Happy reading
Hari ini sedari pagi buta hujan telah turun membasahi bumi. Hawa dingin yang menyertai membuat Mark meringkuk dalam selimutnya. Ia baru saja bangun pukul 6.40. Sesungguhnya perutnya mulai terasa lapar. Tapi ia enggan untuk pergi keluar mencari makan. Siapa yang bisa meninggalkan selimut di cuaca seperti ini?
Mark menarik selimutnya hingga menutupi kepala. Hendak menyambung kembali tidurnya. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Ia menyingkap kembali selimutnya. Lalu bangkit dan meraih ponselnya yang digeletakkan di nakas sisi ranjang. Mark tersenyum kala melihat pesan dari Jeno.
Mark membenarkan posisi duduknya. Ia bergerak mundur dan bersandar pada headbed. Lalu membalas pesan Jeno.
Mark bergegas turun dari ranjang. Ia beranjak menuju kamar mandi. Biar bagaimanapun ia harus terlihat segar dan tampan di depan Jeno. Itulah pemikiran Mark.
Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi. Mark mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Ia mengambil sebuah kaos dari lemari, lalu memakainya. Berjalan menuju cermin, Mark memperbaiki penampilannya. Ia merapikan rambutnya. Setelah selesai Mark menatap sekali lagi bayangan dirinya di cermin. Ia tampak lebih segar, lebih berseri dan lebih tampan.
"Good!" gumam Mark.
Namun kemudian ia terkekeh.
"Mark, lo kenapa segininya sih mau breakfast sama Jeno doang?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Mark geleng-geleng sendiri. Ia lalu beranjak ke ranjang, meraih ponselnya, dan memasukkannya ke dalam saku celana. Setelah itu ia segera menuju apart Jeno. 5 menit yang telah ia janjikan sepertinya sudah terlewat.
°°
Ting-Tong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbour | MarkNo (END)
RomancePunya tetangga ganteng, sedap dipandang mata, tapi ngeselin bin nyebelin itu sebenernya anugrah atau malapetaka sih? #1 MarkNo 18/12/2023 #1 Jenonct 20/01/2024 #1 Marknct 14/03/2024