____________________
Teruntuk diriku,
Banyak hal yang berbeda, bukan?
____________________
.
.
K O M O R E B I
.
Happy Reading
.
.
Naruto bersiul pelan mengiringi lagu yang ia dentumkan di dalam kepala.
Rambut sehabis keramasnya sedang dikeringkan menggunakan handuk, sembari dia meraih kaos rumahan untuk dikenakan.
Naruto berdiri di depan sebuah cermin. Netra sebiru lautannya tengah memandangi pantulan wajahnya sendiri.
Seketika saja, pikiran pemuda itu melayang pada satu momen yang terjadi pagi tadi. Di mana dirinya baru saja meloloskan diri masuk ke area sekolah, kemudian dihadapkan dengan penampakan seorang gadis yang susah payah memanjat tembok pembatas wilayah.
Secara sadar, bibir Naruto menyunggingkan senyuman tipis.
Hinata. Benar, Naruto mengingat namanya. Bahkan, suara manisnya juga masih dapat Naruto bayangkan.
"Hinata ..." sembari melempar handuk ke atas ranjang, Naruto menyebut nama itu. Selepas menutup tubuhnya dengan pakaian, dia keluar dari kamar dan menuju ruang makan.
Di sana, sudah ada sang ibu yang menata makanan di atas meja.
"Sepertinya, suasana hatimu sedang bagus hari ini," Namikaze Kushina berkomentar ketika menyadari anaknya lebih bersahaja dari biasanya. "Apa ada sesuatu yang harus Ibu tahu?" Ia berkacak pinggang.
"Tidak ada. Aku biasa saja." Naruto mengambil duduk dengan santai.
"Tidak. Ibu menghafal gelagatmu," Kushina mendaratkan diri pada dudukan lain. "Apa ada hubungannya dengan nilai ujianmu? Teman-temanmu? Atau jangan-jangan ... tentang seorang gadis?"
Saat mengatakan 'seorang gadis', Kushina menangkap satu perubahan pada wajah Naruto.
"Benar tentang seorang gadis?"
"Ibu ini bicara apa?" Naruto mengelak dengan cepat. Dia meraih potongan makanan untuk mengalihkan pembicaraan. "Umm ..." Naruto tersenyum. "Agak asin."
"Ck, jangan dimakan dulu. Ayahmu masih di kamar."
"Biar saja. Ayah tidak akan protes kalau aku menghabiskan semua makanan ini." Naruto kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Kushina tersenyum. Ibu mana yang tidak senang melihat anaknya dapat makan dengan lahap?
Meskipun Naruto sempat mengatai masakannya asin, Kushina tahu bila sang anak hanya menggoda.
"Ada apa ini?"
Kepala keluarga yang sedang dinantikan kehadirannya, kini datang dan bergabung di meja makan.
"Minato, sepertinya Naruto sudah semakin dewasa sekarang."
"Memangnya, kenapa?"
"Anakmu mulai memikirkan seorang gadis."
"Tidak, itu tidak benar." Naruto membantah dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi [ NaruHina ] ✔
FanfictionKau itu seperti cahaya, Hinata. Sinarmu hanya terjeda, karena malam sedang mengambil alih.