Ren kembali melihat kearah vio yang sedang asyik bermain dengan boneka beruang ditangannya, Ren semakin merasa sedih, tapi dia sama sekali tidak frustasi, dia akan menemukan segala cara agar Vio bisa kembali menjadi manusia biasa.
Ada banyak cara untuk itu, walaupun tidak bisa menjadi manusia kembali pun tidak masalah Violla tetaplah Vio, hal itu tidak akan mengubah hati Ren untuknya.
Ren menghilangkan rasa frustasinya lalu kembali merapikan barang-barangnya, dia akan keluar lama kali ini, dia tidak akan membiarkan mereka tertidur dijalan, jadi banyak sekali yg harus dipersiapkan.
Para robot telur sudah mengambil alih menjaga dan membersihkan toko dengan rajin, Ren masih ragu dengan para robot imut ini, apa mereka benar-benar bisa menjaga toko?, tiba-tiba sistem bersuara.
"Jangan khawatir tuan rumah, walaupun robot ini imut dan tidak terlihat berbahaya, mereka sebenarnya adalah mesin pembunuh mematikan, mereka bisa melukai siapa saja yang melanggar peraturan toko kita, jadi jangan khawatir tuan rumah!".
"Tidak akan melukai orang yang tidak bersalah kan?" Tanya Ren khawatir.
"Pokoknya jangan khawatir tuan rumah!" Sistem kembali meyakinkan.
Akhirnya Ren kembali tenang, dia dengan mantap menyusun banyak barang sampai tanpa sadar dia mengemas tiga koper besar dan lima tas hiking, Ren melihat banyak barang didepannya dengan bingung, 'bagaimana cara membawa barang sebanyak ini?'
Sistem yang melihat Ren seperti orang bodoh tertawa dalam hati, tidak ditunjukkan didepan Ren karna takut kena ngamuk, sistem menyarankan menyimpan barang-barang mereka didalam ruang sistem, Ren kebingungan, sistem ada ruang?, dia tidak mengetahuinya.
"Tuan rumah tidak bertanya pada sistem, jadi sistem diam saja." Jawab sistem dengan polos.
'minta ditabok nih anak!'
Ren selesai beberes memegang tangan Vio Ren dan Vio kini berada diluar toko, mereka akan diteleportasikan oleh sistem kepangkalan terdekat terlebih dahulu, karna takut vio tersesat dia mengendong vio didepan, vio diam saja dari awal, segera mereka menghilang dari sana dan muncul dihutan tak jauh dari pintu masuk pangkalan kota C.
Ren memutuskan untuk kepangkalan ini terlebih dahulu karna kontrak kerja sama dengan tuan Albert, dan juga agar terlihat sopan, menyapa tuan Albert terlebih dahulu sebelum kepangkalan lain.
Ren berjalan dengan vio di gendongannya, perlahan menuju pintu masuk pangkalan kota C, dia menteleport mereka agak jauh agar tidak menakuti orang-orang yang melihatnya.
~~~~~~
Siang-siang terik dipangkalan kota C tak banyak orang didepan pintu gerbang pangkalan hanya prajurit penjaga gerbang saja yang masih setia berdiri ditengah panasnya siang akhir zaman.
Mereka berdiri diatas pintu gerbang pangkalan yang khusus dibuat untuk mereka agar lebih mudah menjaga pangkalan, seseorang melihat dengan teropongnya, dia melihat suatu sosok dari hutan, akhirnya dia melihat dengan jelas.
Sosok itu seorang pemuda berkemeja putih yang masih muda dan tampak bersih tanpa noda dengan seorang anak kecil di lengannya, anak kecil itu seindah boneka, walaupun pakaian mereka tampak normal dipakai sebelum akhir zaman, tapi diakhir zaman ini, mereka tampak sangat mencurigakan.
Tak ada seseorang pun yang mereka lihat selama akhir zaman ini berpakaian sebagus dan Serapi itu, belum lagi mereka tampak seperti tuan dan nona muda yang dimanjakan, mau gimana lagi, salahkan akhir zaman yang membuat mereka mudah curigaan, apalagi melihat mereka yang tidak membawa apapun.
Kecurigaan mereka semakin meningkat jang terlalu meremehkan lawan, bahkan hal yang tampak baik pun busuk didalamnya.
Mereka mulai waspada terhadap pemuda yang perlahan-lahan berjalan mendekat kepangkalan, sampailah Ren didepan pintu gerbang yang besar dan luas banget, gerbang dan tembok dipangkalan tampak seperti terbuat dari baja yang sangat kuat.
Ren terkagum-kagum melihat hal itu, tinggi gerbang ini juga tidak main-main, begitupula tinggi tembok raksasa ini, biaya pembangunannya pasti mahal, dia malah kepikiran hal yang tidak berguna.
"Maaf saya ingin memasuki pangkan, halooo...apakah ada orang?" Ren mendongak sambil mengeraskan volume suaranya, dia melihat sekelilingnya, tampak kosong dan hampa.
Lalu tak lama kemudian dia mendengar suara dari atas, segera dia mendongak dan mundur beberapa langkah, diatas Ren melihat beberapa prajurit berseragam dan bersenjata lengkap menatap dirinya dengan tajam.
"Siapa kau dan apa maumu?"
Ren melihat dia berbicara, sepertinya dia ketua kelompok mereka, melihat raut wajah mereka yang kurang ramah, Ren kebingungan, apakah mereka waspada terhadapnya?, apa yang harus diwaspadai dari orang sepertinya?.
"Maafkan aku tapi aku ingin bertemu dengan taun Albert, oh iya dia juga memberikanku ini" Ren mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi berharap mereka melihat kartu hitam ditangannya.
Diakhir zaman para pengguna kemampuan memiliki penglihat dan pendengaran yang sangat baik, jadi Kapten pangkalan langsung melihat dengan jelas apa yang dipegang Ren.
Kartu hitam ekslusif milik pangkalan mereka hanya orang tertentu saja yang dapat memilikinya, ini menandakan mereka orang penting, jadi tanpa berani menunda kapten penjaga langsung menyuruh anak buahnya membukakan pintu kecil yang biasa digunakan untuk menyambut pendatang baru.
Dibilang pintu kecil pun tidak terlalu kecil karna pintu itu muat untuk dimasuki satu mobil saat pintu dibuka sang kapten keluar lalu menganggukkan dengan hormat, dia mengubah wajahnya dengan cepat.
"Maaf karna tidak mengenal anda terlebih dahulu tuan, karna anda ingin menemui tuan Albert, saya akan membawa anda, silahkan lewat sini"
Ren hanya mengangguk dan mengikuti kapten itu dalam diam, dia dibawa kedalam mobil lalu mobil itu melaju dijalan yang lumayan lebar, Ren sekali-kali melihat keadaan pangkalan terbesar di kota C, ternyata kondisi mereka tidak seburuk itu, Ren dapat melihat bahkan orang-orang tua pun mendapatkan tenda untuk tempat berlindung.
Ternyata tuan Albert lebih bijaksana dan mampu dari yang diharapkan, Ren asyik melihat-lihat dia tidak menyadari kalau Vio melihat kearahnya, Vio terlihat kebingungan, apa bagusnya melihat kearah luar, lebih baik main bersama ku kak, Vio menarik bajunya Ren pelan.
Tapi Ren masih tidak melihat kearahnya, baru kali ini Vio merasa tidak senang karena Ren tidak bermain dengannya, dia ingin Ren selalu bermain dengannya.
untuk apa melihat orang-orang jelek diluar, Vio sedikit memajukan bibirnya, walaupun wajahnya masih tidak terlihat berekspresi, tapi kalau Ren melihat hal itu, dia akan langsung tau kalau Vio lagi ngambek padanya.
Vio sudah mulai banyak memunculkan berbagai emosi anak-anak seumurannya, dia jadi gampang ngambekkan, walaupun Ren hanya mengacuhkannya sebentar.
~~~~~~~~
Huaahahahahaha, akhirnya saya update juga, hehe nungguin ya, maaf ya, kalau lama, enggak bermaksud memberi jambu (janji busuk), tapi sebagai gantinya, lain kali saya akan duble update dehh... Kalau update hehe byeee😘
KAMU SEDANG MEMBACA
membangun toko serba ada diakhir zaman
FantasyProlog Ren tiba tiba masuk dunia novel populer akhir zaman, hidup didalam novel dipaksa sistem untuk untuk membuka toko serba ada diakhir zaman, demi bertahan hidup dan menjadi ikan asin diakhir zaman Ren bertekad untuk membangun toko serba ada yang...