Ren merasa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan selama dia berada didunia ini, inti kristal nya cukup untuk upgrade toko ke level 8 dia semakin penasaran, barang tambahan apa ya yang akan ada ditoko, dia penasaran.
Ren sudah selesai menghitung satu persatu barang-barang milik mereka dan mengemasnya kedalam kotak kardus yang besar, kecuali milik Sean, barang nya sebanyak satu kotak tinggi dua meter, Sean sekalian berbelanja titipan tuan Albert juga.
Untungnya dua orang didalam tim memiliki kekuatan ruang, jadi mereka tidak perlu kesulitan membawa barangnya, yang memiliki kekuatan ruang adalah Theo dan Deon, mereka dengan sigap memasukkan barang kedalam ruang mereka.
Ren yang melihat hal itu semakin takjub, 'enaknya jika punya ruang praktis sekali', batinnya. Sistem yang mendengar suara batin tuan rumah menghela nafas, padahal dia juga punya ruang, tapi tuan rumahnya tidak pernah bertanya jadi dia diam saja.
Setelah selesai mengemas barang Sean mendatangi Ren yang masih dimeja kasirnya, dia memberikan sebuah kartu hitam kepada Ren, Ren mengambilnya dengan kebingungan.
"Ini adalah kartu masuk akses pangkalan kota C, jika kau perlu bantuan, datang saja ke pangkalan kami akan membantu" Sean dengan serius menjelaskan kepada Ren panjang lebar.
Anggota timnya yang mendengar Sean pertama kalinya berbicara sepanjang itu melongo, kaget sekaligus tidak percaya, sejak kapan kapten bisa berbicara panjang lebar seperti itu?, mereka takjub.
Ren yang bisa merasakan kebaikan mereka menerima kartu itu dengan senang hati, ada orang dalam mah bebas ya, bisa langsung masuk ke pangkalan terbesar dikota C, Ren senang mendapatkan hadiah dari teman barunya.
"Terimakasih, kalau begitu aku akan memberi kalian ini!" Ren mengambil sepuluh kartu berwarna perak dari dalam laci kasir, dia membagikan satu satu kepada mereka semua.
"Kartu ini akan bersuara dan memberikan notifikasi jika ada barang baru ditoko kami, kartu ini juga bisa menghubungi kami jika ada pesanan dalam jumlah besar, jadi saat sampai anda hanya tinggal mengambil pesanan saja"
Liam dan yang lainnya melihat kartu ditangan mereka, walaupun namanya kartu, tapi fungsinya hampir sama dengan handphone, bisa memunculkan gambar produk yang ada di toko dan bisa memesannya lewat kartu ini juga,tapi tidak ada pengantaran barang sampai tujuan, tentu saja mereka memahami hal ini.
Jika mengantar juga, pasti sulit, pertama ren hanya sendirian saat menjaga toko sebesar ini, kedua, ini adalah akhir zaman, jalanan ditengah kota Sangat penuh bahaya, belum lagi hewan mutan dan tumbuhan mutan.
Bisa-bisa anak sekecil Ren langsung mati sebelum sempat sampai mengirim barang ke tempat tujuannya. Jika sistem mendengar suara batin mereka, pasti dia mendengus marah, ada sistem yang tak terkalahkan disini mana mungkin tuan rumahnya bisa terluka dengan mudah.
Mereka mengucapkan selamat tinggal pada Ren dan mereka berjanji akan kembali lagi, Ren yang berada diluar toko melambaikan tangan pada Sean dan lainnya, dia akan merindukan orang-orang lucu ini, setelah dua mobil menghilang dari pandangan, barulah Ren berbalik ingin memasuki toko.
Tapi langkah kaki Ren berhenti saat dia melihat siluet seseorang yang perlahan-lahan berjalan kearahnya, Ren kebingungan, dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu tapi yang jelas dia bukan zombie, soalnya zombie tidak akan ada dalam jarak 2 km dari tokonya.
Jadi itu pasti manusia, Ren awalnya takut untuk menghampiri siluet itu, tapi karena takut itu adalah manusia yang terluka, dia perlahan maju kedepan dengan waspada, perlahan-lahan sampai Ren melihat wujud asli siluet yang dilihatnya dari kejauhan.
Siluet yang dilihatnya ternyata adalah seorang pemuda kurus dengan kulit kuning kering, dia membawa sesuatu di punggungnya, wajahnya pucat dan keringat membasahi dahinya, wajahnya seperti menahan sakit.
Saat pemuda tersebut melihat Ren, dia berhenti berjalan, lalu dengan waspada mengeluarkan pisau dari pinggangnya lalu membentuk pertahanan dengan satu tangan, satu tangannya lagi tampak sedang menggendong sesuatu dibelakangnya yang tertutup kain.
"Tenanglah aku tidak akan menyakitimu, aku tinggal disini hanya ingin melihat siapa yang lewat, aku tidak ingin menyakiti mu" Ren mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, dia sama sekali tidak bermaksud menakuti anak didepannya.
Melihat Ren yang halus, putih dan lembut sama sekali tidak seperti manusia yang hidup diakhir zaman, dia lebih terlihat seperti tuan muda yang dilindungi dengan baik membuatnya mengurangi kewaspadaannya.
Melihat pemuda didepannya sudah menurunkan pisaunya, Ren menghela nafas lega, dia merasa kasihan pada anak-anak yang sudah merasakan kerasnya hidup diakhir zaman tanpa merasakan masa kecilnya.
"Aku membuka toko disini, kalau kamu ingin mampir silahkan lewat sini, ditokoku, banyak sekali barang barang, bahkan ada makanan, silahkan lewat sini" Ren berjalan ketoko dan membukakan pintu kaca dan menyuruh pemuda ini masuk duluan.
Mungkin karena terlalu waspada, pemuda tadi hanya diam menatap pintu yang terbuka, dia seperti orang linglung, Ren masuk dang mengeluarkan sebotol air mineral ukuran normal, lalu memberikan kepada pemuda didepannya.
"Ini untukmu, minum dulu, jangan khawatir ini sangat aman" Ren mengulurkan tangan memberikan air untuk pemuda didepannya.
Pemuda itu hanya menatap air sambil sesekali menelan, dia haus sekali, tapi khawatir ini hanyalah jebakan, melihat orang didepannya tidak terlihat berbahaya, tapi dia tidak boleh lengah.
Dia bimbang, Ren yang melihat hal itu menghela nafas pelan, sulit sekali meyakinkan orang yang selalu waspada, tiba-tiba dia punya ide, Ren mengambil gelas didalam laci kasir lalu kembali kepada pemuda tadi, lalu didepan pemuda itu, Ren membuka tutup botol air mineral yang dipegangnya, lalu menuangkan sedikit air didalamnya lalu meminumnya.
Ren kembali memberikan air mineral itu kepada pemuda didepannya, melihat Ren tidak ada masalah setelah meminum air mineral tadi, segera dengan satu tangan, dia membuka botol lalu meminumnya perlahan.
Sambil sesekali melirik Ren dia meminum, Ren melihatnya seperti kucing liar yang diberi makanan oleh orang asing lalu menghabisi makanannya dengan penuh mewaspadai orang itu.
Ren tersenyum pada pemuda didepannya, selesai minum, orang didepannya terdiam lalu bersuara.
"Terimakasih, aku akan membayarnya, berapa harganya,?" Suaranya serak, seperti orang yang terkena sakit tenggorokan level akut."Tidak apa-apa ini untukmu, kalau kau ingin lebih banyak, kau bisa membelinya di tokoku, disini ada segalanya, bahkan pemimpin pangkalan kota C juga berbelanja disini" Ren sekali menjual nama tuan Albert sambil memperlihatkan kartu hitam yang barusaja didapatkan dari Sean.
Melihat kartu hitam yang familiar karena dia pun memilikinya, dia semakin percaya dengan tempat ini, pemuda itu dengan perlahan memasuki toko lalu melihat sekelilingnya toko ini sangat luas, dan banyak sekali makanan didalamnya!!.
Makanan!!, mata pemuda bersinar terang seperti mendapat hadiah lotre jutaan dolar, perlahan dia berjalan menuju rak mie instan dan melihat harga yang dipajang di rak, dia sangat terkejut dengan harganya.
Mie instan sangat langka akhir akhir ini, dia kesulitan untuk mendapatkannya, jadi dia hanya bisa memakan roti kering yang membuat tenggorokan sakit,karena itulah dia tidak percaya dengan harga yang kelewatan murah ini, dia menatap kosong pada rak mie instan sampai sebuah suara imut, dan manis membangunkannya dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
membangun toko serba ada diakhir zaman
FantasyProlog Ren tiba tiba masuk dunia novel populer akhir zaman, hidup didalam novel dipaksa sistem untuk untuk membuka toko serba ada diakhir zaman, demi bertahan hidup dan menjadi ikan asin diakhir zaman Ren bertekad untuk membangun toko serba ada yang...