangat serius, yang lebih tua tampak mengerutkan kening.
"Ini aneh, tempat ini berada ditengah kota, tapi dari awal kita masuk ke toko itu sampai sekarang aku bahkan tak melihat satupun zombie disekitar sini, zombie yang kulihat berjarak 200 meter didekat sini, tapi yang aneh adalah zombie itu tak menyerang ku sama sekali, seakan-akan dia tidak bisa melihat ku"
Sean yang secara samar mempunyai tebakan didalam hatinya diam saja mendengar opini dari ayahnya, walau tak dipungkiri dia juga penasaran, bagaimana bisa toko itu terlindung dengan baik, dan dari mana asalnya bahan-bahan segar dan langkah diakhir zaman ini.
"Laki-laki kecil dan polos itu juga aneh, dia memiliki mata yang cerah penuh semangat, seperti seseorang yang tak pernah mengalami kejamnya akhir dunia, jarang sekali manusia seperti itu diakhir dunia"
Mau tak mau Sean terbayang mata bersinar seperti bintang dimata gelapnya anak laki-laki kecil itu, sangat menghipnotis orang orang disekitarnya.
Tak lama diskusi mereka disela oleh Liam yang datang membawa dua piring ditangannya."Tuan Albert, kapten makanannya sudah siap" Liam yang memang kenalan dekat keluarga mereka datang membawa dua piring dengan makanan panas yang harum, sangat jarang bisa didapatkan diakhir zaman ini.
"Terimakasih Liam" tuan Albert mengambil satu piring dan Sean mengambil satunya lagi tanpa mengucapkan apapun mereka mulai makan dengan lahap, sampai beberapa dari mereka meneteskan air mata.
"Alangkah baiknya keluargaku bisa makan seperti ini juga," Hilea menyeka air matanya terharu sudah sangat lama mereka tak bisa makan-makanan yang panas, mereka hanya bisa memakan roti kering setiap hari, walaupun tak mengenyangkan perut setidaknya mereka tak mati kelaparan.
Mereka yang punya keluarga melihat piring bekas mereka makan dengan sendu, mereka juga berpikiran sama dengan Hilea, berharap keluarga mereka juga menikmati makanan yang sama.
"Jangan khawatir, makanan yang kalian beli menggunakan inti kristal pribadi tak akan disita oleh pangkalan, itu janjiku" tuan Albert berbicara yang membuat mata semua orang disana berbinar cerah.
Mereka pada bersorak gembira, kegembiraan yang langkah datang di akhir zaman ini, Sean juga tersenyum tipis, berkat adanya toko serba ada dia memiliki harapan pada dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
membangun toko serba ada diakhir zaman
FantasyProlog Ren tiba tiba masuk dunia novel populer akhir zaman, hidup didalam novel dipaksa sistem untuk untuk membuka toko serba ada diakhir zaman, demi bertahan hidup dan menjadi ikan asin diakhir zaman Ren bertekad untuk membangun toko serba ada yang...