26. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.1K 179 11
                                    

Ren meratapi nasib pintu yang tidak bersalah, lalu disinilah mereka bertiga duduk kembali sambil minum teh seperti sebelumnya, Ren mulai mengeluarkan suara untuk memecahkan kecanggungan.

"Jika boleh tau, zombie apa itu tadi?, kupikir hanya Vio yang seperti ini" merasa dipanggil Vio menoleh kearah Ren tapi melihat Ren yang hanya fokus pada Sean membuatnya kembali memainkan boneka yang dipegangnya.

"Itu..... zombie tingkat tinggi yang kami tangkap untuk penelitian!"

Mendengar jawaban Sean Ren langsung waspada, dia sedikit mempererat pelukannya pada Vio, mengetahui ketakutan Ren, Sean langsung menyangkalnya.

"Kami tidak akan menyentuh adikmu, kami berjanji, lagipula zombie mata merah yang tadi ditangkap karna meresahkan, dan sering membunuh para pengguna kemampuan yang lewat, tapi zombie itu cukup ganas, kami ceroboh saat itu, hal itu yang membuat zombie itu bisa kabur ". Ren menghela nafas lega, dia segera mengendurkan kewaspadaannya.

Tak lama setelah mereka berbincang, tuan Ren datang lalu duduk disamping Sean, dia meminta maaf atas ketidak nyamanan yang diberikan dan bertanya Ren ingin tinggal untuk makan siang atau tidak.

Tanpa sadar ternyata hari sudah siang Ren juga merasa sedikit lapar, tanpa malu dia menyetujui perkataan tuan Albert, tuan Albert tersenyum senang, jika Ren akan makan disini, Sean pasti juga ikutan, kesempatan ini jarang terjadi.

Mereka makan disatu meja bundar, dengan Vio bersebelahan dengan Ren, dan disebelah Ren ada Sean, serta disebelah Sean ada tuan Albert disebelah Vio juga tentunya, karna meja ini pas untuk empat orang.

Makanannya seperti masakan rumahan pada umumnya, beda dengan Vio hanya ada inti kristal dipiringnya, tuan Albert terlihat seperti seorang ayah yang menyayangi putrinya, dia menyuapi vio dengan gembira, Vio juga dengan patuh membuka mulutnya lalu mengunyah secara perlahan.

Ren hanya tersenyum melihat hal itu, sampai sebuah daging diletakkan dipiringnya, Ren melihat kearah Sean pelakunya, dia hanya terdiam lalu memakan makanan yang diberikannya dengan patuh.

Mereka makan dengan gembira lalu selesai makan tuan Albert bertanya kepada Ren dia akan pergi kemana setelah ini, Ren menjawab dengan tenang.

"Saya akan mengunjungi pangkalan lain untuk menawarkan barang yang tadi tuan Albert, saya berencana menaruh vinding mechine itu keseluruhan pangkalan yang ada agar manusia tidak kelaparan lagi!"

Tuan Albert menganggukkan kepalanya Ren sangat peduli pada kehidupan masa depan manusia, tuan Albert tidak tau kalau Ren tidak peduli pada hal itu sama sekali, dia hanya ingin mengambil keuntungan dari hal yang dilakukannya.

Tuan Albert melirik Sean disamping Ren lalu memikirkan ide yang cemerlang, daripada Ren pergi sendiri, lebih baik dia menyuruh putra satu-satunya menemani dan melindungi Ren, lagipula Ren adalah dermawan mereka, sekaligus mendekatkan mereka berdua, ini seperti membunuh dua burung dengan satu batu

"Sean temani Ren dalam perjalanannya, ditempat ini tidak memerlukan mu lagi jadi pergilah, untuk masalah melindungi pangkalan, banyak prajurit ditempat ini jadi tak perlu khawatir" Sean melirik ayahnya yang masih sibuk bicara seolah meyakinkannya.

Padahal tanpa disuruh, dia akan menemani Ren kemanapun dia mau, lagipula siapa yang ingin melindungi tempat ini?, dia hanya suka berpetualang, jadi dia dengan cepat berdehem tanda menyetujui perkataan ayahnya.

Tuan Albert terdiam sejenak lalu berkata bagus bagus berkali-kali, Ren diam sebentar lalu berterimakasih tanpa menolak, sistem agak bingung disini, padahal dia memiliki kekuatan teleport kemanapun aku pun tuan rumah ingin pergi tapi kenapa malah capek-capek jarak kepangkalan lain bukannya dekat.

Ren yang memahami pemikiran sistemnya tertawa sebentar lalu berkata didalam hatinya untuk menjawab pertanyaan sistemnya.

"Kau tau niat tuan Albert apa sistem?" Kata Ren misterius

"Sistem tidak tau tuan, memangnya apa?, sistem tidak merasakan niat jahat darinya"

" Hahah, kau polos sekali sistem, tuan Albert tau kalau Sean menyukaiku jadi dia berencana mendekatkan aku pada anaknya!" Perkataan Ren membuat sistem kaget.

"SEAN MENYUKAI TUAN RUMAHHH"

"Kenapa kau menjerit begitu sistem!" Sean merasa kepalanya mau pecah akibat suara sistem yang nyaring dikepalanya.

"Ma..maaf tuan rumah saya merasa sangat kaget tentang itu, mengapa sistem tidak tau?, padahal sistem sudah meletakkan emosi manusia pada memorinya, dan sistem tau semua perasaan emosional manusia tapi kenapa sistem tidak tau kalau Sean menyukai anda" sistem takut tuan rumahnya marah jadi dia menjelaskan.

"Astaga sistem kau sangat polos sekali, jelas sekali sifatnya selama ini menjelaskan kalau dia sangat menyukaiku,"

"Sistem sungguh tidak mengetahuinya, menurut sistem tingkah laku Sean pada tuan rumah seperti teman biasa pada umumnya"

"Teman biasa?, hahahah, sistem kau imut sekali, kau tau hal apa yang paling sulit ditebak didunia ini?, pertama nasib, kedua adalah perasaan manusia, jadi wajar sekali kalau kau yang bukan manusia menjadi kebingungan"

"Jadi begitu, Sistem akan banyak belajar tuan rumah"

Ren menggelengkan kepalanya, dia juga baru yakin kalau Sean menyukainya karna sifat Sean yang sulit mengungkapkan perasaannya sendiri, dia tidak menolaknya sebenarnya Sean tidak terlalu buruk juga, dia akan melihat sampai mana Sean menyukainya, jika hanya sekedar mengagumi saja itu akan menjadi menyebalkan.

Ren suka sesuatu yang pasti, jadi dia paling benci jika hanya suatu harapan palsu, jadi dia akan menunggu, berpura-pura saja tidak tau apa-apa, biar Sean yang menegaskan sendiri perasaannya.

~~~~~~~

Dari kejauhan terlihat dua mobil berkendara dengan kecepatan standar didalam mobil pertama yang memimpin jalan, Sean duduk dikursi setir sedangkan Ren disebelahnya dengan vio dipangkuannya, dibelakang mereka ada tambahan empat orang lagi yang tak tau malunya mengikuti perjalanan yang tadinya direncanakan oleh dua orang.

Oh, jangan lupa satu mobil dibelakang mereka dengan lima orang didalamnya, wajah Sean yang sedang menyetir semakin datar dan suram, dan dibelakangnya Liam terus mengoceh seperti burung kecil dalam sangkar yang bisa kapan saja terkena amukkan Sean yang sudah emosian.

Ren yang melihat Liam sama sekali tidak peka dengan situasi sekarang berdoa sungguh sungguh untuk keselamatan Liam, semoga dia(Liam) tenang di alam sana.

Awalnya mereka ingin berpergian berduaan saja, tapi entah datang dari mana makhluk alien (liam) tiba-tiba saja muncul didalam mobil mereka diikuti beberapa anggota lainnya.

Para anggota sangat bosan terus berada dipangkalan tanpa bertarung, mereka sudah terbiasa bertarung, jadi saat mereka tiba-tiba saja senggang mereka akan merasa capek sendiri(capek karna tiduran terus).

Jadi saat mereka mendengar dari Liam kalau kapten ingin pergi kepangkalan lain, mereka otomatis semangat langsung menaiki mobil tanpa merasa ada yang salah.

Jadi intinya biang kerok semua ini adalah Liam yang tak sengaja mendengar percakapan tuan Albert dengan Ren dan Sean saat mereka sedang makan.

Ren memangku Vio di depan mobil tepat disamping pengemudi, bukan karna tak ada tempat duduk lagi, tapi karna vio sendiri yang tak mau lepas darinya, maklum anak manja kesayangan Gege Ren.

~~~~~~

Hehehe lama Ya say update nya, sorry lah ye, sibuk banget soalnya, Taulah sibuknya apa, ok silahkan menikmati bacaannya, jangan lupa komen, soalnya saya bosen tanpa komen pembaca yang buat bikin semangat hidup saya.

See you next time darling😘

membangun toko serba ada diakhir zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang