11. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.4K 198 4
                                    

"Aku akan keluar"

Tuan Albert menyeritkan dahinya, tidak ada misi apapun hari ini, dan juga cuaca sangat tidak menentu bulan ini, kenapa dia mau keluar?, tuan Albert tidak habis pikir.

"Untuk apa?" Tanpa sadar tuan Albert bertanya.

"bunuh zombie" Sean pergi sebelum mendengar persetujuan dari tuan Albert, tuan Albert menggeleng kepala pelan, anaknya sangat Kurang ajar sekali.

Tak lama kemudian terlihat dua mobil berlapis baja keluar dari gerbang utama pangkalan, kebetulan saat itu Toru dan anggotanya sedang mengantri untuk masuk ke pangkalan kota C.

"Kapten apakah kita akan mampir di toko Ren?, persediaan ku sudah menipis!" Liam yang memulai pembicaraan seperti biasa,

"Hmm"

"Aku juga penasaran, barang apa lagi yang ada didalam toko ajaib itu"

Mereka berbincang bincang untuk mencairkan suasana, tak lama kemudian dari langit mereka mendengar suara melengking yang memekakkan telinga, beberapa dari mereka spontan menutup telinga mereka.

Liam menyeritkan dahinya lalu mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil untuk melihat kearah langit, di langit terbang empat ekor burung mutan, mereka sebesar pesawat jet tempur, mempunyai cakar yang tajam dan bulu yang keras seperti besi.

Hewan mutan biasanya dapat dimakan, tapi sangat mahal dikarenakan sulit untuk ditangkap, dan daging hewan mutan juga bagus untuk mereka yang memiliki kekuatan spiritual, tapi beberapa dari hewan mutan juga bisa menyemburkan api, ataupun mengeluarkan angin, beberapa juga bisa berlari dengan sangat cepat hingga sulit untuk ditangkap.

Tapi jika dapat menangkapnya, maka orang itu tidak perlu khawatir tentang makanan selama beberapa Minggu, menangkap hewan mutan juga banyak merugikan orang yang akan menangkapnya, beberapa dari mereka tidak berhasil dan malah menjadi makanan hewan itu, beberapa berhasil tapi banyak juga korban.

Intinya sangat beresiko dalam menangkap hewan mutan ini, jika melihat hewan mutan sebisa mungkin mereka akan menghindarinya, tapi sekarang burung mutan itu sudah menargetkan dua mobil yang bergerak menjadi mangsa mereka, akan sangat sulit jika ingin terlepas dari cengkraman empat binatang mutan ini.

Satu-satunya cara untuk terlepas dari burung mutan ini adalah jangan berada ditempat yang terbuka, usahakan carilah penghalang seperti berlindung di hutan, ataupun didalam gedung untuk menghalangi penglihatan hewan mutan yang bisa terbang.

Di Hutan sekarang sangat beresiko, pilihan satu-satunya adalah berlindung didalam gedung yang kokoh, salah satu burung memekik keras mencoba mencengkram salah satu mobil yang berjalan.

Dengan lihai mobil tersebut mengelak sambil menambah kecepatannya, mereka bukanlah tandingan empat burung mutan sekaligus, kalau satu saja tadi tidak jadi masalah, tapi jika empat... sudahlah selamat tinggal kehidupan.

Jadi mereka memilih untuk bersembunyi, akhirnya dua mobil sampai di wilayah tengah kota, Sean mengingat gedung yang mana yang cukup kokoh untuk persembunyian mereka.

Sean memiliki ingatan fotografis yang baik, walaupun dia tampak acuh tak acuh dia lahir dan dibesarkan di kota C tentu saja dia mengingat setiap gedung didalamnya.

Kecuali toko Ren yang awalnya disana hanya lahan kosong saja, dengan cepat dia menemukan gedung yang pas untuk perlindungan mereka, dua mobil itu dengan lihai masuk kedalam gedung melalui parkiran bawah tana gedung tersebut, parkiran bawah tanah hanya muat untuk dia mobil, jadi burung sebesar jet tidak akan bisa masuk.

Sean benar-benar pintar memilih gedung, apalagi gedung ini hanya enam lantai, mereka tidak akan kelelahan membersihkan zombie didalamnya jika burung mutan itu tidak kunjung pergi.

Sean melihat keluar, burung mutan itu masih disana terbang mengitari gedung tempat persembunyian mereka, jadi dia memutuskan untuk bermalam disana.

Sean membawa Adam dan Adrian untuk menghabisi zombie di gedung ini, sedangkan lainnya berjaga-jaga burung mutan diluar, zombie didalam gedung cukup banyak, dari lantai pertama sampai empat sudah dibersihkan dari zombie lalu dibuang keluar dari jendela.

Sampailah mereka menaiki tangga kelantai lima tiba-tiba saja langkah Sean terhenti, Sean merasakan perasaan tidak beres, dia tau insting nya sangat kuat, apalagi menyangkut keselamatan semua orang.

Dia merasa dilantai lima ataupun enam, ada zombie yang mungkin levelnya sama dengan miliknya ataupun lebih tinggi, Sean berada di level tujuh dengan kekuatan spiritual ganda, yaitu petir dan mental, satu penyerang yang kuat, dan satu lagi pengamat yang handal.

Tapi dia tidak bisa melihat apapun di lantai lima, seperti penglihatan mentalnya diblokir oleh sesuatu, dia paham ada sesuatu yang memiliki kekuatan mental dilantai lima, mungkin juga seseorang, tapi jika itu seseorang tidak akan banyak zombie di gedung ini karena pasti akan dibersihkan oleh seseorang tersebut.

Pasti sesuatu seperti zombie misalnya, jarang sekali ada zombie berkekuatan mental, jadi dia harus mendapatkan zombie ini untuk meningkatkan kekuatannya, dia menyuruh dia orang yang mengikutinya turun untuk meminta bantuan.

Adam dan Adrian mengangguk mengerti, mereka tidak akan mempertanyakan maksud kapten mereka, karena mereka mempercayai kapten mereka tanpa syarat.

Dengan cepat mereka turun untuk meminta bantuan, padahal mereka bisa saja menggunakan walkie talki yang mereka bawa, tapi tidak kepikiran oleh mereka lebih tepatnya tidak terpikirkan oleh Adam dan Adrian, Sean dengan sengaja menyuruh mereka turun agar tidak diganggu untuk mendapatkan mangsanya.

Tinggal Sean sendirian dilantai lima, tanpa bersuara, Sean membuka pintu darurat yang menghubungkan lantai lima dengan tangga, Sean melirik sekeliling ruangan lantai lima, ruangannya kosong, tidak ada bekas apapun kecuali debu yang menumpuk dilantai.

Walaupun tidak terlihat waspada, tubuh Sean sudah kaku, bersiap menyerang kapan saja, dengan perlahan dia memindai sekeliling ruangan dengan kekuatan mentalnya, tak lama Sean menyerang satu titik diatas langit-langit.

Dengan suara yang keras sesuatu terdengar jatuh kelantai, Sean dengan cepat menyambar kan petir ketempat jatuhnya sesuatu tadi, keadaan seketika senyap, asap yang menghalangi pemandangan menghilang, tapi tempat yang diserang Sean kosong.

Hanya ada lantai yang bercak hangus, Sean masih tenang, matanya melirik sekeliling tanpa mengerakkan kepalanya, tubuhnya berdiri kokoh tetapi kaku, dia siap menyerang kapan saja, dari punggung belakang Sean terdapat bayangan yang menuju kearahnya.

Sean dengan santai menyamping lalu menyetrum sesuatu yang menyerangnya, suara ho ho ho terdengar, seperti suara binatang buas tapi itu bukanlah makhluk hidup melainkan zombie.

Akhirnya setelah disterum oleh Sean, zombie itu mulai melambat, terlihatlah penampakan zombie tersebut, zombie ini sangat kurus, matanya keluar sebelah, dan bajunya compang-camping, seluruh tubuhnya gosong dan tangannya telah patah sebelah kanan.

Dahi Sean sedikit menyerit, sedikit jijik melintas dimatanya, walaupun dia sudah terbiasa dengan zombie, tapi jika seperti ini agak sedikit tidak nyaman, dengan satu tangan yang diselimuti petir Sean mengambil inti kristal langsung dari kepala zombie tanpa ada perlawanan sama sekali.

membangun toko serba ada diakhir zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang