🍁
"Bu, Hana boleh minta uang engga?"
Wulan yang sedang memotong-motong sayuran menghentikan kegiatannya, melirik pada Hana yang berdiri di perbatasan dapur dengan tangan mengait di depan tubuh. Terlihat sekali ia ragu-ragu untuk berbicara dan sesekali menunduk untuk menghindari pandangan Wulan.
"Buat apa?"
Hana tersenyum senang dengan jawaban itu walaupun masih terdengar jelas nada tidak bersahabat di dalamnya. Setidaknya Wulan tidak langsung menolak dan berusaha bertanya terlebih dahulu.
"Minggu ini Mika nikah, jadi aku sama temen-temen mau beliin dia kado—"
"Ck, ngapain sih." Decak Wulan memotong penjelasan Hana.
Hana menipiskan bibirnya, menelan segala alasan yang sudah ia persiapkan. Dia sudah bersiap untuk menyanggah, namun lidahnya kelu sehingga tidak sanggup mengatakan apapun.
Wulan yang sadar bahwa Hana masih belum beranjak dari situ lantas berdecak, menghentikan kegiatan memasaknya dengan kasar lalu berhadapan langsung dengan Hana.
"Ngapain masih disitu?!"
"T-tapi Bu... Mika kan sahabat aku. Apalagi dia juga baik dan sering bantu keluarga kita. Masa aku engga ngasih apa-apa?"
"Ck, kamu ini bodoh atau gimana sih? Orang nikah ya dikasih amplop aja, ngapain repot-repot ngasih hadiah. Udah nih, ambil aja ini." Wulan menyodorkan uang 20 ribuan ke Hana setelah sebelumnya merogoh kantong celana, dan dengan paksa menarik tangan Hana untuk menerimanya.
Hana terdiam melihat uang 20 ribuan yang sudah lecek akibat Wulan mengumpal-gumpalkan pada tangannya. Merapikannya dalam diam namun masih tidak mau bergerak dari tempatnya.
"Bu..."
"Han, astaga! Masih belum pergi juga?"
"T-tapi ini..."
"Mau apalagi? Harus banget ya kamu sampe ngerecokin ibu cuma buat si Mika? Dia juga pasti paham kok kalo kamu cuma ngasih segitu. Kita ini miskin Han, kamu sebagai anak paling tua seharusnya paling paham sama ekonomi keluarga kamu!" Ceramah panjang dari Wulan kembali terdengar.
Hana semakin menciutkan tubuhnya, tidak sanggup menahan melawan amarah sang ibu dan hanya bisa diam membisu. Hatinya tidak rela, dirinya masih berharap sang ibu melihatnya dengan murah hati dan memberikan uang tambahan. Setidaknya 50 ribu bukan 20 ribuan seperti ini.
Tapi sepertinya hati Hana menilai Wulan terlalu jauh, karena mana mungkin ibunya itu peduli dengan hal tersebut dan memilih berbalik badan untuk mengabaikan presensi Hana yang dianggapnya menganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Doesn't Bargain
FanfictionWarning: 18+ (terdapat kekerasan dalam cerita, mohon tidak untuk ditiru) And just like before, i can see that you're sure.. you can change him but I know you won't. The devil doesn't bargain.. He'll only break your heart again It isn't worth it, dar...