12. Mak comblang

411 42 9
                                    


Tapi karena hari ini saya baik, saya up lebih awal🙂

Terima kasih, salam cinta untuk kalian readers❤️💚

.

.

.

"Masa gak ada yang suka, Mas?" tanya Sean pada Yibo.

Saat ini mereka berdua tengah berada di Curug. Ingin mandi setelah dari sawah. Tapi keadaan curug sangat ramai, jadi mereka memilih menepi dahulu sambil cuci mata.

Bukan Yibo, tapi hanya Sean yang cuci mata. Yibo mana mau dia, wajahnya saja sudah terlipat dalam dengan alis yang hampir menyatu.

Di tambah ocehan Sean tentang gadis-gadis di sana. Membuat Yibo ingin mencelupkan kepala Sean pada aliran sungai.

"Wahh.. Pemandangan yang indah." ucap Sean yang matanya tak lepas dari keriangan gadis-gadis yang bermain air.

Tak hanya gadis, di sana juga ada beberapa pemuda yang juga ikut berdingin-dingin. Hal biasa, lelaki dan perempuan bermain air bersama seperti ini. Asal tidak melakukan hal yang kurang pantas saja.

"Yang rambut panjang itu namanya Lusi, Mas." tunjuk Sean pada gadis yang baru saja keluar dari air.
"Nah, yang itu.. Pakai kaos pink itu namanya Lulu."

"Nah, yang pakai kaos merah, Meyi. Yang pernah ketemu waktu pertama kali ke Curug itu loh, dan yang di sampingnya itu Rere."

Sean menatap Yibo penuh binar,
"Mas Gunamel pilih yang mana? Nanti saya kenalin." ucapnya dengan gigi kelinci yang manis.

Yibo menatap lelah Sean di sampingnya, sudah berapa kali Yibo berkata bahwa dia sama sekali tidak tertarik dengan gadis-gadis yang di bicarakan Sean itu?? Tapi Sean terus saja memaksanya.

Dengan malas Yibo mengikuti arah yang di tunjuk Sean, menatap satu persatu gadis yang namanya di sebut ulang oleh Sean.
Dan matanya terhenti di salah satu gadis yang tengah tertawa riang, di samping gadis berkaos merah.

Bukankah..

Yibo menatap Sean dengan gerakan lambat, lalu kembali menatap gadis itu dalam dengan satu alis terangkat.
"Dia.."

"Yang mana, Mas?"

"Samping kaos merah," ucapnya yang terus menatap Sean.

"Oh.. Rere? Mas Gunamel suka? Nanti saya kenalin," Sean terkekeh ringan.
"Tau saja yang bening." goda Sean mengedipkan satu matanya genit.

Yibo menatap Sean aneh.
"Bukannya kalian pacaran?!"

Sean mengatupkan bibirnya. Matanya melirik ke sana kemari dan berakhir pada Yibo.
"Hah? Mas Gunamel bisa saja," elaknya dengan tawa canggung.

Yibo mengangkat alisnya.
"Waktu itu kalian berciuman."

Sean tersedak ludahnya, "HAH?!"

"Sangat panas," ejek Yibo yang kini sudah menyunggingkan senyum miringnya. Kena kau.

"Di mana?" tanya Sean dengan wajah panik.

"Di halaman depan, saat menjengukku." ck!

Sean mencoba mengingatnya.
"O.. Yang di halaman.." Sean manggut-manggut.

"Oh? Jadi gak cuma sekali ciumannya? WOWW!" Yibo bertepuk tangan dengan gelengan kepala tak percaya terhadap Sean.

Sean benar-benar jauh dari dugaannya. Dia sangat di luar kendali.

"Tapi dia bukan pacar saya, Mas." terang Sean membuat Yibo menoleh kaget.

Maksud??

Bukan pacar tapi ciuman gitu??

Hell..

"Mas Gunamel bingung? Sudahlah, Mas. Yang jelas dia bukan pacar saya." Ucap Sean menyudahi. Sean tidak mau membahas hal itu. Itukan sudah berlalu.

"Jadi, Mas Gunamel mau yang mana ini?" tanya Sean yang masih gencar untuk mencarikan Yibo pacar.

"Gak!"

"Lulu?"

"Gak!"

"Lusi?"

"Gak!"

"Kok gak semua to, Mas? Trus maunya sama siapa?"

"Rere??"

Yibo menatap Sean lelah, lalu menoyor kening Sean dengan jari telunjuknya.
"Kepo." Jawab Yibo santai, lalu melangkah mendekat ke curug. Gerah!

"Mas Gunamel, tunggu.."

"Mas Sean.." Sean menoleh saat seseorang memanggil namanya.

Rere? Sean tersenyum dan menghampiri Rere.
"Halo, Re.. Sudah mau pulang?" Tanyanya, Rere mengangguk malu.

"Iya, mas. Mas Sean baik?"

Sean mengangguk dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Bahkan matanya menatap memuja gadis di depannya saat ini.
"Saya baik, Re. Rere sendiri baik?"

Rere lagi-lagi mengangguk dengan malu.

"Rere!" panggil Lusi dari kejauhan, yang memintanya untuk segera menyusul.

"Kalau begitu Rere pamit ya, Mas."

Sean mengangguk, meski ada sebersit rasa tidak rela dalam benaknya.
"Hati-hati ya.." ucap Sean, tapi sebelum Sean beranjak, kaosnya di tarik pelan oleh Rere.
Sean menaikkan satu alisnya.

"Mas Sean, boleh Rere ke rumah?" tanyanya dengan menunduk, pipinya bahkan bersemu kemerahan karena malu dan senang.

Sean tersenyum senang. Seolah energinya kembali terisi.
"Bole-"

"Gak! Sean ada janji dengan saya." ucap Yibo sambil melepaskan tangan Rere dari kaos Sean. Lalu menarik Sean menjauh.

Meninggalkan Rere yang kini tengah berwajah masam.
"Mas Sean!" panggil Rere kesal, lalu menghentakkan kakinya.

"Loh? Janji apa, Mas?"

"Diam!"

Sean menoleh ke arah Rere.
"Rere! Datang saj-Hmmmpp!" ucap Sean terpotong oleh bekapan Yibo.

"Emmmmp!"

"Hahhhh, Kuat banget bekapnya."

"Mas Gunamel mau membunuh saya?" sungut Sean saat berhasil melepaskan diri dari bekapan maut Yibo.

Yibo hanya mengangkat bahunya tidak peduli, dan menenggelamkan tubuhnya setelah menanggalkan pakaian miliknya.

"Segarnya....." ucap Yibo tenang, mengabaikan Sean yang berwajah masam di atas batu.

Yibo anjienh!



Yaaaaaaaa : 🦖

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang