12

2K 222 21
                                    

Kehangatan menyelimuti mereka, kini shani dan sisca serta kedua orang tua sisca sedang menikmati hidangan makan malam yang sisca dan mommy sisca masak. Makan malam yang sederhana itu menciptakan kehangatan yang terpancar.

Bahkan senyum shani tidak pernah luntur sedari tadi menyaksikan bagaimana kedekatan sisca dengan sang daddy

Sisca terlihat cemberut karna sang daddy yang terus menceritakan masa kecilnya dulu. Dan itu membuat shani bahagia karna sisca sudah tidak perlu lagi memikirkan hal hal yang membebani nya. Hah! semoga saja kebahagian selalu hadir di kehidupan mereka

"Dad, udah ih ngeselin banget dari tadi" kesal sisca kepada sang daddy yang malah tertawa, melihat sang putri kesal karna ulahnya itu adalah salah satu kegemaran daddy sisca

"Hahaha oke oke maafin daddy" ujar daddy sisca yang kembali melanjutkan makannya

Melihat keharmonisan keluarga sisca, shani jadi mengingat mendiang sang papa, dulu sewaktu kecil shani sering di ajak memancing oleh sang papa.

Dia juga ingat dimana sang papa sering sekali mengajak shani ke prusahaan nya yang sekarang sudah menjadi milik shani. Mengingat memori dengan mendiang sang papa tanpa sadar setetes air mata jatuh di pipi shani dan dengan cepat dia segera menghapusnya. Dia tidak mau merusak suasana yang menghangatkan ini

Selesai dengan makan malamnya kini mereka tangah berkumpul di ruang tengah apartemen shani. Sepertinya daddy sisca ikut menginap di sini

"Kalian tidak ada rencana untuk pergi besok? " tanya mommy sisca

"Ada mom" shani yang menjawab

Sisca menoleh menatap shani yang duduk di sebelahnya, "mau kemana?" tanya sisca bingung

Shani tersenyum, "rahasia" katanya yang membuat sisca mendengus sebal

Daddy sisca terkekeh melihat sang putri, "dasar pemarah hmm, gimana nanti kalo anaknya lahir berantem terus sama kamu pasti"

"Kalo kaya gitu nanti anaknya biar mommy bawa dad" saut mommy sisca

"Enak aja emng anak sisca barang, main di bawa bawa aja" gerutu sisca

Daddy sisca dan juga mommy sisca tertawa melihat putri mereka yang sifatnya masi sama seperti sisca kecil dulu.

Malam itu mereka habiskan dengan bercerita hangat di ruang tengah. Sisca yang selalu gampang terpancing emosinya jika di goda sangat daddy membuat suasana ramai dengan tawa.

Setelah menghabiskan malamnya dengan berkumpul bersama di ruang tengah kini sisca dan shani bersiap mau tidur

Kini shani dan sisca tengah berpelukan hangat di atas kasur. Saling menyalurkan kehangatan.

Sisca mengecup pipi shani, "makasih, aku lega sekarang" ujar sisca tangannya mengusap lembut pipi shani dengan menatap shani hangat

Shani menatap dalam mata sisca dalam, kemudian mulai mencium mesra bibir sisca.

"Apapun untuk kamu" kata shani setelah melepas ciumannya

"Ayo tidur besok aku akan membawa mu ke tempat spesial"

Sisca mendongak di dalam dekapan shani, "kemana?"

"Rahasia dan kamu pasti tau tempat itu" ujar shani

Sisca mendengus, "ck, bikin penasaran aja" ujarnya kesal

Shani terkekeh, "ayo kita tidur" tangan shani menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka

"Hmm" gumam sisca dia menyembunyikan mukanya di pepotongan leher shani dengan nyaman





-------------------------

Kini shani dan sisca berada di dalam mobil, seperti yang di katakan shani dia akan membawa sisca ke suatu tempat.


Sisca menyeritkan alisnya, dia seperti hapal dan tidak asing dengan jalan ini.

