26. Drama

308 30 6
                                    

.

.

"Boleh dilihat, boleh disuka. Jangan di raba.."

"Boleh di lirik, boleh di pandang. Jangan dibawa.."

"Bisa diam?" protes Yibo pada Sean yang tengah menari di atas meja tanpa pakaian atas.
Di tangan kanannya terdapat sebuah mic, dan di tangan kirinya terdapat remot tv.

Sean mematikan karaoke yang tengah di putarnya, kemudian menatap Yibo masam.
"Kan saya sedang menghibur mas Gunamel.." jawabnya, yang langsung melanjutkan karaokenya.

"Di geboy-geboy mujair. Nang neng nong.." Sean mengarahkan mic yang di pegangnya ke arah Yibo.

Yibo menatap nyalang Sean. Tetapi Sean malah tersenyum menampilkan gigi besarnya. Tidak peduli sama sekali dengan tampang gahar Yibo yang di tujukan kepadanya.
"Nyanyi mas..."

"Mustofa jadi gak kuat," Yibo bernyanyi dengan raut dongkol dan nada yang kaku menatap Sean yang nampak sumringah.

"Mustofa tergila-gila," Sean terus menyodorkan mic yang di pegangnya pada Yibo, bahkan menempelkannya pada bibir Yibo. Agar dia tidak bisa mengelak.

"Terus mas.. Serr!!"

"Mustofa jatuh cinta," Yibo mulai terbawa suasana.

"Pada seorang biduan.."

"Lagi mass.. Boleh di lihat,"

"Boleh disuka."

"Jangan diraba.." Nyanyi Sean sambil mencolek dagu Yibo.

"Boleh di lirik, boleh di pandang.."

"Jangan di bawa."

"Aish!! Pelecehan!" ujar Sean yang sudah menyilang kan kedua tangannya di depan dada, setelah Yibo mentoel chocochip miliknya.

Yibo merotasikan kedua matanya melihat reaksi Sean yang berlebihan.
"Matamu." maki Yibo yang membuat Sean terbahak, kemudian kembali melanjutkan nyanyian yang tersisa.

"Pak guli pak, BANG DUNG DING, SER!!" Teriak mereka bebarengan, kemudian tertawa.

"Seru kan, mas??" tanya Sean di tengah-tengah tawa mereka. Sean turun dari meja, dan duduk di sofa samping Yibo.

Yibo menoleh masih dengan tawa yang mengalun lirih. Kemudian wajahnya mendatar.
"Biasa saja." jawabnya cuek.

"Biasa saja dadamu rata?! Jelas-jelas seru begitu loh, mas." sewot Sean sambil mengibas-ngibas tangannya pada tubuhnya yang berkeringat.

"Hahhhh, gerahnya.." keluh Sean, yang kemudian bangkit untuk mengambil air dingin. Tapi bukannya mengambil minum, Sean malah jongkok di depan kulkas yang terbuka.

"Ngapain?" tanya Yibo, yang menyusul Sean ke dapur.

Sean menoleh dan tersenyum.
"Ngadem." jawabnya.

Yibo melepas kaosnya, kemudian ikut berjongkok di samping Sean.
"Geser."

Sean menoleh, dan menggeser sedikit tubuhnya.
"Seru kan?"

"Pasang AC!" cibir Yibo yang membuat Sean terkekeh ringan. Sudah lama Yibo tidak mendengar kekehan halus itu dari Sean.

"Mas gunamel lapar tidak?" tanya Sean pada Yibo, mereka saling menatap dengan jarak yang begitu dekat.

Yibo mengangguk, kemudian kembali melihat ke arah depan. Tepatnya pada kulkas kosong milik Sean.
"Tapi di sana sangat bersih."

Sean melihat ke atas dan ke bawah. Benar. Kulkasnya kosong. Hanya ada 3 kaleng soda, dan 2 botol bir.
"Ramyeon mokko gallae?" tawar Sean dengan wajah serius menatap Yibo.

Yibo balik menatap Sean, kemudian mendekatkan wajahnya hingga hidung keduanya tak berjarak.
"Kajja."

"WAHHH!! HA HA!" Syok Sean karena gerakan ekstrem dari Yibo. Tubuhnya bahkan sampai jatuh terduduk dengan telinga yang memerah.

Sean tertawa canggung.
"Wahh, Mas Gunamel wahhh.. Saya terkejut." ujarnya dengan tangan memegang dada, Sean masih syok. Hampir saja. Hampir saja mereka berciuman.

"Wahhh!!!"

"Siapa yang mulai?" tanya Yibo dengan senyum miring.
"Payah.." gumam Yibo.

Sean terkekeh.
"Saya kira mas Gunamel tidak tahu, ternyata tahu." jawabnya yang di akhiri tawa kecil.

"Jadi?"

Sean menoleh dengan kepala miring. Apa maksudnya?
"Apa?"

"Lanjut tidak?"

Apanya??
"Ciumannya?"

Yibo menaikkan satu alisnya.
"Mau?"

"Apasih?"

"Stress!" maki Yibo yang kemudian berdiri.

"Kok marah-marah lagi to, Mas?"

"Mbuh!"

"Mbuh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Rawrrrrrr : 🦖

👶✌️

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang