____________________
Teruntuk Harapanku,
Apakah keajaiban itu memang ada?
____________________
.
.
K O M O R E B I
.
Happy Reading
.
.
Selepas menjalani sesi pengobatan, Kurenai memang tidak lagi mengizinkan Hinata lama-lama keluar dari rumah.
Itu sebabnya, saat langit mulai senja, Naruto sudah membawa Hinata untuk pulang.
"Kau tidak ingin mampir dulu?" Hinata bertanya. Dia saling berhadapan bersama Naruto di depan pintu.
Ini adalah tawaran yang baik, tapi, Naruto tahu jika Hinata harus memiliki banyak waktu istirahat dibanding meladeni kebersamaan mereka.
"Aku akan mampir lain kali. Istirahatlah, katakan salamku pada bibi Kurenai dan nenekmu."
Hinata mengangguk pelan. Naruto sudah memintanya segera masuk, namun si gadis masih belum bergerak.
"Ada apa, Hinata?"
Hinata menyentuh topi rajut di kepalanya. Dia ragu untuk masuk dan membuat Kurenai serta Chiyo melihatnya.
Karenanya, Naruto tersenyum. "Tidak perlu terlalu dipikirkan. Tidak ada yang salah dengan penampilanmu. Masuklah, udara sudah mulai dingin."
Hinata pasrah. Setelah Naruto melambaikan tangan dan berjalan pergi, dia membuka pintu dan masuk.
Hinata berhenti melangkah saat mendapati Chiyo duduk sendirian di depan meja pendek.
"Hinata ..."
Hinata mendekat. Dia mengambil bagian di samping Chiyo, duduk bersimpuh dan mencoba tersenyum.
"Apa yang ada di kepalamu?" Chiyo heran karena baru kali ini melihat Hinata memakainya.
"Ini topi, Nenek. Ini adalah gaya baruku sekarang. Apa aku terlihat bagus menggunakannya?"
Chiyo tidak begitu paham dengan selerah anak muda zaman sekarang. Tapi, kalau bertanya tentang pendapatnya, Chiyo akan memberikan jawaban.
"Nenek lebih suka melihat rambut panjang Hinata."
Mata Hinata bergetar. Dia berusaha tidak memperlihatkan kesusahan hatinya.
"Tapi, yang seperti ini sedang banyak dipakai orang-orang seusiaku. Aku juga ingin terlihat bergaya."
Dengan lembut, Hinata meraih tangan tua Chiyo. Dia mengecupnya sangat lama.
Beberapa waktu belakangan, Hinata sadar sudah bertindak sangat buruk pada sang nenek. Dia bahkan pernah memarahinya dan selalu mengeluh untuk masalah yang sebenarnya tidak fatal. Hinata sudah membuat Chiyo merasa sedih dan serba salah selama ini.
Hinata sadar, tidak sepantasnya ia melampiaskan perasaan terlukanya pada Chiyo.
Terlebih, Hinata pernah merencanakan hal yang kejam padanya, dengan berniat mengakhiri semua ini bersama-sama.
"Nenek, maafkan aku karena sering bersikap buruk pada Nenek. Aku menyayangi Nenek lebih dari apa pun. Nenek adalah segalanya untukku. Jadi, terus doakan aku agar bisa selalu menjaga Nenek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi [ NaruHina ] ✔
FanfictionKau itu seperti cahaya, Hinata. Sinarmu hanya terjeda, karena malam sedang mengambil alih.