13. Pengganggu

403 42 9
                                    

.

.

.

"Aiya!! Sakit loh, Mas Gunamel." protes Sean pada Yibo yang dari satu minggu yang lalu, sejak pulang dari Curug. Yibo selalu saja membuat keributan padanya.

Entah yang tiba-tiba mendorongnya tanpa sebab, mengekor padanya seperti anak itik. Atau terkadang membuat tubuh Sean menjadi samsak hidup. Seperti saat ini.

Bahkan Sean sempat mengira kalau Yibo kerasukan roh penunggu curug.

"Saya mau apel pacar, Mas." jelas Sean pada Yibo yang kesekian kali.

"Terus?" sahut Yibo tak acuh. Memang ada masalah??

Sean berdecak, lalu turun dari motornya. Menatap Yibo yang masih stay pada jok belakang motor Sean.

Wajahnya terlihat tidak peduli pada Sean yang sudah berkacak pinggang padanya itu.
Mengacak rambutnya frustasi, Sean pada akhirnya mengalah. Dan membiarkan Yibo menjadi orang ketiga di acara kencannya.

"Mas Gunamel nanti diam saja di motor, jangan ikutin saya." peringat Sean.

"Kok ngatur!"

Sean mengerutkan hidungnya hingga gigi kelinci miliknya terlihat. Matanya terpejam sesaat dengan tarikan napas yang dalam.

"Halah, wes mboh, Mas! Sakarepmu wae." ucap Sean pasrah pada akhirnya.

Dalam hatinya Sean mengutuk Yibo, yang berubah menjadi lebih menyebalkan dari sebelumnya.

Yibo menahan senyum di balik punggung Sean yang fokus menyetir. Berhasil juga membuat Sean marah-marah. Lucu sekali.

"Nanti kemana saja?" tanya Yibo tidak tahu diri.

"Apanya?"

"Kencannya."

Sean mendengus.
"Gak ada. Hanya duduk ngobrol saja."

"Bosenin banget."

"Sadar diri, Mas. Ngapain coba mas Gunamel ikut?? Kalau mas gak ikut, ya saya biasanya ngajak pacar saya jalan-jalan." sungut Sean. Mendadak tingkat kesabaran Sean menipis.

Padahal biasanya Sean paling slow dan sabar menghadapi berbagai sikap Yibo yang bermacam-macam.
Kalau boleh memilih, Sean lebih memilih menghadapi sikap Yibo yang galak, dari pada sikap Yibo yang mengekor padanya seperti ini.

Yibo tidak peduli, dia pura-pura tidak mendengarnya.

"Mau duduk dimana nanti pacar saya? Wong di belakang ada mas Gunamel."

"Namanya siapa?"

"Mianmian,"

"Cantik?" tanya Yibo.

Sean mengangguk, moodnya berubah baik seketika.
"Sangat cantik! Semua yang ada padanya cantik."

"Dia tau kalau pacarnya selingkuh?" ledek Yibo yang sudah menyeringai.

Mata Sean melebar.
"Siapa yang selingkuh?" elaknya.

Yibo mendecih dan merotasikan matanya.
"Kamu!"

"Saya tidak selingkuh,"

"Apapun itu, saat pacarnya berciuman dengan wanita lain. Itu namanya selingkuh! Mana mempersilahkan wanita lain untuk datang ke rumahnya. Wow... Marvelous!" oloknya.

Sean mendengus.
"Terus mas Gunamel mau apa? Memberi tahu pacar saya bahwa saya selingkuh begitu?? Jadi alasan mas Gunamel ikut untuk itu?" Sean sudah menepikan motornya dan menatap Yibo.

Yibo mengangkat bahunya, lalu berdiri sejajar dengan Sean. Tidak, Sean lebih tinggi.
"Tidak,"

Sean mengangguk lega.
"Bagus! Lalu?"

"Hanya ingin jalan-jalan bersama,"

Sean menatap horor ke arah Yibo. Tubuhnya merinding seketika.
"Mas Gunamel sehat?"

Yibo menatap kesal ke arah Sean dengan alis bertaut.
"Apa maksudmu?!" ucapnya dengan nada yang sedikit meninggi.

Sean terkekeh, dengan kibasan tangan.
"Tidak, hanya saja kata-kata yang mas Gunamel ucapkan tadi, adalah kata-kata yang biasa saya pakai pada gadis." ucap Sean dengan tawa yang mengalun halus.

Sean kembali menaiki motornya, lalu menepuk jok belakangnya.
"Yok, Mas. Kita jalan-jalan." ajaknya pada Yibo, yang tengah memandang Sean bingung.

Sean memutar balik motornya ke arah yang berlawanan.
"Gak jadi ke rumah Mianmian?" tanya Yibo meledek, padahal diam-diam dia bersorak karena berhasil membatalkan acara kencan Sean.

Sean menggeleng.
"Kita jalan-jalan berdua saja. Gimana, Mas??" tanya Sean memandang Yibo di sampingnya.

Yibo mengangkat satu alisnya dengan sedikit senyum kecil pada sudut bibirnya. Yibo mengangguk.
"Oke,"

Sean tersenyum manis pada Yibo.
"Let's Go!"

Yibo ikut tersenyum, hingga garis melengkung itu perlahan mendatar dengan mata yang melebar.
"Bercandaa..."

Anjing!!

"SEAN!!!!" teriak Yibo pada Sean yang malah pergi meninggalkan dirinya.

Sean menoleh dengan senyuman yang sangat kalem, tangan panjangnya melambai pada Yibo yang berlari mengejarnya.
"Maaf, Mas Gunamel. Pacar saya lebih penting!" teriak Sean dengan tawa keras di ujung.

"SEAN AMERTA!!!"

"Dadaaaahh~"










Yooooooo :🦖

Saya puas sekali menistakan Yibo🙂

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang