9. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.7K 224 8
                                    


Mereka yang masih memiliki keinginan untuk hidup terus berlari dengan sisa tenaga mereka, melihat hanya tinggal enam orang yang tersisa, wakil pemimpin kelompok ini merasakan frustasi, seharusnya mereka mendengarkan kata pemimpin, karena kecerobohannya tak hanya kehilangan separuh anggota tetapi mereka juga kehilangan pemimpin yang telah mengorbankan nyawa demi mereka.

Jejak keputusasaan melintas dimata wakil kapten, saat dia merasa mereka sudah tidak ada harapan lagi, salah satu anggota mereka berteriak dengan kaget.

"m.. mereka tidak mengejar kita lagi" mendengar perkataannya, mereka dengan serempak menoleh kebelakang dengan nafas ngos-ngosan, para serigala mutan tiba-tiba saja berhenti beberapa meter dibelakang mereka lalu mengitari sekeliling area terkadang mengendus hendus seolah olah tidak melihat keberadaan manusia didepannya.

Mereka kebingungan, apa yang terjadi?, kenapa mereka tidak mengejar?, apakah mereka sudah kenyang?, dengan cepat mereka saling memandang, dengan tanpa ragu-ragu mereka dengan cepat berlari menjauhi serigala yang bisa kapan saja menghabisi nyawa mereka.

Mereka berlari sampai mereka berbelok kekiri jalan mereka melihat sebuah toko berlantai dua dengan cahaya lampu yang menyilaukan dilangit yang suram, mereka ber-enam sejenak tertegun, mereka seketika teringat toko yang umumnya sebelum akhir zaman

Kebingungan dengan situasi yang mereka rasakan, sebagian dari mereka pun tidak percaya dengan keberadaan toko tampak tak nyata dihadapan mereka, diatas pintu kaca tersebut bertuliskan toko serba ada dengan tulisan bercahaya, diakhir zaman sangat sulit yang namanya listrik, jadi mereka waspada dan berhati-hati dengan toko ini

"Apakah aku berhalusinasi?," salah satu dari mereka mencubit pipi nya sendiri.

"Aku seperti kembali sebelum zombie merajalela "

"Aku juga merasakan hal yang sama"

"Wakil ketua apa yang harus kita lakukan?"

"Aku akan masuk, kalian tunggu disini!, jika ada hal yang mencurigakan, berikan tanda!" Wakil i? melangkah masuk tetapi dihentikan oleh salah seorang pemuda berkulit gelap.

"Tidak aman anda pergi sendirian, bawa saya wakil kapten_tidak sekarang anda menjadi kapten kami!" Pemuda berkulit gelap itu berkata dengan tegas.

Wakil kapten yang bernama Toru tertegun sejenak memandang pemuda kekar berkulit gelap didepannya, pemuda didepannya bernama Lars, dia pernah menyelamatkan Lars dari kepungan zombie, hal itu membuat Lars merasa berhutang nyawa padanya dan selalu mengikuti kemanapun dia pergi.

Tak berdaya Toru menganggukkan kepalanya kepada Lars, dia menyuruh empat orang lainnya beristirahat di gedung terbengkalai didepan toko itu yang tampaknya normal diakhir zaman memang banyak gedung terbengkalai yang seperti itu, yang paling tidak normal adalah toko swalayan didepan mereka ini.

Dengan waspada dan berhati-hati, mereka berdua membuka pintu tokonya dan terdengarlah bunyi bel yang nyaring tanda pintu terbuka, Ren yang saat ini asyik berlatih kekuatan barunya dikagetkan oleh bunyi bel yang nyaring.

Dengan cepat dia kembali ke mode profesional yang serius melayani pelanggan langkanya, jangan sampai pelanggan ini sama seperti pelanggan bajingan tadi pagi, bikin mood-nya hilang ditelan bumi.

"Selamat datang ditoko serba ada....kami menyediakan banyak barang disini silahkan dilihat-lihat, lantai pertama adalah tempat berbagai macam pangan sedangkan lantai kedua terdapat kebutuhan dapur dan sandang serba lengkap!, anda memerlukan inti kristal sebagai mata uangnya."

Dua orang yang berdiri didepan pintu terdiam mematung saat melihat sekeliling toko, mereka tidak menyangka banyak sekali makanan yang sangat langka diakhir zaman ini, biasanya mereka hanya memakan biskuit kering dan keras yang membuat tenggorokan sakit.

Sedangkan di toko ini, jangankan roti, bahkan mie instan yang sudah langka pun ada disini, Toru merasa dia sedang berhalusinasi, dia dengan perlahan sambil waspada mendekati salah satu rak yang berjejer air mineral dengan gugup dia mengambil satu kalau berjalan kearah meja kasir lalu meletakkan nya diatas meja.

Ren tersenyum sambil menscan botol minum yang dibeli pemuda didepannya.
"Totalnya lima inti kristal tingkat pertama tuan!"

Toru dengan gugup memberikan inti kristal nya lalu mengambil air mineral nya kembali, setelah dia memperhatikan dengan seksama dan perlahan membuka tutup nya, sebelum dia meminum air tersebut tangan dipegang oleh Lars.

Lars mengambil botol minum dari tangan Toru lalu dia tanpa ragu meminum air mineral seteguk, setelah beberapa saat tidak merasakan apapun yang aneh pada tubuhnya barulah Lars menyerahkan air mineral pada Toru.

Ren yang melihat apa yang mereka lakukan memiringkan kepalanya sambil keheranan, apa yang sedang mereka lakukan?, walaupun begitu Ren tidak bertanya, soalnya bukan urusan dia juga.

"Begini bolehkah aku bertanya?" Toru berjalan perlahan sampai didepan Ren, anak ini tampak setinggi dirinya, dia memiliki kulit putih lembut dan mata yang besar dan bersinar, tampak polos dan tidak berbahaya, tanpa sadar mereka melonggarkan kewaspadaannya.

"UM...iya" Ren gugup ditanyai oleh orang asing didepan.

"Barang-barang ini, makanan ini darimana asalnya, apakah ini barang berbahaya?"

Tubuh Ren sedikit kaku, apa yang harus dia katakan, tidak mungkin dia bilang semua ini dari sistem nya kan?, tapi barang dari sistem tidak mungkin berbahaya.

"Maaf tuan-tuan asal usul barang barang ini semua adalah rahasia bisnis, tetapi saya jamin dengan hidup saya kalau barang ditoko ini sangat aman, bahkan ketua pangkalan kota C juga sudah menjadi pelanggan setia toko kami" Ren terpaksa menjual nama tuan Albert, maaf tuan batinnya.

"Ketua pangkalan kota C?" Toru tak menyangka kalau kepala pangkalan kota C juga membeli barang disini, pantas saja kota C selalu makmur, tampaknya Toru salah paham dengan ketua mengkalan C.

" Apakakah kalian berasal dari pangkalan berbeda?" Tanya Ren.

"Kalau begitu selamat datang dikota C, tuan-tuan sekalian bisa berbelanja apa saja asalkan memiliki inti kristal yang cukup" Ren merasa amat bahagia, cepat promosikan tokoku biar banyak pelanggan yang datang, batinnya.

"Kalau begitu bolehkah kami melihat lantai dua?," tanya Toru

"Silahkan silahkan, disitu tempat troli dan keranjang untuk barang-barang anda, eskalator lantai dua ada disana" Ren menunjuk kedua tempat yang berbeda, langsung saja Lars sigap mengambil troli dan mendorongnya menuju lantai dua, sedangkan Toru berjalan disampingnya seperti sudah biasa mereka seperti ini.

Ren melihat mereka berdua seperti melihat sepasang kekasih sedang berbelanja, tunggu apa yang kupikirkan, ada-ada saja, fokus Ren, fokus.

Ren sih tidak perlu mengikuti mereka kelantai dua soalnya ada cctv dimana mana, jadi dia sedikitpun tidak khawatir kalau barangnya akan dicuri, Ren melihat gambar lantai dua yang muncul saat ini di komputernya, dia melihat dua orang sedang melihat kesana-kemari, dan kadang-kadang berhenti dan meletakkan sesuatu didalam troli.

Ren memperhatikan dengan serius, setengah menit kemudian Ren sudah melihat mereka turun, cuaca akhir akhir ini lumayan dingin Ren saja menggunakan sweater rajut halus berwarna coklat susu dengan celana panjang berwarna putih, hal ini membuat dirinya tampak lebih lembut.

Setelah mereka sampai dibawah, Lars berjalan ke pintu keluar sedangkan Toru masih didalam, Ren yang melihat itu agak heran tapi karena bukan urusannya, dia tidak bertanya.


membangun toko serba ada diakhir zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang