5. Gunamel

531 53 5
                                    

.

.

.

.

.

"Sedikit aja mas, naburnya." tegur Sean pada Yibo yang dengan asal-asalan menabur pupuk pada tanaman jagung.

Satu genggam pupuk di tabur pada satu batang jagung.

Ya, mati nanti yang ada.

Yibo menatap orang di depannya. "Terus? Segini?" ujarnya sambil menunjukkan sejumput pupuk pada Sean.

Sean mengangguk. "Nah segitu."

"Bilang dari awal." ketus Yibo.

Kegiatan terus berlanjut hingga matahari mulai meninggi.

Yibo menyeka keringatnya yang merembes. Hari ini sangat terik. Lebih terik dari hari-hari sebelumnya, Yibo tidak sanggup lagi.

Ingin rasanya Yibo membuang ember berisi pupuk di tangannya. Tapi merasa malu dan gengsi pada Sean yang sama sekali tidak terlihat letih.

Sean Amerta sudah terbiasa, Mas. Jangan disamakan dengan amatiran seperti anda tuan Yibo, jelas beda.

"Mas Gunamel istirahat saja dahulu, biar ini saya lanjutkan." tutur Sean pada Yibo.

"Yibo."

Sean terkekeh pelan. Membenarkan capilnya yang sedikit miring, Sean menatap Yibo yang berjalan menuju gubuk.

"Panggil Gunamel gak boleh?" tanyanya,

"Disini banyak kebo loh mas, nanti takut salah manggil." lanjutnya.

Yibo menatap Sean cringe, orang ini lagi ngelawak gak sih?

"Bang Sean ngelawak?"

Kekehan Sean semakin terdengar.
"Endak mas, emang lucu ya?"

Belum sempat Yibo membalas, suara mbak Yunn terdengar memanggil mereka.

"Mas Sean, mas Yibo.. Monggo makan dulu. Dan ini es jeruknya nggeh.." ujar mbak Yun sambil menata rapi makanan yang di bawanya pada gubuk yang memang disediakan untuk tempat beristirahat orang-orang di sawah.

Yibo menatap Sean sekilas sebelum dirinya naik ke atas gubuk. Tak perlu repot-repot mengajak kan? Dia punya kuping, pasti dia juga dengar teriakan mbk Yun.

Menyeruput es jeruk buatan mbak Yun, Yibo menunggu Sean yang tak kunjung naik.
"Lama." keluhnya, lalu melongok untuk mencari keberadaan Sean.

"Malah pacaran." decak Yibo saat netranya menangkap Sean tengah bersama seorang gadis yang terlihat begitu dekat.

"Terserah! Gue abisin sendiri."

Tak lama Sean naik ke atas gubuk, dan sedikit terkejut melihat Yibo yang makan dengan rakus.
"Pelan-pelan mas, tenang masih banyak ini."
ujarnya yang mendapat tatapan sinis dari Yibo.

Sean cuma tersenyum saja mendapat tatapan seperti itu.
Lalu ikut makan bersama Yibo.

"Kata mbah Wuri, mas Gunamel pengen jalan-jalan ya?" tanya Sean di tengah-tengah acara makannya.

Yibo tidak menjawab.

"Mau saya temenin?" Yibo masih enggan menjawab, dia lagi gak mood.

Sean menatap Yibo yang tengah memandang arah lain, lalu tersenyum tipis.
"Yibo?" panggilnya.

Yibo menoleh kearah Sean.
"Apa?"

"Mau saya ajak jalan-jalan?"






Yaaaawww : 🦖

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang