kini Sisca tengah duduk di sofa bed tepat di samping ranjang rumah sakit nya, Shani menolak untuk di rawat setelah di periksa oleh dokter. dia memilih berbaring di sofa bed yang berada di ruangan Sisca.
tangan Sisca terangkat mengelus wajah Shani yang masi pucat, Shani kini terlelap nyenyak dokter bilang bahwa Shani terlalu kelelahan dan tubuhnya kekurangan cairan."sudah nak, kamu juga istirahat di ranjang mu. apa kepala kamu pusing?" ujar mama Shani
"sedikit mah" memang saat ini Sisca sedikit merasakan sakit di kepalanya.
"kalo begitu ayo kembali keranjang mu" mama Shani bangun untuk membantu Sisca berjalan menuju ranjangnya
"biar dabby bantu" saut Daddy Sisca yang langsung menggendong sang anak.
membawanya ke ranjang nya kembaliSisca juga ikut memejamkan matanya, tertidur supaya pusing di kepalanya sedikit hilang
melihat Sisca yang sudah kembali beristirahat kini gaby bersama yang lain memutuskan untuk pamit, nanti malam baru mereka kembali ke rumah sakit kembali
1 jam Sisca terlelap dia terbangun, matanya melihat sekeliling tidak ada orang di ruangannya sepertinya kedua orangtuanya dan mama Shani memutuskan untuk pulang sebentar, hanya ada Shani yang masi memejamkan matanya
Sisca menyerit saat melihat posisi tidur Shani yang hampir tengkurap itu, karna dia takut Shani merasa sesak, perlahan dia turun dari ranjang dan berjalan perlahan menghampiri Shani.
saat Sisca mencoba merubah posisi tidur Shani, mata Sisca terbelalak saat melihat wajah Shani yang super pucet pucat di tambah dia kembali melihat darah yang mengalir keluar dari hidung Shani
"sayang?!"
Sisca mencoba membangunkan Shani, namun nihil tidak ada respon sama sekali
"sayang! hey! bangun honey!"
Sisca dengan cepat memencet tombol darurat untuk memanggil dokter
kemudian tangannya dengan gemetar mengambil ponselnya dan menghubungi sang Daddy
tutt.. tutt-
"halo nak?"
"dad kerumah sakit please" ujar Sisca sebari menangis
"ada apa nak? apa kepala kamu sakit?"tanyanya khawatir
"kerumah sakit sekarang Daddy hiks.."
"oke-oke"
setelah telfon terputus, masuk dokter beserta beberapa perawat dan dengan segera mereka membawa Shani untuk menuju ruang ICU dengan Sisca yang berjalan mengikuti di sampir brankar Shani
"sayang bangun please~" lirih Sisca dengan tangisan yang sudah taterkendalikan, tangannya terus menggenggam tangan Shani
hingga sampai di ruang ICU Sisca tidak di peruntukan untuk masuk, jadi dia hanya menunggu di depan pintu masuk dengan menjatuhkan dirinya kelantai dan menangis sejadi jadinya
tak lama kedua orang tua Sisca dan mamah Shani datang dengan tergesa gesa, tak hanya mereka ternyata Jinan, Gita dan Anin juga turut hadir.
"sayang" panggil mama Shani khawatir melihat Sisca yang sudah terduduk di lantai. kondisi Sisca masi belum pulih apa lagi Sisca kini tengah mengandung.
mama Shani mempercepat langkahnya untuk mendekati Sisca lalu setelahnya di angkatnya tubuh Sisca kedalam pelukannya
"Shani mah, t-tadi Sisca liat hidung Shani ngeluarin darah lagi hiks.. Shani juga udah ga s-sadarin diri" tangisnya
"shhh, sayang tenangin diri kamu nak"
"s-sisca liat muka Shani pucat mah. Sisca takut, Sisca takut Shani kenapa napa mah" rancaunya
melihat Sisca yang terus merancau di tangisnya mama Shani segera menarik Sisca untuk duduk di kursi tunggu dengan terus memeluknya.
mommy Sisca juga ikut menenangkan sang putri. mereka semua menangis melihat Sisca yang begitu ketakutan serta khawatir dengan keadaan Shani
bahkan Daddy Sisca pun mengeluarkan air matanya Melihat sang putri begitu sedih menangisi Shani
Gita berkaca kaca dia berdoa semoga sahabatnya Shani itu tidak kenapa napa.
Jinan mendongakkan kepalanya menghalau air matanya agar tidak terjatuh, walaupun pada akhirnya dia gagal karna dia ikut menangis juga.
Anin juga ikut menangis dalam dia melihat Sisca yang begitu sedih
selang 30 menit dokter keluar dari ruang intensif Shani. menatap mereka semua bergantian
"gimana kondisi anak saya dok?" tanya Daddy Sisca
dokter tersebut mengerjakan matanya dan menghela nafas panjang
"mohon maaf pak anak anda tidak terselamatkan, saya sudah berusaha sebaik mungkin yang saya bisa untuk menyelamatkan anak bapak, tetapi Mrs Shani mengalami henti jantung dan di nyatakan meninggal tepat pukul 16 lewat 46 menit sore hari"
"shaniiii" teriak Sisca histeris
mama Shani serta mommy Sisca yang menenangkan Sisca pun kalut tak karuan, tangisnya pun semakin pecah
Jinan yang emosi menghampiri dokter dan menarik kasar jas putih yang di pakai dokter tersebut, "maksud dokter apa bilang kaya gitu hah?!, bilang ke kita semua kalo dokter bohong! sialan" emosi Jinan. namun sang dokter hanya menggelengkan kepalanya lemah
Sisca melepas pelukan mama dan sang mommy, kemudian masuk keruangan. dia melihat suster yang tengah mencopot alat alat yang menempel pada tubuh Shani
"jangan! jangan di lepas!" teriak Sisca menyingkirkan suster tersebut
"sayang bangun sayang, ayo buka mata kamu honey" Sisca mencium cium Shani dan menepuk nepuk pipi Shani
ya lain masuk menghampiri Sisca.
"pasang lagi alatnya suster! temen saya ga meninggal, dia masi hidup" bentak Jinan
"Jinan sudah" Daddy Sisca bersuara dengan air mata yang juga ikut keluar dari kedua matanya
"ngga om, Shani masih ada. dia cuma tidur karna kelelahan" kekeuh Jinan
"udah nak, Shani udah ga ada nak"
agrhhh
karna kesal Jinan pun memukul tembok ruangan tersebut dengan membabi buta,
Gita pun menangis tak terelakansedangkan Anin memeluk erat mama Shani yang juga sangat rapuh saat ini. begitupun mommy Sisca yang juga memeluk besan nya itu
"sayang ayo bangun please, baby butuh kamu honey" lirih Sisca tepat di samping kuping Shani, Sisca masih tidak menyangka ini semua kenapa sangat tiba tiba sekali.
Daddy Sisca menarik putrinya kedalam pelukannya dan membiarkan suster menutupi tubuh Shani sepenuhnya dengan kain
"Daddy" lirih Sisca, Daddy Sisca hanya mengeluh punggung sang putri berusaha menguatkan
ruangan itu hanya ada suara tangisan mereka semua yang bersautan dan mencoba berusaha menguatkan satu sama lainnya untuk menerima semua yang terjadi secara tiba tiba seperti ini
***
TBC.
shani😢...
*beberapa chapter lagi menuju ending
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU (SHANSIS)
Teen Fictionperistiwa yang terjadi di luar kendali kedua manusia tersebut. akan kah kisah mereka berjalan manis? we don't know Ini hanya fiksi be smart all.