"Jalanannya kaya gak asing" ujar sisca  menoleh menatap Shani. Sedangkan Shani hanya tersenyum merespon sisca

Setelah beberapa saat sisca membelalakan matanya saat kini mobil Shani berhenti tepat di depan rumah pohonnya sejak ia kecil

"Kamu tau tempat ini?" tanya sisca kaget. Ah dia rindu sekali suasana rumah mohonnya yang sengaja sang daddy buatkan untuknya

"Kita masuk kedalam ya" ajak Shani menggenggam tangan sisca membawanya naik ke rumah pohon

Kaki sisca satu persatu menaiki anak tangga, matanya mengedar memperhatikan setiap sudut rumah pohon yang sudah sangat lama tidak dia jumpai.

Hingga sampai di depan pintu rumah pohon tersebut mereka segera masuk ke dalam. Sisca terdiam memperhatikan sekeliling rumah pohonnya sangat terawat dengan rapih. Matanya berkaca kaca saat melihat bingkai foto besar saat dia kecil dulu.

Tangannya terangkat mengusap bingkai foto itu, dia merindukan masa masa itu.

Sedangkan Shani melihat sisca dari belakang dengan senyum yang tidak luntur di bibirnya, tidak salah dia membawa sisca ke sini.

Kemudian dia berjalan mendekati sisca yang asik memperhatikan foto foto masa kecilnya. Di peluknya sisca dari belakang dengan kepala Shani bersandar pada pundak sisca

"Kamu senang? " tanya Shani

Sisca tidak menoleh dia mengusap tangan Shani yang melingkar sempurna di perutnya, "banget" katanya membuat Shani mengecup pundak sisca

Sisca menoleh menatap Shani yang asik bersandar di pundaknya, "kamu tau rumah pohon ini darimana? " tanya sisca

"kemarin saat bertemu daddy" kata Shani

"Daddy?" tanya sisca meyakinkan, karna dia pikir rumah pohonnya sudah tidak terurus lagi

"Hm, kemarin dad bercerita banyak tentang mu"

"Cerita apa? "Tanya sisca

"Tentang putrinya yang pemarah" ujar Shani yang kemudian terkekeh saat merasakan cubitan yang sisca berikan pada tangannya yang masi betah memeluk perut sisca

Kemudian Shani melepaskan pelukannya dia membalikkan tubuh sisca menghadap pada dirinya. Tangannya terangkat menyelipkan anak rambut sisca ke telinganya setelahnya dia mengecup lama kening sisca

"Sisca, apa kamu sudah mencintai aku? " tanya Shani

Sisca menatap mata Shani, jujur saja dia sudah mulai nyaman dan menyayangi Shani sekarang. Perasaan khawatir saat melihat Shani terluka, perasaan takut bahwa Shani akan meninggalkannya sudah membuatnya yakin bahwa dia sudah mencintai shani

"I love you, apa kata itu udah ngejawab semuanya? " kata sisca dengan senyum manisnya

Shani tersenyum manis, kecupan singkat Shani berikan pada kening dan bibir ranum sisca

"Aku rasa ini sudah waktunya" kata Shani kemudian dia mengambil sesuatu yang sudah dia siapkan di saku celananya

Setelahnya dia buka sebuah kotak merah yang berisi cincin yang sangat indah di hadapan sisca

"Sisca aku mungkin memang orang yang kaku dan tidak romantis seperti orang orang di luar sana atau seperti mantan kamu, Tapi ayo kita melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi dengan aku, ayo kita hidup bersama dengan bahagia, dan ayo bahagia selamanya dengan anak anak kita" ujar Shani yang sukses meluruhkan air mata sisca

"Sisca, will you marry me?"

Sisca mengangguk sambil menangis, "tentu" katanya dengan senyum manis menghiasi wajahnya yang berseri seri

Kemudian Shani memasangkan cincin tersebut di jari sisca. Setelah terpasang dia mengecup punggung tangan sisca, "cantik seperti kamu" katanya

Kemudian sisca segera memeluk tubuh Shani dengan tangis bahagianya dan di balas oleh Shani dengan erat. Dia bisa merasakan ketulusan dari diri Shani

"I love you, aku janji kamu akan bahagia sayang" ujar Shani di telinga sisca

"I love you more"










































Seneng seneng aja dulu hehe

TBC.

YOU (SHANSIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang