____________________
Teruntuk Dirimu,
Kau selalu berkata, kenapa sejauh ini?
Itu karena aku ingin melakukan sesuatu bagi dirimu yang terlalu pasrah dengan keadaan.
____________________
.
.
K O M O R E B I
.
Happy Reading
.
.
Hyuga Hiashi menarik napas enggan. Tanpa memperdulikan sosok di depannya, ia berjalan begitu saja.
Naruto merasa tidak terima saat tubuh dewasa itu melewatinya -- seolah dia tidak ada di sana.
"Tuan Hyuga."
Langkah Hiashi terjeda. Naruto mengejar dan kini berdiri tepat di sampingnya.
"Apa lagi maumu?" Dingin, Hiashi berkata. Suaranya tidak besar karena akan berpotensi menarik perhatian. Ia menunggu beberapa mahasiswa pergi melewati mereka, baru setelah itu menatap anak ingusan di dekatnya. "Bukankah sudah kukatakan, pergi selagi aku masih bersabar?"
"Aku tidak ingin pergi sebelum Anda mendengarkan--"
"Tidak ada yang harus kudengarkan dari anak kecil sepertimu." Hiashi menyolot. "Menjauh dariku." Ia berniat melanjutkan kepergian.
"Hikari."
Namun, ucapan itu membuat Hiashi kembali mematung.
"Dia adalah anak dari seseorang yang bernama Hikari."
Dengan raut wajah yang tak bisa dimengerti, Hiashi menoleh.
"Aku yakin Anda mengenalnya. Nyonya Hikari memiliki anak perempuan bernama Hinata dan dia sedang menderita penyakit serius yang harus segera ditangani. Dia tidak akan bertahan bila--"
"Atas dasar apa kau berani berpendapat seperti ini?"
Naruto terdiam sejenak. "Hinata menyimpan foto Anda bersama ibunya," lalu ia melanjutkan. "Dari situ, aku tahu jika Anda memiliki hubungan dengan mereka."
"Namanya Hiashi. Hikari pernah bercerita padaku."
"Anda pernah membantu keluarga Nyonya Hikari yang terlilit hutang, kemudian Anda menjalin hubungan secara diam-diam dengannya."
Kepalan tangan Hiashi mengetat. Raut berang seketika melekat di wajahnya. Ia panik jika ucapan Naruto akan sampai ke telinga orang-orang. "Omong kosong apa yang--"
"Tapi aku datang bukan untuk itu!" Naruto menyambar dengan cepat. "Aku datang untuk Hinata. Aku datang untuk meminta kemurahan hati Anda. Karena kesalahan di masa lalu, dia harus menanggung banyak sekali kesulitan. Dia harus menghadapi segala masalah dan penghinaan."
"Berani sekali kau--"
Seketika, Naruto membungkukkan tubuh. Ia memohon dengan sangat. "Jadi kumohon!" Naruto berkata. "Kumohon, jangan membuatnya semakin menderita lagi. Dia sudah mengalami hari-hari yang berat selama ini."
"..."
Naruto kembali menegakkan diri. "Dan tolong, jangan terus melarikan diri dan mengelak."
"Anak kurang a--" ucapan Hiashi terhenti. Tangannya yang hendak melayang menghantam wajah Naruto, ikut terdiam lantaran beberapa mahasiswa mendapati keberadaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi [ NaruHina ] ✔
FanfictionKau itu seperti cahaya, Hinata. Sinarmu hanya terjeda, karena malam sedang mengambil alih.