19. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.5K 206 7
                                    

Iya cemilan, Vio ternyata memakan inti kristal, tapi dia sedikit pemilih, vio hanya akan memakan inti kristal tingkat ketiga dan diatasnya, darimana Ren tau kalau zombie bisa memakan inti kristal?, jawabannya Karena semalam Ren melihat vio mengunyah sesuatu, karna takut vio mengunyah barang berbahaya, Ren memaksanya membuka mulutnya yang masih penuh.

Ren melihat vio ternyata mengunyah inti kristal yang dia letakkan secara tidak sengaja diatas meja diruang tamu, Ren panik, dia memeriksa mulut Vio dan keadaan Vio yang terus dipantau oleh sistem, setelah semalaman dipantau ternyata Vio baik-baik saja malah semakin sehat.

Ren menyimpulkan kalau inti kristal bisa menjadi makanan pengganti daging dan darah, Ren mempunyai ide untuk mengajar Vio dengan dirangsang oleh inti kristal, seperti anak-anak yang giat belajar saat dirangsang dengan permen dan makanan enak.

Ren dengan sabar dan rajin mengajar Vio lama kelamaan, Vio sudah mulai terbiasa dan menjadi manusia biasa yang sudah bisa memakai alat-alat makan untuk makan, dan akhir sekarang Ren mengajarkannya pengetahuan dasar karna pengetahuan itu penting.

Melihat mereka yang harmonis para anggota merasa Ren adalah kakak yang sangat baik, di akhir zaman bahkan keluarga sedarah saja rela mengorbankan saudaranya untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, hal itu pemandangan yang biasa diakhir zaman ini.

Para anggota tidak ada yang memiliki saudara jadi mereka merasa adiknya Ren sangat patuh, imut dan baik, mereka bisa merawat sepuluh anak seperti ini, Hilea dan Romi mendatangi Sean dan mulai mengobrol dengan asyik seakan mereka sudah kenal bertahun tahun.

Walaupun Vio tidak mengerti apa yang dibicarakan dua kakak perempuan ini pada saudaranya, tapi dia tau kalau orang-orang ini tidak jahat, jadi dia diam saja dari awal, tapi jika ada orang yang ingin mencelakai kakaknya dia tidak akan tinggal diam.

Ren menghitung satu persatu belanjaan yang dibeli mereka lalu mengemasnya, dari awal sampai akhir otak Sean memikirkan banyak kata permintaan maaf yang tulus untuk Ren karna telah menyakiti adiknya, tapi pada dasarnya EQ nya nol besar jadi dia kebingungan ingin mengatakan apa.

Sampai dia melihat Ren berbicara dan tertawa dengan Hilea dan Romi melihat mereka seperti itu Sean merasakan perasaan yang aneh didalam dirinya, dia merasa marah dan sesak didadanya, padahal dia tidak memiliki luka dalam.

Tapi rasa sakitnya sama seperti dia hampir mati saat berhadapan dengan zombie bermata merah padahal sebenarnya Hilea dan Romi hanya meminta kartu keanggotaan toko milik Ren, tapi dimata Sean mereka sangat akrab.

Ren menyerahkan dua kartu pada Hilea dan Romi karna mereka juga pelanggan setia, Ren menjelaskan dengan sabar fungsi kartu ditangan mereka dan Hilea dan Romi yang terkagum-kagum pada kartu berteknologi tinggi.

Selesai itu mereka kembali bekerja menyusun barang satu persatu diruang mereka, sampai semua orang keluar untuk menyusun barang pribadi mereka kedalam mobil, barulah Sean menghampiri Ren.

"M..maaf karna telah mencelakai adikmu, aku tidak tau kalau dia adikmu, sekali lagi maaf"
Sean dengan kaku berbicara dia tidak pernah berbicara sepanjang ini sebelumnya.

"UM.. tidak apa-apa, lagipula adikku tidak terluka," Ren tersenyum tak ada satupun dari mereka yang membahas kalau Vio adalah zombie, Sean hanya takut itu akan menyakiti hati Ren jika membicarakan topik itu.

Akhirnya Sean merasa lega Ren tidak membencinya sama sekali, dia merasa kalau Ren sangat baik hati, dia takut Ren bakalan dimanfaatkan oleh orang jahat, apalagi dia menjaga toko ini sendirian.

"Ren apakah kamu membutuhkan pengawal?" Sean berkata serius.

"Aku tidak butuh, aku sangat kuat, lihatlah aku bisa menghalangi seranganmu sebelumnya ya kan?"

Sean kembali teringat hal itu, awalnya dia tidak memikirkannya, karna takut Ren akan marah padanya, tapi sekarang, Sean merasa kagum didalam hatinya, padahal dia mengeluarkan seluruh kekuatan untuk menghantam adiknya Ren.

Tapi Ren memblokir dengan mudahnya, dia yakin Ren tidak lemah, karna tak ada seseorang pun di pangkalan kota C yang mampu menandinginya, sekarang dia yakin Ren akan baik-baik saja, Sean bisa pergi dengan lega tanpa beban pikiran lagi.

Ren tersenyum melihat Sean yang tampak lega sepertinya bebannya sedang terangkat, Ren bisa melihat seluruh ekspresi Sean dari matanya, walaupun wajah Sean tidak memiliki ekspresi, tapi dia bisa melihat mata Sean yang sangat ramai berekspresi.

Setelah Sean dan anggotanya pergi Ren meningkatkan tokonya kelevel sepuluh perlu 24 jam untuk upgrade jadi Ren dan Vio bermain beberapa permainan yang meningkatkan otaknya Vio agar vio pintar seperti anak pada umumnya.

Walaupun Vio zombie, Ren sama sekali tidak menganggap Vio zombie, dia menganggapnya seperti manusia biasa dan adiknya sendiri, Vio sangat pintar, baik, dan pendiam, Ren sangat menyukai adiknya ini.

Karna tidak ada pelanggan, mereka bermain sepuasnya tanpa gangguan, sampai malam tiba, Ren berencana menutup pintu toko walaupun sekarang masih jam tujuh, karna tidak melihat satupun pelanggan yang datang.

Ren berdiri didepan pintu sudah meletakkan kata close pada pintu kaca tetapi tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kacanya, dia berdiri didepan Ren dengan tudung yang menutupi seluruh sosoknya, Ren tidak tau siapa orang didepannya, tapi kelihatannya familiar karna itu adalah pelanggan dia mengambil kembali tanda close lalu membukakan pintu untuknya.

Ren menyapa pelanggan dengan sepan, dibelakang tubuh sosok itu mengembung ketutupan jubah, melihat hal itu Ren sudah menebak siapa pelanggan ini, Ren menyapa mereka dengan ramah.

Roya tersenyum saat disapa oleh Ren, mereka awalnya berangkat keluar untuk musnahkan zombie, tapi sudah satu harian zombie yang biasanya banyak kali ini tidak memperlihatkan batang hidungnya sama sekali.

Karna hari sudah hampir malam dia ingin mencari tempat untuk beristirahat, tapi tanpa sadar ternyata mereka sudah berada ditengah kota yang biasanya sangat padat dengan zombie.

Merasa keanehan yang mencurigakan Roya berencana untuk memberitahukan kepada kepala pangkalan setelah dia pulang nanti, tapi karna sudah sampai di tengah kota sekalian saja dia mengunjungi toko Ren untuk berbelanja.

Sampai ditoko Ren matahari sudah tenggelam, hari sudah malam, sangat berbahaya jika keluar pada malam hari, tapi dia akan memikirkan caranya, hal pertama yang harus dipikirkannya adalah adiknya.

Roya membangunkan adiknya yang kelelahan perlahan dia menurunkan adiknya, lalu menyapa Ren dengan ramah juga, melihat Roya dan adiknya jauh lebih baik dari awal mereka bertemu Ren merasakan kebahagiaan juga.

Riri menyapa Ren dengan suara lolinya yang lucu Ren dengan semangat membalasnya, Ren memberikan setangkai lolipop berwarna warni untuk Riri dan diterima setelah persetujuan kakaknya, Riri memang anak yang baik, tapi masih imutan Vio.

Tanpa sadar dia membandingkan adiknya dengan adik orang lain, pokoknya dimata Ren itu Vio yang paling imut, Roya berbelanja bersama Riri yang mengikutinya, dia semakin kagum saat melihat semakin luas dan banyak barang ditoko Ren, dia jadi penasaran dilantai dua ada apa saja.
























membangun toko serba ada diakhir zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang