36. Cum(bu)

280 32 11
                                    

Yibo GunamelHampir lupa jika memiliki orang tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yibo Gunamel
Hampir lupa jika memiliki orang tua.

"Jadi?"

Sean menatap melas orang disampingnya.
"Jangan tanya terus dong, mas. Saya beneran bingung." gerutunya dengan bibir mengerucut.

Yibo, lelaki itu menopang dagunya. Memandang Sean dari tempat yang lebih rendah. Ia tersenyum jenaka yang malah membuatnya semakin terlihat ganteng.

Sean yang ditatap seperti itu jelas saja kalang kabut. Mau menghindar juga tidak bisa.

Yibo terkekeh melihatnya. Manis banget.
"Bingung kenapa, hm?"

Sean menggaruk pelipisnya, dia sendiri juga tidak tahu bingung karena apa.
"Ini beneran mas Gunamel suka sama saya?"

Yibo mengangguk lucu.
"Cinta."

"Beneran gak mau sama cewek?" yang ditanya menggeleng.

"Tapi saya maunya sama cewek, gimana dong?"

"Masa?" Sean mengangguk, bibirnya mengerucut lucu. Mau bagaimanapun Sean tetaplah menyukai wanita. Tapi dirinya juga merasa tidak enak pada lelaki dihadapannya. Yang sudah tidak bisa lagi dianggap hanya sebatas partner kerja.

Yang lebih muda perlahan mendekat, menyentuh pelipis Sean lembut. Sean juga tak menolak sentuhan halus itu.
"Tidak masalah, asal jangan menjauhiku." ucapnya sambil mengecup pipi Sean.

"Yang bener?"

"He'em sayang."

"Ya itu namanya gak cinta, mas. Kalau beneran cinta pasti gak ngebolehin dekat siapapun." protes Sean, kaya yang paling bener saja.

"Memang kalau kamu aku larang bakalan nurut?"

Sean menggeleng.
"Enggaklah, ngapain juga? Pede banget kamu mas, haha."

Yibo yang sudah tahu kalau Sean bakal menjawab seperti itu hanya mendengus. Lalu mencium pipi Sean kasar. Hukuman karena membuatnya kesal.

Sean menoleh, menatap wajah kecut yang terlampau dekat padanya itu. Dan entah dorongan dari mana, Sean berani memulainya lebih dulu.

Perlahan Sean mengecup bibir tebal itu singkat, kemudian mengecupnya lagi, lagi, lagi dan lagi sampai merasa bosan. Tapi nyatanya setelah bermenit-menit, lelaki itu belum bosan juga.

Yibo melihatnya dengan hati yang tergelitik. Merasa gemas dengan kelakuan Sean.

Biarlah Sean melakukan apa yang dia mau. Toh ini sangat menguntungkan bagi Yibo. Bukankah ini kelanjutan yang bagus??

Yibo terkekeh, lalu menahan kening Sean agar berhenti mengecupi bibirnya. Dilihatnya wajah manis itu yang kini sudah memerah.

Sean berkedip lucu.

"Kenapa hanya mengecup? Kau bisa melakukan lebih, seperti ini." kata Yibo, yang langsung melumat habis bibir tipis Sean, meraupnya rakus, serta menggulat lidah panas milik Sean.

Bang Sean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang