Pondok Pesantren

40 8 0
                                    

"Waktu yang berlalu tak mungkin untuk kita lalui kembali. Kita cuma hanya bisa mengingat setiap kenangan yang tercipta di masa lalu."

#puputmput159

Jam berlalu begitu cepat. Hingga sekarang aisyah sudah bersiap siap akan langsung pergi ke pondok pesantren. Ia di temani dengan hanum dan ibunya, aisyah sebenernya ingin di temani oleh kedua orang tua dan sang abang ketika suasana seperti ini. Tapi apalah daya, aisyah masih di temani dengan orang baik saja sekarang sudah bersyukur.

"Kita jalan kaki saja nak, tempatnya tidak terlalu jauh"ujar ibu hanum.

"Iya bu"jawab aisyah.

Mereka bertiga berjalan kaki untuk pergi ke pesantren. Sekali kali mereka berbincang-bincang di jalan, dan ada beberapa para tetangga menyapa mereka, yang menanyakan siapa aisyah. Ibu hanum menjawab aisyah merupakan gadis yang akan masuk ke pondok pesantren dan kerabat jauh hanum.

Ucapan ibu hanum mampu membuat aisyah berkaca kaca, sungguh ia terharu sudah di anggap seperti saudara hanum. Padahal ia tidak memilki hubungan apa apa dengan mereka.

Setelah 30 menit mereka berjalan, mereka sampai di pesantren. Aisyah yang masih di gerbang, menatap suasana yang begitu sejuk yang mampu menenangkan hatinya.

Dan ternyata nama pondok itu adalah *PONDOK PESANTREN AL MUFTAR.* Mungkin yang punya pondok namanya al muftar, pikir aisyah. Mereka di suruh menemui bu nyai dan pak kiyai terlebih dahulu untuk konfirmas persyaratan.

Mereka di antar salah satu santriawan yang di berikan tugas ketika ada tamu. Mengikuti langkah demi langkah santriawan itu hingga sampai lah di rumah kiyai muftar, mereka semua di persilahkan masuk dan menunggu pak nyai dan bu nyai di dalam. Dan santriawan itu langsung pergi ketika sudah menjalankan tugasnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"salam mereka bertiga .

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab sang bibi yang mengurus rumah pak kiyai.

"Mari bu, dek silahkan duduk. Sebentar saya panggilkan pak kiyai dan bu nyai terlebih dahulu"ujarnya.

Mereka bertiga duduk dan selang berapa menit pak kiyai dan bu nyai pun menghampiri mereka. Mereka bertiga berdiri ketika pimpinan pondok itu datang, dan kembali duduk setelah di persilahkan kembali oleh pak kiyai.

"Monggo silahkan di minum dulu tehnya"ujar bu nyai setelah sang bibi memberikan minum.

Mereka mengambil gelas itu dan meminumnya. Setelah meminum pak kiyai pun menanyakan ada apa gerangan mereka bertiga datang ke sini.

"Bu ratih ada yang bisa saya bantu?"Tanya pak kiyai.

"Begini pak kiyai, bu nyai. Ini kenalkan namanya aisyah kerabatnya hanum"ujar ibu hanum.

Pak kiyai dan bu nyai menatap heran, kerabat dari mana, setaunya mereka sudah tidak punya kerabat lagi. Tapi ketika melihat aisyah menundukkan kepala, mereka tidak jadi bertanya.

"Nak aisyah dari kota J, ingin masuk ke pondok pesantren ini kiyai"tambah bu ratih.

"Maasyallah dari kota J. Mari perkenalkan nama kamu nak"titah bu nyai.

Aisyah menghampiri bu nyai dan mencium tangannya. Bu nyai mengusap pucuk kepala aisyah, aisyah yang kepalanya di usap menatap heran.

"Nama aku aisyah ustadzah"ujar aisyah yang tidak tau harus memanggil mereka apa.

"Panggil umi dan abi saja nak"ujar bu nyai.

Aisyah menganggukan kepala dan aisyah di ajak salah satu santriawati untuk melihat lihat dulu suasana pondok pesantren. Sedangkan bu ratih dan hanum menceritakan apa yang menimpa aisyah tanpa mereka tutupi ceritanya.

"Maasyallah niatnya sudah bagus, kenapa malah keluarga tega mengusirnya"ujar heran bu nyai.

"Ntah nyai, ratih pun heran. Padahal kan mulia niat dan keinginannya, eh malah di usir"ujar bu ratih.

"Sudah tidak apa apa, abi terima saja aisyah. Kasian dia sudah tidak ada lagi keluarga yang mau membantunya"ujar bu nyai.

"Baik umi, abi akan beritahu bahwa ada santriawati yang baru masuk"jawab pak kiyai.

Mereka pun berbincang-bincang sampai aisyah datang kembali ke rumah kiyai. Dan aisyah mulai hari ini sudah bisa tinggal di pesantren. Akan tetapi, malam ini akan tinggal dulu di dalam rumah ndalem.

Bu ratih serta hanum kembali ke rumah dan tak lupa aisyah mengucapkan terima kasih kepada keluarga hanum yang sudah baik kepada dirinya. Mereka semua tulus membantu aisyah, dan semoga nanti keluarga aisyah akan kembali lagi seperti semula. Harap keluarga hanum. Aisyah di antarkan bu nyai ke dalam kamar yang khusus bila ada penerimaan santriawati baru.

"Ini kamar kamu ya nak, silahkan masuk dan jangan lupa bersih bersih dulu. Nanti akan umi panggil ketika makan malam"ujar bu nyai.

"Iya umi terima kasih ya, aisyah boleh peluk umi?"Tanyanya gugup.

Bu nyai tersenyum menganggukan kepalanya, dan mereka pun berpelukan hingga cukup lama. Aisyah menangis kecil hingga terasa air matanya tumpah ke baju bu nyai. Bu nyai melepas pelukan itu dan mendonggakan wajah aisyah untuk melihat ke arahnya. Bu nyai mengusap air mata aisyah dan mengecup kedua mata aisyah.

"Jangan menangis ya nak, sekarang istirahat ya"titah bu nyai.

Aisyah menganggukan kepala dan masuk ke dalam kamarnya. Bu nyai menatap sedih melihat keadaan aisyah, dan mulai meninggalkan kamar untuk mempersiapkan makan malam nanti. Aisyah sebenernya sedang merindukan keluarganya, tapi ia tidak bisa berbuat apa apa selain pasrah.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang