25. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.1K 185 16
                                    

'orang' tersebut menyeringai garang kepada Vio seperti seseorang yang sedang marah sambil melihat kearah Ren dengan semangat, Ren ketakutan melihat mata membara dari 'orang' sejenis Vio, tapi setelah itu Ren mendengar Vio berteriak tak kalah garang, Vio berteriak seakan memberi peringatan kepada 'orang didepannya.

Setelah Vio berteriak, Vio menendang kearah samping dengan satu kaki, tapi 'orang' tersebut sudah mengelak duluan sebelum kaki Vio mengenai tubuhnya, Vio ikut mengejarnya.

Mereka Menghilang, lalu muncul disuatu tempat dan menghilang kembali lalu muncul ditempat yang berbeda, seperti teleportasi, tapi sebenarnya mereka hanya terlalu cepat saja sehingga tidak banyak yang bisa melihat pergerakan mereka.

Mereka terus menyerang satu sama lain seakan-akan mereka bertemu musuh lama Ren bisa merasakan kemarahan Vio yang membuat Ren bingung, apa yang dikatakan Zombie jelek itu kepada Vio sampai Vio jadi seperti ini.

Suara dan gerakan mereka sangat keras sampai seluruh ruangan kacau dibuatnya, Ren membuat pelindung perisai untuk dirinya lalu mencoba menangkap vio dengan bola pelindung, tapi gerakan Vio sangat cepat, Ren sama sekali tidak bisa membaca gerakannya.

Suatu ide muncul dari kepala Ren, saat mereka asyik bertengkar, Ren melemparkan bola pelindung pada dua 'orang' tersebut hal itu membuat gerakan mereka terhenti seketika.

Ren mendekati vio lalu menghilangkan pelindung yang mengelilingi Vio merapikan penampilan yang sedikit berantakan lalu menggendongnya seperti biasa, kemudian mendatangi zombie yang menyerang Vio.

Vio menyeringai dan mendesis dengan keras saat Ren mendekati zombie tersebut, karna kaget Ren refleks mundur sedikit, padahal masih berjarak lima meter dari zombie yang terkurung tapi Vio sudah seperti itu.

Sedikit main-main Ren kembali berjalan mendekat kearah zombie mata merah yang dikurung Ren dan saat Vio mulai mendesis dia kembali mundur sampai Vio menatap Ren barulah Ren berhenti lalu tertawa pelan.

Vio kebingungan melihat Ren sedang tertawa, lalu kembali melihat zombie jelek yang dikurung kakaknya, dia menyeringai untuk memperingati zombie jelek untuk tidak menyentuh kakaknya.

Zombie jelek ini tidak menuruti perintahnya seperti zombie lainnya, zombie jelek ini malah membangkang perintahnya, Vio tidak suka hal ini, perasaan dibangkang membuatnya merasa tidak nyaman, dia ingin membunuh siapapun yang membangkangnya.

Tapi kakaknya tidak akan suka, jadi selama didekat Ren dia mengendalikan dirinya untuk membunuh orang yang membangkangnya, bahkan untuk orang yang sudah menyerangnya dia maafkan karna kakaknya terlihat sangat akrab pada orang itu.

Tapi tidak untuk zombie jelek lain yang ingin menyakiti kakaknya, dia tidak akan memaafkan zombie jelek yang melihat kakaknya seperti melihat makanan enak.

Sudah jelas apa yang akan dia lakukan selanjutnya, tentu saja membuat zombie jelek itu tidak bisa lagi membuka matanya yang menjijikan itu, tapi sebelum dia bisa mencongkel mata menjijikan itu, kakaknya sudah memisahkannya terlebih dahulu membuatnya tak bisa berkutik lagi.

Melihat kakaknya yang menghampirinya dan perlahan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, Vio merasa seperti pernah mengalami hal ini, seseorang di ingatannya sangat buram juga memperbaiki rambutnya dan dia tanpa sadar tersenyum pada orang yang bahkan terlihat buram, Vio tidak bisa mengingatnya kembali.

Lamunannya terhenti saat kakaknya akan membawanya mendekati zombie jelek yang sedang dikurung kakaknya, zombie jelek tadi masih menyeringai menampakkan gigi kuningnya yang bau, Vio langsung mendesis sangar.

Melihat Ren yang menariknya menjauh akhirnya dia berhenti, lalu kakaknya mencoba mendekat lagi, Vio kembali mendesis sampai dia merasa ada hal yang tak beres baru menoleh kearah kakaknya, agak sedikit bingung kenapa kakaknya malah tertawa saat melihatnya, apakah dia lucu?.

Ren yang melihat Vio dengan polosnya terlihat kebingungan menghentikan tawanya, Ren mengusap rambut Vio dengan lembut.

"Terimakasih telah melindungi ku Vio, Vio ku sangat hebat!" Ren mengelus pipi Vio dengan pipinya juga, vio hanya terdiam polos, tidak tau apa yang sedang terjadi.

Pintu dibuka dengan dobrakan kasar, Ren dan Vio otomatis menoleh kearah pintu yang sudah rusak akibat dobrakan yang begitu keras, Ren melihat Sean yang ngos-ngosan dengan wajah sedikit memerah.

Dia melihat Ren lalu kearah zombie mata merah yang sedang berada didalam bola merah muda yang mengambang, zombie mata merah itu tiba-tiba saja bisa lolos dari penjara didalam laboratorium bawah tanah, dia mendekati Ren lalu memeriksanya.

Melihat Ren yang baik-baik saja Sean menghela nafas lega, dia baru saja berlari dengan cepat dari laboratorium bawah tanah ke sini saat mendengar berita kalau zombie itu lolos dari penjara tiba-tiba berlari kearah rumah kepala pangkalan.

Dia juga mengetahui kalau Ren ada di rumah ayahnya, itulah yang membuatnya tiba-tiba panik tanpa pikir panjang langsung berlari, tidak diharapkan situasinya seperti ini.

Sean ingin bertanya pada Ren saat dia mendengar banyak suara langkah kaki menuju kearah mereka, diluar tuan Albert masuk dan melihat situasi yang tidak pernah terbayangkan oleh dirinya.

Ren merasa sangat malu, rumah tuan Albert menjadi sangat berantakan karna mereka takut tuan Albert marah, Ren berinisiatif untuk meminta maaf.

"Maaf tuan Albert, kami akan membereskan kekacauan ini" Ren sedikit menundukkan kepalanya, karna dia masih menggendong adiknya jadi agak sulit membungkuk.

"T..tidak masalah, apakah ada yang terluka Ren?"

"Tidak ada tuan, kami baik-baik saja" Ren kembali menjawab dengan sopan.

"Syukurlah, benda apa yang mengurung zombie itu?" Tanya tuan Albert dengan penasaran.

"Oo, itu adalah kekuatan saya tuan Albert, saya bisa membentuk perisai pertahanan sesuai dengan keinginan saya " ucap Ren sambil membentuk persegi, segitiga, ataupun oval penjara merah muda yang memenjarakan zombie itu.

"Aku baru pertama kali melihat kekuatan yang seperti ini " ucap seseorang yang berdiri dibelakang tuan Albert sedari tadi.

Tuan Albert juga mengangguk setuju tapi dia diam saja seperti sedang berfikir, Sean yang diam saja seperti tembus pandang tidak dipedulikan oleh orang orang yang berdiri disana, padahal dia berdiri disamping Ren dari tadi.

Ren hanya tersenyum dan menambah tali penarik pada penjara zombie lalu menyerahkannya pada tuan Albert, tuan Albert mengambilnya dengan linglung, dia memperhatikan tali di tangannya lalu perlahan menyeret zombie pergi kearah laboratorium bawah tanah lagi.

Perlahan ruangan yang tadinya penuh dan berisik menjadi sunyi seketika, tinggallah tiga orang yang saling memandang dan tiba-tiba Ren tertawa, dia merasa, ekspresi wajah Sean dan Vio hampir mirip.

Mereka sama-sama memiliki wajah yang datar, tapi juga polos secara bersamaan, membuat hati Ren tergelitik ingin sekali dia menggoda mereka berdua, tapi dia tahan untuk sementara.

"Sepertinya kita harus membersihkan ruangannya segera" Ren meletakkan vio lalu dengan cekatan membersihkan ruangan lalu memperbaiki yang rusak, barang paling parah rusaknya disini, adalah pintu yang didobrak Sean sampai hancur.

~~~~~

Astaga, maafkan author kesayangan kalian semua ya sayang, aku sama sekali tidak bermaksud untuk mengabaikan book ini, tapi pekerjaanku seminggu ini sangat sangat berat, jadi setiap pulang kerja saya pasti kelelahan lalu tertidur, jadi jarang update.

Bahkan saat tanggal merah saja saya juga harus kerja, maaf sedikit curhat hehe tapi jujur jadi orang dewasa itu tidak enak, jadi anak-anak yang mau cepetan dewasa jangan duluh deh dek, nikmati dulu masa kecilmu yang hanyalah cuma sekali seumur hidup.

Rasanya aku ingin kembali jadi anak-anak lagi yang bisa bermain dan tertawa dengan bebas, ya gitu ajalah, jangan lupa komennya ya, jujur aku kesepian disini, see you later 😘

membangun toko serba ada diakhir zaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang