____________________
Teruntuk diriku,
Aku tahu, ini bukanlah kehidupan yang kau inginkan.
____________________
.
.
K O M O R E B I
.
Happy Reading
.
.
Hanya denging hewan malam yang menjadi satu-satunya pencipta kebisingan. Sisanya adalah sunyi dan dingin. Berhubung sudah tengah malam, maklum bila tak ada lagi aktivitas yang begitu berarti.
Dibalik selimut seadanya yang membungkus tubuh, Hinata belum bisa terlelap sama sekali.
Sebenarnya, pikiran Hinata sedang berkelana ke mana-mana, dan kejadian tentang kedatangan Naruto yang memberi pertolongan padanya, adalah sesuatu yang terus-menerus membayangi Hinata sampai sekarang.
Kenapa rasanya begitu sama? Mengapa saat melihat Naruto, Hinata seperti terjun pada kenangan sang ibu?
Coba mengenyahkannya, Hinata memutar posisi tubuh. Ia memandangi wajah Chiyo yang tampak begitu teduh. Sosok rapuh ini adalah satu-satunya alasan yang Hinata miliki.
Dengan lembut, Hinata memberi pelukan. Pelukan ini adalah pelukan yang dulu sering Chiyo berikan padanya.
Dan sekarang, Hinata ingin membaginya bersama sang nenek, meskipun ia berharap tidak ada kesedihan atau hal buruk apa pun yang sedang neneknya rasakan.
"Hinata ..."
"Nenek? Maaf, aku tidak bermaksud membangunkan Nenek."
Dengan mata rabun, Chiyo memandangi wajah Hinata.
"Ada apa?" bisikan Chiyo begitu pelan.
Suara paraunya yang lemah, membuat Hinata memberi senyuman.
"Tidak ada. Aku hanya ingin memeluk Nenek." Hinata memberi pelukan yang lebih erat. "Humm ... aroma Nenek hangat dan nyaman sekali. Saat tua nanti, aku juga ingin beraroma seperti Nenek."
.
.
Hinata mengernyit. Saat wajahnya terangkat, yang ditemui adalah Kurenai yang tersenyum memandangi.
"Ada apa, Bibi?"
"Temanmu kemarin, dia sepertinya dekat denganmu."
Topik yang sedikit tidak terduga. Hinata tak tahu kalau Kurenai malah membahas tentang ini.
"Ini pertama kali kau membawa teman ke rumah. Aku yakin, dia pasti cukup spesial. Apa benar dia hanya temanmu?"
"Ya?" Hinata ingin memastikan kembali apa yang dia dengar. "Kami baru saling kenal belum lama ini. Dia kebetulan lewat di sini, jadi meminta untuk mampir."
"Rumahnya di sekitar sini juga?"
Hinata berpikir. Sepertinya, Naruto berkata jika dia tidak tinggal di sekitar sini.
"Tidak."
"Lalu?"
Hinata terdiam. Senyuman Kurenai menjadi semakin lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi [ NaruHina ] ✔
FanfictionKau itu seperti cahaya, Hinata. Sinarmu hanya terjeda, karena malam sedang mengambil alih.