24. Pacar Yibo

357 29 4
                                    

.

.

"Ayo, buruan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo, buruan." desak Yibo pada Sean yang tengah memakai bajunya dengan raut bingung itu.

Sean menoleh dengan baju yang belum sepenuhnya terkancing. Wajahnya nampak bingung menatap pantulan tubuhnya dalam cermin.
"Saya sepertinya terkena alergi." ujar Sean melihat tubuhnya yang terdapat ruam merah di sepanjang garis leher sampai atas dada.

"Tapi ini.. seperti bekas kissmark?" gumamnya menelisik lebih jelas.

Yibo berdeham, saat Sean menatapnya penuh selidik.
"Kenapa melihatku seperti itu? Itukan hasilmu dengan para wanitamu!" sewot Yibo.

Sean menggaruk kepalanya sebab ia sama sekali tidak mengingat apapun selain minum sampai tak sadarkan diri bersama dua wanita di samping kanan dan kirinya.

"Kau benar-benar liar." ucap Yibo yang masih tidak menyangka bahwa lelaki di depannya ini begitu berbanding terbalik dengan wajah kalemnya.

"Benarkah?!" tanyanya sambil mengaitkan kancing yang tersisa, melewati Yibo yang hanya menatapnya bosan.

Yibo mengikuti Sean, tetapi Sean malah menjatuhkan diri pada sofa ruang tengah.

"Tiba-tiba saja saya lapar." keluhnya dengan kepala menengadah menatap Yibo yang beraut masam.

"Kita cari makan di luar. Ayo cepat." titah Yibo sambil melihat jam pada tangannya.

-

"Sebenarnya kita mau kemana, Mas?" tanya Sean yang sudah duduk di boncengan dengan manis.

"Ke kota."

"Ohh.. Oke!" Setelahnya tidak ada percakapan di antara mereka hingga mereka sampai di tempat tujuan.

Yibo menghentikan motornya pada sebuah cafe yang lumayan ramai.
"Turun." titahnya pada Sean yang nampak lemas di boncengan.

Sean turun dengan wajah cemberut. Dia sangat lapar, di tambah rasa pengarnya yang belum sepenuhnya hilang.

Ini sangat menyiksa untuk Sean.

Yibo berjalan lebih dulu, meninggalkan Sean yang nampak berjalan lemas mengikuti Yibo.

Setelah masuk, Sean sudah kehilangan Yibo dari pandangannya.
"Loh?" bengongnya menoleh kesana dan kemari. Lalu atensinya jatuh pada tangan yang terangkat serta melambai padanya.

Sean mendekat ke arah Yibo dengan lemas, namun seketika menjadi semangat saat di samping Yibo terdapat satu wanita yang sangat cantik.

"Hallo.." Sapa Sean manis, yang di balas senyum tak kalah manis dari sang wanita.

Merasa terbang, Sean ingin melancarkan segala modus yang di milikinya. Namun urung, saat tangan wanita itu berada di atas tangan Yibo.

"Dia siapa sayang?" tanya wanita itu pada Yibo.

Sayang??

Yibo menoleh ke arah Sean.
"Dia Sean, orang kepercayaan Oma di kampung." jawabnya acuh.

Sean mengambil tempat duduk di depan Yibo dengan raut masam.

Sial.. Jadi obat nyamuk ya ini saya?

"Saya Luna, pacar Yibo." ujarnya dengan tangan terulur ke arah Sean dengan sopan.

Sean meraih tangan lembut itu dan tersenyum tak kalah sopan. Mengeluarkan seluruh pesonanya.
"Sean Amerta.."

"Mas Sean mau pesan apa?" tanya Luna sambil menyodorkan satu buku menu pada Sean. Luna sudah memesan miliknya juga Yibo.

Sean menerimanya dan mulai memilih.

-

Menyeruput lemon tea miliknya, Sean memainkan ponselnya dengan bosan sambil melihat Yibo dan Luna yang tengah mengobrol jauh di depan sana.

Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi Sean yakin jika itu hal yang penting, terlihat dari raut serius yang mereka berdua tampilkan. Dan sesekali Luna menoleh ke arah Sean dengan wajah garang.

Ehh?? Sean salah apa?

Sean nampak sangat menyedihkan di tengah keramaian cafe.

Lalu dirinya bangkit saat melihat kegaduhan di depan sana. Tidak hanya Sean, semua yang berada di sana juga melihat ke arah yang sama.

"Ada apa ini?" tanya Sean pada Yibo yang wajahnya sudah basah karena di siram lemon tea oleh Luna.

Sean menoleh pada Luna yang nampak sangat kesal. Dan selang beberapa detik, wajah Sean kini juga sama basahnya dengan Yibo.

"Dasar menyebalkan!" geram Luna pada Sean dan Yibo. Lalu pergi meninggalkan cafe dengan langkah lebar.

"Saya salah apa?" ucapnya sambil mengusap wajahnya yang basah.

"Makanya jangan mengganggu."

Haa??
"Mengganggu apa, Mas?" tanya Sean dengan wajah bingungnya.

Yibo hanya berdecak dan melangkah keluar.

"Ayo pulang!"




🐷

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang