Chapter 10

185 32 6
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Ingatkah dengan sebuah titik balik dalam hidup Hana? Momen saat terjadinya perubahan yang berdampak signifikan terhadap perjalanan hidupnya. Hana pernah menyebutkan itu adalah pernikahan.

Anugrah serta kebahagian pertama yang diberikan padanya, dahulu.

Dan sejujurnya, Hana tidak pernah mau ataupun bermimpi menikah. Dirinya pernah membayangkan akan menjadi seorang perawan tua di ibukota, wanita karir dengan tanpa memperdulikan pandangan orang lain, hidup mandiri dengan memperkaya diri sendiri. Hal tersebut pernah menjadi impiannya.

Jadi, bagaimana impian seseorang yang berniat hidup sendiri bisa menjadi sebuah pernikahan padahal saat itu Hana dan Reyhan baru saja bertemu. Sepenting apa, setulus apa, dan bagaimana bisa Reyhan mengubah keputusannya?

Tidak.

Dari awal pernikahannya, bukan Reyhan faktor utama yang menjadikan Hana memutar balik keputusannya. Dan kalau dipikir-pikir lagi, bahkan jika memang saat itu Hana sedang menjalin hubungan dengan yang lain pun, ia akan tetap memutuskan untuk menikah.

Semua karena kemalangan yang dimilikinya sejak lahir.

Keluarga.

Hana benci untuk mengungkitnya, tetapi sekarang matanya melihat sebuah mobil sedan keluaran 2017 yang sudah sedikit usang terparkir di pekarangan rumahnya. Sungguh lucu melihat sudah hampir satu tahun ia tidak melihat itu dan masih ingat dengannya.

Karena mobil itu memang ia yang membelinya setelah bekerja banting tulang dan sakit-sakitan. Walaupun tidak bisa membeli yang baru, Hana waktu itu merasa bahagia saat kerja kerasnya terbayar dan hanya bisa menangis diam-diam dengan pasrah saat kepemilikannya malah harus bernama sang adik akibat anjuran sang ibu.

Menyebalkan sekali memang.

Hana sebenarnya tidak mau memasuki rumahnya dan bertemu dengan mereka. Apalagi setelah hari yang menyengkan baginya setelah berjalan-jalan dari pagi.

Namun menghindari bukanlah sebuah pilihan. Itu hanya akan membuat mereka datang lagi di lain hari dan menyusahkan nya. Hana tidak mau itu terjadi dan akhirnya memberanikan diri untuk memasuki pekarangan rumah dengan perasaan berdegup kencang. Pikirannya melayang, membayangkan kegilaan apa lagi yang akan terjadi nanti.

Karena hampir separuh hidup yang dihabiskan Hana di keluarganya, Hana sangat yakin bahwa kedatangan ini bukan kabar baik baginya.

Cklek.

Hana membuka pintu rumahnya perlahan, berjalan melewati ruang tamu dan sampailah pada ruang keluarga. Beruntung itu tidak berantakan seperti perkiraannya, tetapi ia bisa melihat seorang wanita asing sedang duduk santai sambil menonton televisi.

Devil Doesn't BargainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang