9

524 77 25
                                    

____________________

Teruntuk Diriku,

Siapa yang salah?

____________________

.

.

K O M O R E B I

.

Happy Reading

.

.

"Aku pulang."

"Selamat datang." Kushina tersenyum singkat. Ia memberi isyarat agar Naruto segera merapat.

Saat sampai di rumah, Naruto mendapati sang ibu tengah berbincang bersama seseorang melalui panggilan telepon, dan kini gagang alat komunikasi tersebut sedang disodorkan padanya.

"Halo?"

"Oh! Naruto, ya?"

Seketika, senyuman Naruto mengembang lebar. Tentu ia masih mengenal suara ini meskipun sudah cukup lama tidak saling bertemu.

"Paman Kabuto! Bagaimana kabar, Paman?"

"Kabar Paman baik sekali. Bagaimana denganmu?"

"Kabarku juga baik. Aku senang bisa mendengar suara Paman, kita sudah lama tidak bertemu."

"Iya, saat itu kamu masih SMP. Sekarang sudah SMA, 'kan?"

"Iya."

"Kamu tumbuh cepat sekali. Oh ya, beberapa hari lalu, Paman juga bertemu dengan ayahmu. Kalian sudah pindah, 'kan? Jika mau, kamu bisa datang ke rumah. Paman tinggal tak begitu jauh dari daerah tempat tinggal kalian sekarang."

"Benarkah? Kebetulan sekali. Baiklah, aku akan datang jika ada waktu."

"Kalau ada waktu? Memangnya, kesibukan apa yang kamu miliki?" Pria dewasa itu tertawa lepas.

"Bukan aku yang sibuk, tapi Paman. Aku akan datang kalau Paman memiliki waktu luang yang banyak."

Kemudian pembicaraan itu terus berlanjut hingga beberapa menit setelahnya.

Saat panggilan berakhir, Naruto langsung menuju kamar setelah sebelumnya saling mengobrol sebentar bersama sang ibu.

Naruto menghempas tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia menatap langit-langit kamar dalam diam dan lama.

Rasa senang beberapa detik lalu karena bisa kembali berbicara bersama seseorang yang dekat dengan keluarganya, perlahan memudar dan berganti menjadi redup.

Naruto mengangkat tangannya dan memandang begitu dalam. Tangan ini ... sebelumnya memberi Hinata pelukan. Dan bibir ini sempat memberinya harapan-harapan yang terbilang besar.

"Kenapa kau sejauh ini? Kenapa selalu sejauh ini?"

Benar. Setelah dipikirkan lagi, mengapa Naruto sampai sejauh ini? Apakah rasa suka bisa membuat seseorang rela berlaku sampai seperti ini?

"Karena rasa kasihan?"

Tidak. Naruto begini bukan karena kasihan pada Hinata. Ada rasa lain.

Ia hanya ingin selalu memberi yang terbaik bagi Hinata.

Astaga, inikah cinta pertama?

Tampaknya, pengaruhnya cukup besar hingga bisa membuat orang rela melakukan segalanya.
.

Komorebi [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang