____________________
Teruntuk dirimu,
Mengapa? Mengapa sejauh ini?
____________________
.
.
K O M O R E B I
.
Happy Reading
.
.
Bumi sedang dijatuhi hujan deras sejak sejam lalu. Langit di atas masih sangat gelap, yang menandakan bila cairan tersebut takkan mereda dalam waktu dekat.
Seorang guru sedang menerangkan materi pelajaran di depan sana. Tetapi, bising hujan yang hebat, membuat suaranya teredam begitu sia-sia.
Tak lama setelah itu, bel tanpa berakhirnya sekolah telah menggema. Untuk hal ini, telinga para murid tampaknya menjadi begitu tajam mendengarnya.
"Baiklah, kita sudahi pelajaran hari ini." Guru tersebut harus berseru cukup keras. "Ketua kelas!"
"Berdiri! Beri salam!"
"Terima kasih untuk pelajarannya."
Suasana kelas berubah menjadi riuh setelah kepergian sang guru.
Disebabkan oleh cuaca yang buruk, kebanyakan siswa masih mendiami kelas, atau mungkin pergi keluar untuk bertemu teman-teman.
Di tempatnya, Naruto menghela napas panjang. Di antara murid-murid yang berada di kelas, dia adalah salah satunya. Hujan membuatnya sedikit enggan untuk beranjak.
"Naruto, masih ingin di sini?" Suigetsu yang nampaknya tidak begitu peduli dengan lebatnya hujan di luar sana, terlihat sudah siap untuk pergi.
"Aku masih ingin menetap."
"Kalau begitu, aku duluan."
"Hujan-hujan begini, kau ingin pulang?"
"Aku suka air. Kakiku kuat untuk berlari hingga halte." Setelah mengatakannya, Sugetsu berlalu pergi.
Beberapa menit kemudian, Naruto memutuskan untuk ikut berdiri. Sepertinya, hujan ini tidak akan reda walau ditunggu berapa lama pun.
Lagi pula, Naruto sudah menyiapkan payung dari rumah. Sang ibu yang memintanya berjaga-jaga karena sempat menyaksikan pemberitaan cuaca hari ini.
Saat tiba di tangga yang akan mencapai lantai bawah, pemuda tersebut terdiam. Di bawah sana, ia melihat Hinata sedang mengatur beberapa barang yang berhamburan di lantai.
Alis Naruto mengernyit sangat dalam. Apa dia baru saja mendapat gangguan lagi?
Naruto hendak menghampiri, tetapi sekali lagi, ia hanya terhenti begitu saja.
Tiba-tiba, dirinya teringat mengenai ucapan Suigetsu pagi tadi.
"Oh?"
Alis Naruto mengedik ketika Hinata sudah mendongak dan tersentak menyadari keberadaannya.
Tak ada pilihan, Naruto mencoba memberi senyuman dan berjalan mendekat.
"Biar kubantu." Naruto meraih alat tulis di sana, dan memasukkannya ke dalam tas sang gadis.
"Ini kenapa? Ada yang mengganggumu lagi?"
Ketika Hinata memalingkan wajah dan menunduk, tatapan Naruto menjadi sedikit sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi [ NaruHina ] ✔
FanfictionKau itu seperti cahaya, Hinata. Sinarmu hanya terjeda, karena malam sedang mengambil alih.