12

551 76 13
                                    

____________________

Teruntuk Diriku,

Ini berat, 'kan?

____________________

.

.

K O M O R E B I

.

Happy Reading

.

.

Hinata mengerjap-ngerjapkan kedua mata.

Cahaya silau dari atas, membuat ia meringis dalam usaha mengumpulkan kesadaran.

"Terima kasih."

Telinganya menangkap suara yang tidak asing. Saat berupaya menoleh, Hinata menemukan Naruto sedang berdiri membelakanginya.

Hinata baru menyadari satu hal, dia berada di tempat asing.

Ini seperti--

"Kau sudah sadar?" Naruto menghampirinya. Dengan wajah cemas sekaligus lega, pemuda tersebut ingin memastikan lebih jauh. "Apa ada yang terasa sakit?"

"Kita di mana?" Hinata mendudukkan diri dengan sedikit upaya.

"Di klinik. Tadi, kau tiba-tiba saja mimisan dan pingsan."

Sekarang Hinata ingat. Sebelumnya, dia memang sudah merasa tidak enak badan sejak berada di acara karnaval. Itulah alasan mengapa ia meminta pindah ke tempat yang lebih lengang, supaya bisa menenangkan diri.

"Kau baik-baik saja?" Naruto merasa khawatir karena Hinata hanya tertunduk.

"Kita bisa pergi sekarang?"

"Sebaiknya, kau melakukan pemeriksaan lebih jauh. Perawat bilang, ini mungkin faktor kelelahan dan banyak pikiran, tapi--"

"Aku baik-baik saja," Hinata memotong dengan cepat. Sekarang sudah semakin malam, dia harus pulang.

"Tapi, kau sangat pucat."

Ludah Hinata terteguk dengan berat. "Aku hanya butuh sedikit istirahat. Aku mau pulang."

Naruto tidak bisa menahannya lagi. Dengan usaha sendiri, Hinata sudah beranjak dari ranjang.

.

.

Setelah turun di halte bus, Naruto tetap melakukan tanggung jawabnya mengantar Hinata sampai di rumah.

Dalam suasana sepi ini, sesekali, mata pemuda itu akan melirik-lirik kecil pada gadis di sampingnya, untuk memantau apakah Hinata sungguh tidak apa-apa.

"Aku akan mengganti uangmu."

"Apa?" Naruto merasa heran saat Hinata tiba-tiba membahas tentang uang.

"Untuk biaya di klinik tadi, aku akan--"

"Kau ini bicara apa?" Nada suara Naruto sedikit tidak senang. Dia tidak pernah berniat ingin menuntut apa-apa. "Tidak usah memikirkan itu."

"Tapi--"

"Apa kau sering seperti ini?" Naruto sengaja mengalihkan obrolan sesegera mungkin. Ia sebenarnya merasa penasaran. Sebelumnya, Hinata juga pernah mendadak pingsan di aula olahraga saat jam sekolah.

Resah, Hinata menggigit bibir bawah dengan pelan. Tetapi setelahnya, dia menggeleng. "Tidak. Mungkin aku hanya kurang istirahat belakangan ini."

Naruto melepas helaan napas ringan dari hidung. Entah mengapa, ia merasa Hinata seperti sedang dalam keadaan tidak ingin terlalu banyak ditanya.

Komorebi [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang