34. Finally Got You

2K 173 19
                                    

Happy reading

           

     

Beberapa jam sebelumnya.

Hayden dan Fanny berjalan beriringan di lorong rumah sakit. Keduanya datang untuk melihat keadaan Donny. Setelah sebelumnya disadarkan oleh Naja, dan didesak oleh sang istri, akhirnya pintu hati Hayden terbuka. Sesungguhnya ia bukannya tak pernah memikirkan Donny. Bagaimanapun pemuda itu adalah darah dagingnya. Hanya saja, rasa bersalah dan juga cinta yang begitu besar terhadap Fanny membuatnya menutup hati terhadap pemuda itu.

Fanny membuyarkan lamunannya dengan menepuk lengannya yang menggandeng wanita itu dengan erat. Hayden menoleh, lalu Fanny menunjuk ke sosok wanita yang tengah duduk termenung di depan ruang ICU. Hayden menatapnya dari kejauhan dan tertegun. Wanita itu nampak berbeda dari belasan tahun lalu saat mereka terakhir bertemu. Tania kini nampak sangat kurus. Blouse yang ia kenakan nampak kebesaran di tubuh kurusnya itu.

Hayden menghentikan langkahnya. Ia menoleh pada sang istri.

"Kamu yakin?" tanyanya.

Sebelumnya saat di apartemen Jeno, Fanny bersikukuh ingin menemani Hayden menemui Tania dan melihat keadaan Donny. Ia ingin memberikan dukungannya pada wanita yang dulu ia kenal dengan baik itu. Hayden sempat melarangnya karena takut hatinya akan terluka. Namun Fanny terus mendesaknya. Biar bagaimanapun ia seorang ibu. Ia bisa merasakan kesedihan yang tengah dialami oleh Tania.

"Yakin, Kak. Ayo, jangan mengulur waktu lagi. Donny dan Kak Tania butuh Kakak," ucapnya lembut.

Hayden menatapnya kagum. Sejak dulu awal mengenal Fanny, ia selalu dibuat takjub oleh kelembutan hati istrinya tersebut. Apalagi setelah ia membuat sebuah kesalahan besar, dan Fanny mau memahami serta memaafkannya, semakin besarlah kekaguman yang Hayden rasakan. Ia merasa sangat beruntung. Karena wanita seperti Fanny yang menjadi pendamping hidupnya.

Hayden mengecup kening Fanny beberapa saat.

"Terima kasih ya," ucapnya.

Fanny mengernyit.

"Untuk?"

"Karena wanita hebat seperti kamu mau bertahan hidup bersama pria brengsek seperti aku."

"Kak.. Kakak ngomong apa sih? Kakak itu pria terbaik yang aku punya."

Hayden kembali tersenyum.

"Dan kamu wanita paling luar biasa yang aku punya."

Fanny turut tersenyum.

"Ayo, kita temui Tania."

Fanny mengangguk. Lalu keduanya melanjutkan langkahnya mendekat pada Tania.

"Tania," sapa Hayden.

Wanita yang tengah melamun itu mendongak. Ia sangat terkejut kala menjumpai Hayden dan Fanny berdiri di hadapannya.

"H-Hayden? Fanny?"

"Iya, Tania. Ini kami," ucap Hayden.

"Sedang apa kalian disini? Apakah ada yang sakit?"

"Iya, kau benar. Ada yang sedang sakit."

"Siapa? Bu Lana? Atau Jeno?"

"Anakku."

"Jeno? Ada apa dengan dia? Apa sesuatu terjadi sama Jeno?"

Hayden menggeleng.

"Bukan Jeno, tapi Donny."

Neighbour | MarkNo (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang